Ke dua puluh dua

0 0 0
                                    




*

Satu persatu murid menyingkir karena dua alumni murid yang terkenal sebagai pelaku bullying berjalan di antara mereka. Keduanya masuk ke dalam suatu kelas seketika kelas tersebut hening. Keduanya mencari cari seseorang. Target locked tanpa basa basi mereka menghampiri target mereka

Vivi yang duduk di sebelah Julia langsung menegang saat menyadari dua murid perempuan alumni sekolahnya menghampiri mereka dengan cepat

"Eh guys--"

"Minggir lu!" Ucap Indri menyingkirkan Agus yang sedang duduk di atas meja membelakangi mereka. Agus turun dari meja lalu duduk di kursi. Gracia menoleh melihat memperhatikan Angel. Angel sempat melirik ke arah Gracia namun bukan ia target sesungguhnya

"Heh! Lu yang namanya Julia?" Sargah Indri

"Hm.." saut Julia

"Ngomong! Gagu lu!" Ucap Indri teriak. Beberapa murid memutuskan untuk meninggalkan kelas kebetulan ini sudah jam akhir dari pelajaran

"Ya.." jawab Julia dengan wajah datar, tatapan datar tanpa gentar. Padahal Vivi sudah ketakutan, Gracia hanya melirik ke arah keduanya, Agus sibuk memberi kabar pada Arfi bahwa :

To : Sengklek

"Cok! Ini bini lu beradu sama mantan bini lu! Cepet dateng sebelum bom hiroshima pindah ke indonesia cok!"

Namun naas, hanya ceklis dua di dapatkan Agus tanpa ada balasan apapun.

Sengklek sengklek monolog Agus dalam hati

"Enak ya mesrah mesrahan sama pacarnya temen gua?" Ucap Indri

"Mantan maksud lu?" Ucap Julia

Indri kepancing emosi ia menarik kerah baju Julia

"Jangan macem macem sama gue, bisa gue abisin lu disini juga" bisik Indri mengancam. Bukan Julia namanya bila hanya ancaman seperti itu ia takut malahan ia menatap Angel, tatapan seakan meremehkan nyali Angel demi menghampiri adik kelasnya ia sampai membawa teman

"Eum.. maafin temen aku kak, dia emang orangnya--"

"Gue gak ngomong sama lu culun!!" Bentak Indri sampai terdengar keluar kelas. Vivi diam, ia hanya menundukkan kepalanya. Tidak bagi Julia, baginya Indri sudah melakukan kesalahan yang fatal. Julia berdiri ia melepas paksa cengkraman Indri di kerah bajunya sampai dasi dan beberapa kancing bajunya terlepas. Indri terkejut bagaimana bisa ia memiliki tenaga sebesar itu

"Kalo lo berdua merasa punya urusan sama gue, ke gue! Jangan pernah lo bawa bawa temen gue!Gue gak sepengecut dia!" Ucap Julia sambil menunjuk ke arah Angel

"Kurang ajar lo!" Indri melayangkan tangannya hendak menampar Julia namun itu sia sia saja karena Julia dapat menahan pergelangan tangan Indri dengan mudah. Nafasnya mulai tak beraturan. Indri meringis merasakan pergelangan tangannya di cengkram kuat oleh Julia. Indri berusaha berontak namun semuanya sia sia bahkan cengkraman Julia semakin kuat. Indri mulai kesakitan ia menatap Angel

"Lepasin dia" ucap Angel

"Gue gak menerima perintah dari siapapun!" Ucap Julia. Angel menangkap tatapan Julia, tatapan dingin, tanpa belas kasih, tatapan amarah yang mendalam. Lagi, Angel merasa nyalinya ciut seketika.

"Lepasin tangan gue, jalang!" Ucap Indri, ia mulai mengeluarkan air matanya. Tapi Angel masih terdiam menatap Julia yang masih menatapnya. Julia melepaskan cengkeramannya dengan sedikit mendorongnya membuat Indri terhuyung ke belakang hingga terjatuh di lantai. Indri meringis, ia memegang pergelangan tangannya. Ceplakan merah keunguan terlihat jelas disana. Indri menatap Julia, sama dengan Angel ini pertama kalinya ia merasa nyalinya ciut dan kalah yang bahkan tanpa perlawanan sekalipun Julia mampu membuat Indri tak berdaya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang