Sepuluh

22 2 0
                                    





*

Julia dan Vivi sedang berjalan bersama pulang ke rumah mereka yang searah itu. Diperjalanan Vivi dengan mulut radionya tidak pernah berhenti berbicara, Julia hanya diam mendengarkannya tapi tidak hari ini. Pikirannya melayang jauh pada hal dan sesuatu yang selalu mengganggu pikirannya sejak kemarin.

"Menurut lu gimana?" Vivi menoleh ke arah Julia tanpa ekspresi menatap lurus ke depan. Namun berbeda kali ini, Julia sangat nampak sedang memikirkan sesuatu

"Lu mikirin apa deh?" Tanya Vivi kemudian

"Oh.. eng.. gak ada"

"Gue ngomong apa coba?"

Julia terdiam sesaat lalu menoleh sebentar ke arah Vivi

"Gue gak ada keberatan kalo lu memang mau tinggal di kost gue, biaya kost juga bisa gue tanggung tapi soal makan gantian ya" ucap Julia kemudian membuka pintu kostnya

"Lah nyimak lu dari tadi?"

"Kuping gue bisa ngedenger otomatis kok"

"Gue kira lu lagi kepikiran sesuatu gitu"

Julia diam menatap Vivi yang tengah rebahan di atas kasurnya. Beberapa lama mereka diselimuti hening sampai Vivi yang kaya radio pun terdiam

"Gue mau tanya sama lu V"

"Apa?" Tanya Vivi penasaran

"Lu udah lama temenan sama Arfi?"

Vivi memiringkan kepalanya sedikit merasa heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Julia. Mereka belum berteman cukup lama namun kali pertamanya Julia merasa penasaran akan sesuatu hal

"Gue, Arfi sama Gracia itu temenan dari SD"

Julia tidak lagi mengatakan sesuatu, ia hanya duduk didekat jendela

"Kenapa emang Jul?" Tanya Vivi lagi

"Gak ada apa apa, gue mau beli ketoprak, lu mau nitip?" Tawar Julia yang diangguki oleh Vivi. Julia berjalan keluar sendirian membeli makanan yang ia inginkan. Sedangkan Vivi sendiri merasa heran akan sikap Julia yang tiba tiba berubah itu.

Dua bungkus ketoprak lengkap dengan minumannya sudah ada ditangan Julia. Ia sedikit buru buru karena khawatir akan keberadaan Vivi di kostnya. Vivi adalah satu satunya makhluk yang kepo akut menurut Julia. Ia tidak ingin Vivi menggeledah seluruh isi kamar kostnya.

Langkahnya melambat saat suara bising masuk ke indra pendengarannya. Semakin lama semakin mendekat, ia menoleh ke belakang didapati kendaraan besar beroda dua yang suaranya sangat tidak santai

"Lu mau kemana Jul?" Tanya Arfi membuka kaca helmnya saat ia berhenti didepan Julia

"Mau ke kost gue"

"Loh kok sama sih? Jangan jangan kita jodoh"

Julia menatap Arfi dengan tatapan aneh lalu melanjutkan langkahnya kembali. Seberapa jauh ia berjalan hampir sampai di kostnya ia menyadari satu hal kemudian ia menoleh ke belakang

"Kenapa berenti lu?" Tanya Arfi

"Kenapa di dorong motor lu?"

"Biar jalan bareng aja kita gitu.."

Kali ini Julia menatap Arfi dengan tatapan herannya. Kenapa ada manusia seperti ini, bagaimana dia terlahir dan apa yang salah dari dirinya

"Juli.. itu softex lu udah gue cuciin tinggal lu buang aja"

Baru aja buka pintu langsung disambut dengan ucapan yang membuatnya menarik nafas dalam dalam.

"Lu lagi mens Jul?" Kali ini Arfi bertanya membuat Vivi menoleh ke arahnya

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang