17 -tantangan dan janji

30 4 0
                                    

Hayy, balik lagi-!

Jangan lupa vote dan banjirin kolom komentar dengan komen" kalian yaa-!

Happy reading♡

*

*

*

*

*

"ELARA KATANYA SUKA SAMA L-"

Hhmpph

Vanessa setan!

Maki Elara. Sepertinya Vanessa merupakan satu spesies dengan Zerin, suka sekali ceplas ceplos.

"Hah? Suka paan?" Yang bertanya malah pangeran, mewakili rasa penasaran Bima.

Vanessa memaksa membuka bekapan Elara darinya, Elara memelototkan matanya, mengkode Vanessa untuk tidak mengatakan yang tidak-tidak

"S-sukaa.., suka..ah! Suka dipeluk Bima katanya!"

Anjing!

Ups..

Ingin sekali rasanya Elara melempar gadis itu ke jurang. Kalau ini mah sama aja! Sial, Bima nanti pasti akan ke-geeran.

"Maksud lo?" Bima kebingungan. Tidak, lebih tepatnya, blank. Masih tidak percaya dengan ucapan Vanessa barusan. Sialan, pipinya memanas sekarang.

"Lo apa-apaan sih Van! Itu mah sama aja anjir! Nggak usah bilang yang bukan fakta!" Bisik Elara geram. Gerakan tangannya seperti ingin meremas kepala Vanessa.

"Iiih! Lo nggak usah ngelak Ra, tadi kan, lo yang ngaku sendiri" elaknya memberi alasan.

"Itu kan gue nanya!"

"Tapi pertanyaan lo udah jelas-jelas menjurus kesana, Elara!"

"Lo-, ck! Hhiihhh!!" Elara kelewat geram. Vanessa merasa puas saat melihat sahabatnya itu tidak bisa membalas kata-katanya.

Elara menghela napas, "nggak usah mikir macem-macem. Vanessa cuma bercanda doang tadi" bantah Elara dengan wajah datar.

Bagaikan setelah dibawa melayang tinggi ke langit, lalu dihempaskan begitu saja ke bumi. Bima memalingkan wajahnya dan menghela napasnya kasar sejenak.

"Yaudah. Ra, tadi ini gue beli lagi steaknya. Abisin, gue tahu tadi lo baru makan setengah" titah Bima mengalihkan pembicaraan, sambil membuka bungkusan steak tersebut.

Elara tertegun, tidak menyangka Bima sepeduli itu terhadap dirinya yang tidak menghabiskan makanannya tadi, kebetulan sekali dirinya masih lapar sekarang.

Saat ingin melahap makanannya, sebuah teriakan yang berasal dari pintu kelas mengganggu dirinya menikmati suapan pertama makanan kesukaannya.

"WOI! WOI! HASIL ULANGAN BAHASA INGGRIS UDAH KELUAR NIH!" Teriak sang ketua kelas.

"Nggak usah pake teriak-teriak bisa nggak sih, Ril? Sumpek telinga gue anjir!" Protes anak lainnya.

Tidak peduli dengan protesan temannya, dia lalu membacakan siapa-siapa saja yang remedial di mata pelajaran ini.

Bima gelisah setengah mati, saking tegangnya, dia menajamkan pandangannya dan mendatarkan wajahnya sedatar-datarnya.

"Bima!"

Deg

"Nilai lo 35"

"...."

Bima terdiam. Rasanya dia ingin pingsan saja, kepalanya sudah mendidih. Dia ingin memastikan sesuatu agar dirinya merasa lebih lega.

BIMASAKTI DAN RATUNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang