- chapter 05

4 1 0
                                    

[BERUSAHA MENELAAH KEADAAN]

°°°

Wilder menaruh kayu kayu besar itu di bahunya, membawa kayu kayu itu ke tempat pembakaran.

"Apakah di desa ini ada banyak pekerjaan yang bisa menghasilkan uang?" Tanya Wilder yang masih sibuk memasukkan kayu kayu besar itu ke dalam tungku api.

"Mungkin banyak, tapi kau tidak akan mendapat bayaran yang cukup," Jawab Rosal yang bermain dengan seekor serigala hitam.

Memang saat di hutan ia sedikit tidak suka jika Wilder membawa seekor serigala ke rumah nya. Tapi ia berubah pikiran ketika melihat serigala itu bermain di timbunan salju.

"Tidak masalah, jika bisa membuat ku hidup untuk cukup lama."

"Kau bisa bekerja bersama paman Locer, dia adalah pembuat topeng terbaik di kerajaan selatan, bahkan para bangsawan sering mengunjungi toko nya untuk membeli topeng."

"besok antar aku ke toko nya."

"Kenapa tidak sekarang? Setelah ini aku akan mengantarkan arang arang ini ke pasar," Rosal berdiri, mengambil keranjang sandang yang berisi arang, dan menyandang nya.

Wilder memasukkan kayu terakhir ke dalam tungku api. Berjalan ke arah Rosal yang sudah pergi terlebih dahulu.

"Butuh bantuan?" Tanya Wilder.

"Kau memang orang baik tuan pangeran," Rosal melepaskan ranjang berat itu dan memberikannya kepada Wilder.

Wilder menerima ranjang arang yang di berikan Rosal, "Aku hanya bertanya, bukan ingin membantu."

Rosal hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Wilder, Pria di sampingnya ini memang aneh. Terkadang bersikap seperti anak kecil, terkadang bersikap acuh tak acuh, dan juga kadang bersikap peduli.

Terjadi keheningan di antara mereka, tidak ada yang bersuara. Dan juga sepertinya tidak ada yang ingin membuka pembicaraan.

Setelah beberapa saat, mereka melihat ramai nya pasar, terlihat orang orang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.

"Ke mana arang ini akan di jual?" Wilder berhenti sesaat.

"Sepertinya kita harus ke tempat bibi wifer terlebih dahulu," Rosal berjalan ke arah penjual perhiasan di iringi Wilder di belakangnya.

"Bibi wifer... Arang mu datang!" Teriak Rosal kencang.

"Kau tidak perlu berteriak seperti itu, apa sulit nya jika kau memukul lonceng itu," Wilder melihat lonceng yang tergantung di atas kepala nya.

"Ini kebiasaan, jadi sulit untuk di ubah," Rosal hanya tertawa kecil.

"Rosal, kau tidak perlu berteriak, aku tidak tuli," Seorang wanita keluar dari dalam rumah.

"bibi wifer ini arang mu, kau ingin seberapa banyak?" Rosal menatap Wilder, meminta pria itu menurunkan arang yang ia sadang.

"Hari ini aku hanya ingin sedikit, aku akan membayar lima belas har, dan beri aku sesuai dengan bayaran ku," Wanita itu memberikan takir kecil, tepat nya keranjang kecil.

Rosal membuka kain penutup ranjang, mulai memasukkan arang arang ke dalam takir menggunakan kain penutup ranjang yang ia buka sebelumnya.

"Kau punya pekerja baru Rosal?" Tanya wanita bertubuh gemuk itu.

"Tidak.., dia hanya membantu membawa ranjang arang ke pasar bibi," Rosal memberikan takir yang berisi arang itu kepada wanita yang ia panggil wifer sebelumnya.

"Baiklah, kami pergi bibi," Rosal menutup keranjang itu, dan memberikannya kepada Wilder.

"Kami pergi..," Rosal tersenyum manis dan melambaikan tangan nya.

decisive timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang