*Acara masa orientasi siswa berlangsung, semua peserta mos di bariskan dilapangan sekolah. Mereka mengenakan topi bola plastik, tas plastik, tali sepatu berbeda warna, dan lain lain. Didepan mereka barisan anggota osis dan kakak pembina telah berdiri. Diantaranya ada Vivi, Arfi, Agus, serta Natalia. Ke empatnya masuk 3 hari lebih awal dari liburan kenaikan kelas. Diantara peserta mos, berdirilah peserta wanita yang cukup tinggi dibanding peserta wanita lainnya, dia adalah Okta. Hari pertama mos Okta sudah menjadi bahan perhatian bagi peserta lainnya.
"Selamat pagi adik adik, perkenalkan saya Edo selaku ketua Osis dan sebelah saya ada Fallen selaku wakil ketua Osis mengucapkan selamat datang di sekolah tercinta kami........"
Ketua osis terus memberikan pidatonya hingga beberapa lama. Intruksi pembagian kelas untuk mereka pun dilakukan. Sama seperti kakak pembina lainnya, Natalia, Arfi, Agus dan Vivi membagikan sepucuk surat kecil untuk pengelompokkan kelas mereka
"Di dalam surat kecil ini, ada dua belas warna yang akan digunakan untuk pembagian kelas selama kalian mengikuti masa orientasi siswa ini. Silahkan dibuka kertas kecilnya.." seru ketua osis. Satu persatu peserta membuka surat kecil tersebut, Okta mendapatkan warna kuning. Itu artinya Okta berada di kelas kuning.
"Jika sudah tau warna kalian, silahkan naik ke lantai dua gedung di belakang kalian. Masing masing kelas sudah tertulis warna dari dua belas warna tadi.."
Peserta membubarkan diri, Okta berjalan menuju kelasnya. Gak mudah bagi Okta menemukan kelasnya karena kelasnya berada tepat di dekat tangga yang artinya itu adalah kelas kakaknya, Gracia. Berjumlah 20 peserta dalam satu kelas, Okta duduk sendirian. Ia melihat ke sudut kelas lainnya, seorang peserta laki laki juga duduk menyendiri di pojok kelas. Ia terlihat cemas dan takut, entah apa yang membuatnya seperti itu.
Tiga orang kakak pembina masuk ke kelas Okta, melihat itu Okta tersenyum senang karena kakak pembinanya adalah Arfi dan Natalia sedangkan satu lagi rekannya adalah Fahrie, anggota osis kelas dua.
"Nat, lu kenalin diri duluan deh.."
Natalia berdiri di depan kelas lalu tersenyum
"Perkenalkan, nama kakak Natalia, dan yang duduk disana namanya kak Arfi sedangkan ini namanya kak Fahrie. Kami bertiga adalah kakak pembina untuk kelas kuning selama mos ini.."
Para peserta menganggukkan kepalanya, beberapa ada yang bertepuk tangan
"Malah tepuk tangan, emang menang lomba" gerutu Arfi. Tatapan Arfi lurus menuju ke belakang kelas
"Eh, coba dong kenalin diri satu persatu maju ke depan" ucap Arfi
"Ah, iya boleh tuh. Kenalin diri kalian, dan dari mana sekolah asal kalian ya!" Seru Natalia
"Mulai dari yang belakang tuh, yang jangkung!" Ucap Arfi. Okta berdiri lalu maju ke depan dengan senyum riang
"Halo, nama aku Patricia Ellizabeth Okta atau panggil aja Okta juga nengok kok, aku berasal dari skeolah SMP CinderaKasih"
"Adenya Gracia ya?" Celetuk Arfi membuat Okta tertawa kecil
"Iya ih kakak mah"
"Rahasia badan bisa tinggi gini apa nih? Bagi bagi dong sama kakak biar bisa tinggi juga badannya" ucap Natalia bercanda
"Dari lahir deh gini kak, gak tau juga. Mungkin dulunya aku tuh suka makanin bambu kali ya"
"Widih cantik cantik kok makan bambu kaya panda aja" celetuk salah satu peserta membuat kelas menjadi ramai tertawa. Okta hanya tertawa menanggapi hal itu lalu ia diperbolehkan duduk di kursinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School
فكاهةMenceritakan tentang kehidupan SMA mulai dari kisah percintaan, cinta segitiga, keluarga dan persahabatan. Beberapa kisahnya diambil dari kisah nyata yang pernah benar benar terjadi. Selebihnya ngarang dan absurd. Thank u!