- chapter 09

1 0 0
                                    

[kehidupan kerajaan]

°°°

"Wilder, apakah semalam kau tidak tidur?" Tanya Rosal yang duduk di atas batu besar di samping tungku pembakaran.

Wilder hanya mengangguk mengiyakan seraya memasukkan satu persatu kayu ke dalam tungku api, pasal nya ia terlalu malas untuk berbicara, rasa kantuknya sekarang melebihi rasa semangat hidupnya. Ia sudah tidak tidur kurang lebih 3 hari, belum lagi saat masih di masa depan, ia tidak pernah tidur nyenyak, walaupun berbeda masa, rasa seperti ini pun tetap sama, sungguh menyiksa.

"Tadi malam aku sempat mendengar Gin merengek, seperti nya itu cukup lama, apakah itu penyebab kau tidak tidur semalaman?" Tanya Rosal lagi.

"Gin menangis dan ingin bertemu dengan ibunya," jawab Wilder seraya menguap.

"Sepertinya cukup sulit untuk mengurus seorang anak kecil yang tidak bisa jauh dari ibunya," ujar Rosal prihatin karna melihat keadaan Wilder sekarang.

"Ingin makan daging babi rebus dengan saus ular?"

"Berapa harga nya?" 

"Mungkin untuk satu potong daging babi itu sekitar empat ratus har, Dan untuk saus ular mungkin sekitar dua ratus har." 

"Kau ingin membelikan semua itu untuk ku?"

"Tidak, aku hanya memberikan mu tawaran," jawab Rosal tanpa merasa bersalah.

Wilder merdecak kesal, "jika saja aku tidak memiliki hati nurani, sudah pasti aku akan melempar mu ke dalam tungku api ini!" Kesal Wilder. Sedangkan Rosal terkikik geli melihat ekspresi wajah Wilder yang seperti itu.

Tiba tiba Serigala besar yang sedari tadi tidur dengan tenang di dekat tumpukan kayu, terbangun entah karna apa.

"Hgrrrr..." Erang serigala itu.

Wilder dan Rosal yang heran pun segera menjenguk serigala itu. Rosal berjongkok, mensejajarkan tubuh nya dan serigala besar itu.

"Sayang ku, ada apa?" Tanya Rosal heran.

Wilder yang mendengar mengangkat sebelah alisnya, "sejak kapan serigala itu menjadi kesayang mu?" Tanya Wilder.

"Sejak aku menyayanginya," jawab Rosal dengan tersenyum.

"Kau mendengar nya?" Tanya Wilder.

"Apa?" Bingung Rosal.

"Ada suara kaki kuda yang menginjak salju tebal," ucap Wilder.

Rosal menggeleng, "Aku tidak mendengar nya sama sekali."

Wilder berjongkok dan menyentuh tanah yang di lapisi salju tipis itu dengan telapak tangannya.

"Apa yang kau lakukan?" Bingung Rosal.

"Tanah ini tidak terlalu bergetar, berarti kuda itu masih jauh, dan juga tidak berlari dengan cepat," jelas Wilder.

Rosal ikut menyentuh tanah yang ia injak dengan telapak tangannya, ia merasa sedikit getaran, sangat sedikit, ia tidak tau yang ia rasakan ini benar atau tidak, yang pasti tanah yang ia sentuh sekarang bergetar.

"Kau bisa membedakan getaran tanah dengan mudah, jika getaran yang kau rasakan memiliki batas jeda, ataupun getaran selalu berganti,itu berarti injakan sebuah hewan ataupun manusia dengan jumlah yang banyak, tapi jika yang kau rasakan adalah getar yang tak terbatas dan tidak memiliki jeda, itu berarti getaran Alam yang murni," jelas Wilder.

"Kau ternyata sangat pintar!" Seru Rosal.

Mendengar seruan Rosal, Wilder terbelalak. Seketika salju putih tipis yang menutupi tanah itu memperlihatkan sebuah ilusi, bahkan sekarang suara suara itu merebut kesadarannya.

decisive timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang