- chapter 01

5 1 0
                                    

[BUKU]

°°°

Sinar matahari menelusup masuk melalui tingkap tingkap jendela, bau bunga Lily mulai menyeruak di penciuman. Wangi asap bunga melati yang di bakar memenuhi kamar yang sekarang di tempati oleh seorang pria bertubuh kekar yang masih tidur dengan pulas tanpa pakaian bagian atas di ranjang besar yang berada di tengah ruangan kamar.

Merasa bahwa bau wangi asap bunga melati yang di bakar mengganggu tidurnya, pria itu perlahan duduk dan melihat siapa yang berani menganggu tidur nya untuk pagi ini.

"Kenapa pagi sekali putri Rosalie?" Manik biru itu terlihat bersinar saat cahaya matahari menerpanya. Wajah pucat pria itu terlihat lebih bersih saat di pagi hari. Bibir tipis nya ikut memucat karna cuaca yang sangat dingin, rambut nya yang berwarna hitam legam dan teracak acak itu tidak menghilangkan aura bangsawan nya.

"Pangeran, kau akan menjadi seorang raja. Apakah pemimpin dari kerajaan ini akan bangun di siang hari seperti biasa? Cobalah untuk terbiasa bangun lebih pagi untuk makan bersama," ucap wanita itu seraya menaruh bunga Lily yang ia pegang ke dalam vas bunga.

"Aku tahu itu, tapi ini masih sangat pagi. Aku masih mengantuk, biar kan aku tidur sebentar lagi," pria itu kembali membaringkan badan nya dengan nyaman.

"Kau pria yang buruk pangeran, pagi ini adalah acara pertunangan kita, apakah kau lupa?" Wanita itu menyibak pelan surai coklatnya yang panjang agar tidak menutupi pandangan nya untuk menata bunga lily yang ada di vas.

Mendengar penuturan itu pria tersebut menegakkan tubuhnya dengan cepat. Ia langsung turun dari ranjangnya dan berjalan menuju wanita yang ia panggil putri Rosalie itu. Memeluk tubuh mungil wanita itu dari belakang, mendekap nya dengan erat.

"Maaf Rosalie, aku lupa. Semalam aku berlatih pedang sampai pagi bersama Wilger," bisik nya pelan di telinga Rosalie.

Rosalie berbalik. Menatap pria yang memeluknya dengan sedikit mendongak. Ia menatap manik biru itu, manik yang memancarkan ketenangan. Rosalie suka dengan manik mata itu, manik mata itu bisa membuat nya terhanyut, bahkan tenggelam di dalam ketenangannya.

"Sekarang bersiap lah pangeran Wilder, aku menunggu mu di ruang jamuan pagi. Semua keperluan mu akan aku persiapkan," ucap Rosalie dengan senyum manisnya.

"Kau calon istri yang baik Putri Rosalie," Wilder mengusap kepala Rosalie singkat, dan pergi untuk menuruti perintah calon istri nya itu. Sebelum pergi ia menyempatkan mencium singkat pipi Rosalie.

Rosalie tersenyum, "aku mencintaimu pangeran, sangat mencintai mu. Aku harap cinta mu pada ku sama besar nya seperti cinta ku pada mu," gumam Rosalie.


°°°

Sejak Wilder datang ke ruang jamuan pagi, Semua tatapan mengarah padanya. Sekarang ia merasa seperti orang asing di hadapan keluarga nya sendiri. Mungkin karna ia tidak sering ikut jamuan pagi sebelumnya, walaupun ia ikut di jamuan pagi, itu pasti paksaan dari orang tua nya.

"Apakah kalian punya masalah dengan adanya keberadaan ku di sini?" Tanya Wilder ketus.

"Tidak putra ku, kami tidak ada masalah dengan keberadaan mu di sini. Bahkan kami senang jika kau ingin mengikuti jamuan pagi," jawab Helcia--ibunya-- dengan tersenyum hangat.

"Hanya saja seperti sebuah kemustahilan kau duduk di sini bersama kami tanpa paksaan," ujar Arion--ayah nya--dengan terkekeh.

"Kakak, seperti nya kau sakit hari ini," Ucap Wilger diiringi tawa mengejek. Apakah seaneh itu jika ia mengikuti jamuan pagi?.

decisive timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang