Chapter 8

18 2 1
                                    


🕊️🕊️🕊️

Sekitar pukul 10.00 gue berangkat dari Bandara Jakarta dan sampai di Padang sekitar waktu dzhur.

Kota Padang, salah satu kota yang berada di pulau Sumatera. Kota ini dijuluki sebagai kota tercinta, karena keindahan alamnya yang bisa bikin semua orang jatuh cinta. Keindahan kotanya yang dikelilingi perbukitan dan langsung menghadap Samudera Hindia. Itulah mengapa kota ini dijuluki kota tercinta, karena semua orang akan disuguhi dengan pemandangan alam yang sangat indah, dan membuat orang yang melihatnya menjadi jatuh cinta.

Gue salah satunya, meskipun kota ini bukan kota kenangan tapi kota ini membuat kita betah untuk singgah.

Padang populer dengan Jam Gadang nya yang berada di kawasan kota Bukittinggi, tapi gue nggak terlalu fokus pada Jam Gadang. Dan entah kenapa kayak nggak ada minat aja gitu untuk berkunjung ke menara tersebut.

Tapi gue malah fokus dan sangat amat ingin dikunjungi adalah Bukit Rumah atau Rumah Bukit. Sebenarnya sangat ingin mempijakkan kaki di sana tapi karena waktu gue di Padang hanya dua hari jadi gue hanya bisa lihat dari danau yang menyuguhi pemandangan Bukit Rumah.

Cantik, bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cantik, bukan?

***

Ketika di tengah-tengah danau tiba-tiba handphone gue berbunyi, dan ternyata si Cantika telpon.

"[Triiiiiiiiiiiiii?]"

"[Apa sih, Can?]"

"[Lo di mana sih? Lama banget.]"

"[Ya, gue di Padang.]"

"[Kok ngga sampe-sampe ke sini, sih? Harusnya pukul 13.00 lo udah ada di sini, ini udah jam 15.00 belum keliatan batang idung nya juga.]

Mendengar ocehan si Cantika gue ngakak sendiri. "[Haha, iya iya sorry gue jalan-jalan dulu, dikit.]"

"[Kebiasaan lo, udah cepetan ke sini, ah elah.]"

"[Iya, iya ini juga balik. Gue matiin yah, telponnya.]"

"[Iya cepetan.]"

Seketika gue nyuruh bapak yang mengendalikan perahu itu putar balik. Sesampainya di tepian gue langsung menelusuri jalan menuju hotel yang suruh Cantika.

Sampai di sana gue di sambut dengan sangat baik bahkan bisa disebut sambutan yang cukup istimewa.
Gue di arahkan ke suatu ruangan dengan view yang cukup nyaman, dan di suruh duduk.

Trigonometri Traveller [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang