- chapter 02

4 1 0
                                    

[MASA LALU]

°°°

Wilder membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan kasar. Seperti biasa, hari yang melelahkan.

Pagi akan segera tiba, ia tidak memiliki waktu untuk tidur. Sejak pagi ia bekerja bersama ayah nya mengurus lahan lahan yang akan di buka untuk para rakyat. Dan itu menghabiskan waktu sampai sore tiba.

Tidak hanya itu, ayah nya juga memandu nya tentang masalah apa saja yang akan di hadapi seorang pemimpin. Mulai dari masalah kerajaan, sampai masalah di luar kerajaan. Tentang bagaimana ia harus mengatur waktunya dan lebih mengutamakan kepentingan kerajaan di banding kepentingannya sendiri. Lebih bijak dalam menggunakan kekuasaan dan kepemimpinan.

Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan masalah kerajaan, tetapi ia tidak menyangka bahwa menjadi seorang penerus raja adalah suatu permasalahan yang rumit. Ternyata pekerjaan yang ia lakukan sebagai seorang pangeran tiada artinya jika di bandingkan dengan pekerjaan yang di lakukan seorang raja. Ia sangat kagum kepada ayah nya yang bisa membuat kerajaan Eisiger Wind makmur dengan mudah, bahkan lebih cepat di banding perkembangan kerajaan kerajaan lain.

Wilder menutup matanya, membuka nya lagi. Ia baru mengingat tentang buku yang ia temukan di ruang percobaan. Ia berpikir sejenak, mengingat di mana ia meletakkan buku itu.

Wilder melihat rak buku nya, yah ia menaruh buku itu bersama buku bukunya yang lain. Ia berjalan menuju rak bukunya, mengambil buku itu, dan duduk di kursi yang berada di samping rak.

Wilder membaca ulang buku tebal itu, ia membuka halaman terakhir. Tidak ada panduan yang tertulis di buku itu.

Tangan nya meraih pena bulu yang berada di dalam wadah tinta. Mengetukkan ujung nya agar tidak terlalu banyak tinta yang dapat menyebabkan kerusakan pada kertas.

Wilder menggeleng kan kepalanya, "Wilder, apa yang membuat mu percaya pada buku ini," Wilder kembali menaruh pena bulu nya.

Wilder mengambil pena bulu itu lagi, "aku tidak percaya pada buku seperti ini," Ucap nya.

Wilder mulai menulis apa yang sekarang terpikir oleh nya.

"Aku... Ingin... Hidup... Tenang... Dan sederhana... Tanpa... Tanggung.... Jawab... Besar... Sebagai... Seorang... Raja...," Wilder menuliskan kata demi kata.

"Dan... Hidup... Bahagia... Bersama... Rosal--"

"Pangeran?" Panggilan itu membuat Wilder menghentikan kegiatannya. Mengangkat pandangannya melihat orang yang mengganggunya di pagi hari seperti ini.

"Rosalie?Ada apa?" Wilder berdiri dan menghampiri nya.

"ayah memintaku membangunkan mu, dan Ayah memanggil mu ke kamar nya pangeran."

Wilder mengecup singkat kening Rosalie,"sepertinya mulai sekarang aku akan mendapat pembangun tidur yang baik," ia menggiring Rosalie keluar dari kamarnya.

Saat Wilder dan Rosalie melangkah kan kaki keluar melewati pintu, angin bertiup dengan kencang, entah dari mana.

Menorah yang berada di kamar Wilder berjatuhan. Membuat nya dan Rosalie terkejut karna suara keras itu.

Penjaga yang berada di ambang pintu kamar Wilder langsung bergegas memasuki kamar. Menegakkan menorah yang berjatuhan

"pangeran...?" Rosalie mulai khawatir melihat lilin lilin itu membakar benda benda di sekitarnya.

Mendengar suara riuh itu, membuat penjaga penjaga lain berdatangan.

"Pangeran, kami akan mengurus ini," ucap salah satu penjaga yang baru datang.

decisive timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang