01. Angkasa Dan Benua

9.9K 636 6
                                    

Happy reading ....

Ketika ku membuka mata, nyatanya
kamu tidak ada.

— NOT YOU // BROTHERSHIP —

.

.

.

.

Sosok pemuda yang terbaring di atas ranjang dengan wajah pucat itu perlahan mulai membuka matanya. Mata bulatnya mengerjap perlahan, menyesuaikan cahaya menyilaukan yang masuk ke retinanya.

Setelah terbuka sempurna, barulah ia merasakan rasa pusing yang luar biasa, juga sekujur tubuhnya yang terasa sakit. Sebenarnya, apa yang terjadi padanya?

Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, bau obat-obatan menyeruak seketika di indra penciumannya. Tempat ini, begitu asing bagi Angkasa. Selanjutnya, ia bisa melihat pintu ujung ruangan ini yang dibuka oleh seseorang.

“Sayang, akhirnya kamu bangun juga. Terima kasih Tuhan, terima kasih,” ucapnya dengan penuh bahagia, sambil tergesa-gesa menghampiri ranjang putranya. Kemudian jarinya bergerak cepat menekan tombol nurse call yang ada di atas ranjang.

“M–ma, Mama.”

“Iya sayang, ini Mama. Kamu ada yang sakit? Sebentar ya, dokter segera ke sini.” Dita—sosok ibu dari Angkasa itu menangis haru, sambil tak henti-hentinya mencium punggung tangan sang putra yang terbebas dari infus.

“Terima kasih, sayang. Terima kasih sudah mau kembali,” lanjutnya.

Angkasa benar-benar belum bisa mencerna apa yang terjadi sekarang. Tubuhnya terasa lemah, bahkan hanya untuk menanyakan apa yang terjadi pada dirinya saja, rasanya ia belum mampu.

Sampai akhirnya, ada satu dokter dan beberapa perawat yang masuk untuk memeriksa kondisi Angkasa.

“Gimana, Dok. Kondisi anak saya?”

Dokter itu tersenyum simpul sambil berkata, “Kondisi Angkasa sudah jauh lebih baik juga stabil. Tinggal istirahat yang cukup untuk pemulihan. Juga, jangan terlalu banyak pikiran dulu.”

“Baik kalau gitu, saya permisi mau cek pasien lain.”

“Iya, terima kasih, Dok.”

Dengan senyum yang terus terukir, Dita mendudukkan dirinya di kursi kecil yang ada di samping blangkar yang putranya tempati.

“Sayang, kamu istirahat lagi ya biar cepat sembuh,” ucapnya pada sang putra yang kini masih setia menatapnya dengan tatapan bertanya.

Menyadari hal itu, kini Dita kembali berkata, “kenapa, hm?”

“M–ma, kenapa aku ada di sini?” tanya cowok itu yang terdengar sangat pelan.

Dita membelai surai hitam Angkasa dengan lembut, tersenyum sendu kemudian. “Kamu abis kecelakaan, sayang.”

☘☘☘

*Flashback

Angkasa terlihat kesal tatkala banyak gadis-gadis yang menghalangi jalannya untuk keluar dari gerbang SMA GARUDA. Bukan tanpa alasan, Angkasa sangat hafal kalau di depan sana sudah pasti ada kakaknya—Benua yang sengaja tebar pesona pada banyak wanita.

Benar saja, ketika Angkasa bisa melihat wajah Benua, cowok yang lebih tua satu tahun darinya itu kini tengah tersenyum manis di dalam mobilnya sambil tangannya melambai pada gadis-gadis ini.

NOT YOU || BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang