Part 38 - Hari Minggu

1.2K 192 3
                                    

Part 38 - Hari Minggu





Hari libur waktunya bermain atau bersantai. Hari ini Zolah dan adik-adiknya bersiap-siap pergi ke sirkuit motocross. Mereka menyiapkan motor, helm, kostum dan perlengkapan lainnya.

Ketiga putra Daddy sangat suka balapan meski umur mereka masih sangat belia. Pasalnya Daddy mengajari banyak hal ektrim dari mereka kecil.

Termasuk juga Thalassa, ikut-ikutan seperti abang-abangnya. Nggak kapok mencoba meski sering nangis dan badannya luka. Sekarang saja, Thalassa sudah menyiapkan perlengkapannya secara mandiri.

Anak-anak dibiasakan mandiri mengurusi kebutuhan masing-masing. Supaya terbiasa rapi dan kalau tidak ada orang dewasa mereka tidak terlantar.

"Daddy, Thala udah siap." teriak Thalassa pada Daddy yang masih sibuk mesra-mesraan sama Mommy sambil gendong Baby K.

Daddy menoleh pada asal suara. Thalassa dan ketiga abangnya sudah siap. Daddy mengecup pipi Baby K lalu memberikan pada Mommy.

"Hati-hati, jangan ngebut-ngebut!" pesan Mommy.

"Mommy, kalau nggak ngebut bukan balapan." keluh Zale.

"Dwyn nanti juara, Mommy tenang aja. Nggak bakal jatuh!" janji putra keduanya sambil menepuk-nepuk dada.

Mommy tersenyum tipis. Tiap-tiap anak mau berangkat, pesannya sama. Nggak boleh ngebut-ngebut, padahal Mommy tahu mereka mau balapan di sirkuit motocross. Tempat yang di design dengan banyak medan untuk olahraga ekstrim.

Mommy beberapa kali ikut menemani anak-anak dan Daddy di sirkuit. Tapi jantung Mommy nggak kuat. Mommy nggak bisa diam dan mengajak mereka pulang. Nyalahin Daddy yang nggak sayang anak, mereka masih sangat kecil udah diajarin sama yang ekstrim-ekstrim. Besok-besok nggak boleh main lagi.

Mommy khawatir banget sama anak-anak. Kalau mereka jatuh dan terluka dikit aja, Mommy kembali nyalahin Daddy sambil nangis pas anak-anak sudah tidur. Mommy sayang banget sama anak-anak, badan mereka masih rapuh dan muda. Mommy nggak setuju sama ajaran Daddy yang mau membentuk anak-anak kuat. Bagi Mommy terlalu kuat juga kurang baik.

Tapi lama-lama Mommy setuju anak-anak main lagi. Tapi nggak boleh jatuh, harus hati-hati, nggak boleh ngebut. Banyak banget syaratnya. Terus, Mommy juga nggak mau ikut lagi, takut melihat langsung.

Di rumah beberapa piagam dan piala berjejer rapi hasil menang dari balapan dan olahraga ekstrim lainnya. Seperti Thalassa juga punya salah satunya menang panjat tebing.

"Sayang!" Mommy cemberut mengingatkan supaya hati-hati.

"Iya." Daddy mengiyakan singkat. "Kami pergi dulu."

Daddy mengecup bibir Mommy dan Baby K. Anak-anak juga pamitan sama Mommy. Mommy mengecek perlengkapan yang sudah mereka pakai sambil merapikan. Kembali Mommy mengingatkan supaya hati-hati yang diiyakan oleh anak-anak.

"Nanti Zale menang, Mommy." janji Zale. "Mommy tenang aja. Zale nanti terbang sampe garis finish." Kemudian Zale mengecup pipi Mommy dengan sayang.

"Zolah ingetin Daddy ya." pesan Mommy pada putra pertamanya.

"Hem." Jawab Zolah singkat. Tentu saja Zolah berada di pihak Daddy. Mommy mengecup Zolah, lalu Zolah mengecup Baby K.

"Nanti kalau adek sudah bisa jalan. Daddy ajarin naik motocross. Balapan sama abang-abang. Terbang-terbang sampe menang." kata Thalassa pada Baby K.

Mommy mengantar mereka sampai depan rumah. Daddy dan anak-anak masuk mobil Jeep off-road yang bagian belakangnya dipasang anhang buat ngangkut empat trail kecil-kecil buat anak-anak.

PRINCE & PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang