- chapter 03

4 1 0
                                    

[DUNIA BARU]

°°°

Malam yang dingin tidak membuat pria itu goyah untuk terus berada di luar rumah. Salju putih tidak henti hentinya turun dari langit, menyelimuti semua yang ada di bawah nya. Pohon pohon, rerumputan, bahkan sungai pun mulai membeku.

Wilder memikirkan banyak hal. Dan tentunya berpikir bagaimana bisa kembali ke masa depan? Ia harus kembali, ada Rosalie yang menunggu nya besok, dan juga para rakyat pasti sangat menantikan penobatannya.

Tapi apa? Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Tidak ada tanda jalan keluar dari masalah ini. Buku sial itu membawanya ke masalah yang sangat besar.

Dan juga ia berpikir, kenapa harus ke masa lalu? Bahkan 200 tahun lama nya sebelum dirinya lahir. Apakah hanya ada 1 Rosal selama 200 tahun terakhir, Sangat tidak masuk akal. Ternyata tidak ada bedanya ia hidup di masa lalu dan masa depan, semua masa ini dapat membuat otak nya tertekan.

Rosal yang melihat Wilder terus berdiri di luar sejak tadi pun berniat mengajak pria itu masuk.

"Tuan, apakah kau akan terus berdiri di luar sampai badan mu membeku? Masuk lah, tetapi jika kau ingin tidur di luar aku tidak masalah."

Wilder berbalik, "sudah aku bilang, panggil aku pangeran!" Sentak nya.

Rosal menghela nafas, "baiklah tuan Pangeran, ayo masuk dan ikut makan malam," Setelah mengatakan itu rosal kembali masuk ke dalam.

Wilder menatap rosal dengan perasaan dongkol. Memang di sini ia bukanlah seorang pangeran, tapi ia juga tidak terima jika ada orang yang memanggilnya dengan sebutan seperti itu.

"Tuan Pangeran, ayo kesini ikut makan bersama kami, Jangan tidur sebelum makan!" Rosal berseru dari arah dapur.

Wilder tidak ingin menolak. Perut nya lapar, ia butuh makan. Saat ini ia harus lebih mementingkan dirinya.

"Duduk lah nak, akan aku siap kan makanan mu" ucap ibu Rosal ketika Wilder memasuki dapur.

Ia merasa sedikit beruntung di pungut oleh keluarga ini. Setidak nya ia masih hidup dan tidak terlantar di sebuah desa yang di penuhi orang orang kejam yang mengandung kan nya. Ia baru mengingat sesuatu, tentang ibunya yang lahir di kerajaan timur tengah, dan terlahir dalam keluarga bangsawan yang berpengaruh pada peradaban Eropa.

"Siapa nama ibu dan ayah mu nak?" Tanya ayah Rosal.

"Arion dan Helcia Varonica"

"Aku tidak pernah mendengar nama itu, dan juga nampak nya nama itu seperti nama seorang bangsawan." Ucap ayah Rosal sembari memakan makanannya.

Wilder tidak menghiraukannya. Jika ia mulai berbicara tentang ayah dan ibunya, pasti keluarga ini akan menganggapnya sebagai orang yang kehilangan kewarasan dan akan mengusir nya dari tempat ini.

Ibu rosal menaruh piring yang berisi makanan di hadapan Wilder, "Makan lah," ucap nya dengan tersenyum hangat.

Wilder melihat makanan itu dengan sedikit aneh, "makanan apa ini? Bukan, maksud ku apa nama makanan ini?"

"Kau tidak pernah makan jelai?" Rosal menatap Wilder heran.

"Tidak."

"Sungguh? Kau tidak pernah makan jelai? Kau tidak tahu jelai? Yang di buat dari gandum?" Rosal mengerutkan keningnya.

Wilder terlihat bingung, "Gandum berwarna putih, bukan hitam," Ucap nya.

"Sepertinya kau hidup di hutan. Tidak, bahkan orang yang hidup di hutan pun tahu jelai, jelai adalah makanan pokok manusia!" Rosal berseru kencang. Entah mengapa wajah Wilder yang berkerut heran membuatnya kesal.

decisive timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang