Part 7 - Yayah VS Daddy

3.1K 442 42
                                    

Ayah dan Alfrezi berpegangan tangan di koridor hendak ke kelas mengantar anak kesayangan sekolah. Ayah bawa sebuah Tote bag lumayan besar di tangan kirinya, berpesan pada pada Alfrezi untuk semangat belajar. Tidak lupa pacaran, maksudnya jagain Star dan Scarlett kalau-kalau ada yang nakal gangguin mereka.

Sekalian moduslah. Ayah dukung banget kok. Alfrezi juga nurut-nurut aja, karena dia juga suka sama si cantik Star dan Scarlett. Mau pacarin dua-duanya, tapi Scarlett nggak mau luluh.

"Nanti ini kasih sama Tante Molen. Bilang dari Yayah sama Bubun. Al ikut bantu Bubun bikinin. Nanti Tante Molen makin seneng, kasih anaknya buat Al pacaran." Hasil Ayah mulai kumat.

"Iya, Yah." Alfrezi mengangguk. Dia ingin bawa tote bag berisi kue buatan Bubun, tapi Alfrezi nggak kuat bawa. Soalnya berat banget, khawatirnya tumpah, nggak jadi dikasih sama calon mertua. "Nanti Al kasih sama Tante Molen."

"Pinter anak Ayah!" Ucap Ayah bangga.

"Ayah, kalau Al nanti malam tidul di lumah Tante Molen boleh?"

"Boleh, dong. Tapi jangan ngompol ya."

"Al udah nggak ngompol lagi." Elak Alfrezi tegas.

"Nggak boleh nangis."

"Al nggak nangis kalo tidul di lumah nenek."

"Pinter." Ayah lagi-lagi bangga pada Alfrezi.

"Al..."

"Alflezi..."

Alfrezi dan Ayah menoleh ke depan. Star dan Scarlett berlari memeluk Alfrezi. Mereka bertiga tergelak senang, sangat bahagia bertemu di sekolah lagi.

Ayah belum pernah bertemu langsung dengan si kembar. Waktunya belum sempat, tidak pernah papasan pula saat anter Alfrezi sekolah.

Ayah terpukau pada bayi kembar itu, mereka imut, cantik dan menggemaskan. Sepertinya badan mereka sangat renyah kalau dimakan. Mereka tumbuh sehat dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Tapi, bukan itu yang paling penting. Ayak kaget sampai melotot melihat sosok dewasa di belakang si kembar. Ayah nggak asing, tapi lupa-lupa ingat.

"Anjing! Kok lu sih?" Ayah mengumpat kasar.

"Ayah nggak boleh ngomong kasal!" Alfrezi mengingatkan Ayah. Bunda sangat marah kalau dengar ada yang ngomong kasar di rumah. Pernah sekali Ayah tidur di luar gara-gara nggak sengaja mengumpat kalah main game.

"Maaf, sayang." Ayah mengelus-elus puncak kepala Alfrezi lalu beralih lagi pada Daddy. "Seriusan nih? Bro!" Ayah masih kaget. "Jadi tukang anter anak sekolah?" Ayah tertawa melihat Daddy bawa dua tas ransel tema Barbie warna pink.

"Ngaca lu?" Tekan Daddy galak.

Ayah tidak mengindahkan. Ayah dan Daddy berpelukan ala lelaki. Badan Daddy lebih tinggi dan tegap dari Ayah. Beda sedikit, tapi Daddy lebih galak. Muka Daddy kayak nggak bersahabat gitu, pantas saja Alfrezi mau ditendang selama ini. Yang punya anak mantan badboy. Kalau dulu, badan Daddy kurus banget terjerumus pergaulan bebas, nggak kayak sekarang udah berisi dan berotot gitu.

Duh, tiba-tiba Ayah kasihan sama Alfrezi. Ternyata sama saja galaknya sama Om yang satu lagi. Tapi nggak apa-apa juga sih, Daddy juga kaya.

"Daddy minta tas Stal." Star menarik celana Daddy sambil mendongak.

"Ini anak-anak lo?" Ayah menundukkan badannya. Menyapa anak-anak Daddy ramah. "Kenalin, ini Ayah Al. Kamu bisa panggil Yayah." Ayah mengulurkan tangan yang diterima oleh Star, dicium lembut punggung tangannya. "Kamu siapa namanya?"

"Stal."

"Oh, Star? Pacarnya Al ya?"

"Iya, Yayah." Jawab Star malu-malu membuat Ayah terkekeh dan mencubit pipinya gemas.

PRINCE & PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang