*Hari ini adalah hari jumat, dan hari terakhir peserta orientasi siswa menjalankan masa orientasi mereka. Hari ini juga sekaligus menentukan bagi mereka pembagian kelas masing masing. Fahrie datang membawa selembaran kertas berisi data data peserta di kelasnya
"Bang, pembagian kelas mereka udah di siapin nih"
Natalia melihat itu lalu mengambilnya dari tangan Fahrie. Ia membaca semua nama nama peserta
"Okta masuk kelas 7-1 Fi" ucap Natalia
"Mana gue tau lu yang baca disitu"
Pandangan Arfi teralih pada dua anak kembar yang duduk diposisi tengah kelas. Arfi berdiri menghampiri mereka
"Kalian, siapa nama kalian coba?"
Keduanya menoleh ke arah Arfi, benar benar kembar persis. Dari warna kedua matanya, alis, bibir semuanya hampir serupa
"Aku Nove kak"
"Kalo aku Novi"
Arfi hanya menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum gemas melihat keduanya yang begitu akrab dan akur selama menjalani masa orientasi ini
"Yang kakak yang mana?"
"Aku kak" ucap Nove
"Kalian selisih berapa lama?"
Nove dan Novi saling tatap kemudian menatap Arfi kembali
"Gak tau kak, kita gak pernah tanyain ke mamah kita deh. Mungkin nanti kita tanyain deh" ucap Novi
"Kalo udah tau nanti aku kasih tau ke kakak deh" ucap Nove
Arfi tertawa sambil menggelengkan kepalanya saja
"Oke, lanjut lagi bikin ceritanya ya"
Keduanya hanya menganggukkan kepalanya lalu Arfi kembali ke mejanya lagi. Natalia yang sudah duduk di samping Okta sedikit mengilirik ke arah tulisan Okta. Ia membaca beberapa paragraf disana. Di hari terakhir ini Arfi memang menyuruh semua peserta untuk mengarang cerita apapun temanya tetapi Okta terlihat sedang menulis apa yang ia pernah alami.
Bercerita tentang seorang adik tiri yang mengagumi kakak tirinya sendiri. Ia ingin selalu dekat dengan kakak tirinya namun kakak tirinya selalu menutup diri. Okta begitu serius menulis ceritanya sampai jam pelajaran pertama habis. Itu tidak berarti apa apa memang di sekolah mereka sudah diprogram akan ada bunyi bel sekolah setiap 40 menit sekali. Kecuali jam istirahat
Di tempat lain, Julia yang baru terbangun dari tidurnya mengerjapkan kedua matanya. Ia melihat Vivi sudah tiada di kasurnya. Julia kemudian bangun, membereskan tempat tidurnya, lalu lanjut membereskan alat makannya, mencucinya kemudian Julia menjemur pakaian yang kemarin baru ia rendam di ember. Kegiatan yang cukup melelahkan untuk pagi hari.
"Jul, sarapan dulu nih.."
Julia menoleh mendapati Vivi sedang menaiki tangga
"Oh iya"
"Lu abis ngapain?"
"Ngejemur baju"
Vivi memperhatikan pakaian yang di jemur oleh Julia. Kaos, kemeja, celana, serta seragam sekolah ada disana.
"Ember satu lagi gak lu jemurin disini juga?"
Julia menatap Vivi malas
"Itu isinya pakaian dalam, masa dijemur di luar juga"
"Loh terus?"
"Di dalem, di atas dapur ada celah dikit buat ke atas. Itu gue jemurnya disitu"
Vivi menganggukkan kepalanya. Rupanya Julia sangat menjaga privasi sekali. Julia dan Vivi sarapan bersama. Sesekali Julia memperhatikan Vivi yang sedang makan. Ia ingin bertanya satu hal namun selalu ia urungkan. Kali ini mungkin ia akan mencobanya
KAMU SEDANG MEMBACA
High School
HumorMenceritakan tentang kehidupan SMA mulai dari kisah percintaan, cinta segitiga, keluarga dan persahabatan. Beberapa kisahnya diambil dari kisah nyata yang pernah benar benar terjadi. Selebihnya ngarang dan absurd. Thank u!