Part 6 - Camping

2.5K 357 17
                                    

"Yah, rumahnya Star sama Scarlett gede banget!"

Rhea bercerita semangat pada Ayah dan Bunda di ruang keluarga. Mereka sedang menonton kartun, tayangan favorit keluarga. Ayah selalu bermanja-manja pada Bunda, rebahan di pangkuan Bunda sehingga anak-anak biasa saja dengan tingkah kedua orang tua itu.

Alfrezi ikut bernyanyi sambil sesekali menggoyang-goyangkan badan. Dia sudah hafal dengan beberapa lirik lagu karena sering di ulang-ulang.

Sedangkan Ares sedang sibuk main ponsel. Main game tanpa kenal waktu sehingga Bunda sering ngamuk. Kalau Bunda udah ngamuk, Ares nggak dibolehin pegang ponsel selama beberapa hari.

Rhea yang takjub dengan rumah Star dan Scarlett tidak bisa mengontrol diri untuk tidak bercerita. Rhea memang begitu, apa-apa diceritakan semua pada Ayah dan Bunda. Meskipun dia bandel, tapi beberapa saat kemudian caper-caper seperti Ayah pada Bunda.

"Sebesar apa?" Tanya Ayah antusias. Ayah menggenggam kedua tangan Bunda, cium-cium mesra gitu di depan anak nggak malu.

"Gede banget, Yah!" Rhea sampai melotot serius. "Tadi pas masuk aja, mobilnya diperiksa. Terus kartu pelajar Rhea sama Abang juga dipegang sebagai jaminan. Satpamnya ada dua, Yah."

"KTP Pak Manto diminta juga, Yah." Tambah Ares berhenti main game di ponsel.

"Kayak di mall-mall, Yah. Sampe bagian bawah mobilnya diperiksa semua. Dikira kita bawa bom ya, Bang?" Ucap Rhea dramatis.

"Gedean mana sama rumah Mamanya Om Epin?" Ayah butuh perbandingan supaya bisa mengira-ngira. Nanti Alfrezi cocok menikah dengan Star atau tidak.

"Sama, Yah." Jelas Rhea dan Ares. "Bisa main bola, Yah. Belakang rumahnya luas banget."

"Mantep!" Ayah tersenyum bangga, lalu bangun dan memeluk Alfrezi. "Anak Yayah pinter banget cari cewek." Ayah bangga banget sama Alfrezi.

"Di lumahnya banyak mainan, Yah." Jelas Alfrezi menambahkan.

"Ngajarin nggak bener nih!" Bunda mendengkus sebal. Tapi dia juga penasaran dengan cerita anak-anak. Mereka sangat antusias, Bunda biarin aja. Tapi nanti Ayah yang kena getahnya, dihajar Bunda sampai minta ampun.

Bunda itu galak banget. Kalau marah nggak ada yang berani lawan. Ayah saja langsung mingkem, bujuknya kudu pelan-pelan. Tapi Bunda juga baik banget, sayang banget sama anak-anak. Mau menerima Ayah yang super manja.

Di depan Kakek sama Nenek, Ayah nggak peduli. Pokoknya dia maunya manja-manjaan sama Bunda. Anak-anak disuruh nginap di rumah nenek, terus Bunda sama Ayah di rumah hanya berduaan.

"Kata Mommy Star apa pas Al bawa koper?" Tanya Ayah penasaran.

"Tante bolehin Al ngekost di lumahnya." Jawab Alfrezi bangga. "Tidulnya sama Star dan Scarlett, telus kami main air semplot-semplotan, lari-larian sampe lumah. Tante nggak malah, Yah. Nggak kayak Bubun langsung teliak."

Bunda langsung melotot sebal. "Kalau bandel dicubit lagi!" kata Bunda gemas.

"Tante baik, Bun." Jelas Alfrezi serius. "Nggak pelnah malah-malah."

"Cakep!" Ayah memberikan dua jempol pada Alfrezi.

Ayah pengin bertemu Daddy dan Mommy pacar Alfrezi. Kenalan calon besan gitu supaya akrab. Tapi Ayah sama Bunda belum ada waktu. Weekend nanti sudah ada jadwal mau ke rumah nenek dari mamanya Bubun yang baru pulang perjalanan bisnis.

"Ayah, Star sama Scarlett itu cantik banget. Mereka mirip banget lagi. Pipinya tembem gitu, gemes banget pengen unyel-unyel."

"Tante Mauren juga cantik, Yah. Ramah banget kayak tante-tante yang lain. Katanya boleh main ke rumahnya." Jelas Ares.

PRINCE & PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang