Pulang dari El Baddi Palace sekitar pukul 6 sore, setelah bersih-bersih dan santai-santai tiba-tiba, kita semua lapar tapi nggak ada stok makanan di dapur, lalu gue punya ide untuk makan di restoran terdekat.
"Lo yakin, Tri? Mau makan di restoran itu?" Tanya Dara ragu.
Yasmin menambahi "Iya Tri, itu kan restoran mahal, restoran elit."
"Coba uang yang kalian punya kita gabung, maksudnya uang untuk makan." Pinta gue. "nah uang yang terkumpul sekarang, kita beli makan di sana bareng-bareng."
"Kalo uang itu hanya cukup untuk satu makanan gimana? Maksudnya satu menu." Tanya Yasmin.
"Nah loh gimana?" Timpal Dara.
"Nggak, bismillah aja yuk."
***
Sesampainya di restoran itu, kita langsung di tawari berbagai menu.
"Tuh kan, Tri harganya." Ujar Dara.
"Iya, Tri. Udah pesan air putih aja. -haha." Celetuk Yasmin.
"Lah, masa. Ngga gais ini ada yang low budget."
"Iya ada, tapi nggak muat buat minumnya, Tri." Ujar Yasmin.
"Kan katanya mau air putih, gimana si?" Jawab gue.
"Udah diem jangan berisik, Tri panggil tuh pelayannya." Ungkap Dara.
***
Setelah memesan dan pesanan datang, kita agak ragu untuk memakannya, karena dari penampilannya kurang mengenakkan.
"Yas, lo pesan apa? Enak nggak?" Tanya gue.
"Ini tadi namanya apa yah lupa, tapi rasanya hampir mirip aglio olio, cuma agak hambar."
"Ndra, lo cuma pesan itu?" Tanya gue karena liat makanan Endra cuma bentuk bulat, satu biji pula.
"Iya Ndra, cuma pesan itu? Mana yang dia pesan paling mahal lagi." Sambung Dara. "Lo pesan apa, Dar?"
"Nggak tau namanya, cuma ini kayak nggak ada apa-apa, cuma kuah merah nya aja deh." Jelasnya.
"Ah yang bener, masa nggak ada apa-apanya." Tanya gue penasaran.
"Coba lo liat deh, Tri. Lo sendiri pesan apa?"
"Iya, astaga gini amat. Nggak tau juga, tapi ini kayak kol gitu terus kuahnya hampir kayak seblak, tapi ya itu HAMBAR. Tolong. Minumnya air putih mayan mahal lagi."
"Tenang teh, Endra bawa sesuatu." Ucapnya sambil membuka tas selempang warna coklat yang di bawanya. "Taraaa." Endra mengeluarkan air dalam botol yang di bawanya dari penginapan.
"Kamu bawa air minum, Ndra?" Ucap Yasmin kaget. "Astaga ini penyelamat banget." Timpal gue. Yang hanya di balas tawa oleh Endra
"Udah-udah abiskan makannya, lalu kita pulang."
***
Setelah itu kita pulang, dan selama di perjalanan gue termasuk Yasmin agak sedikit aneh sama Dara. Sesampainya di penginapan udah duduk-duduk santai, Yasmin mengintrogasi Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trigonometri Traveller [Completed]
Teen Fiction☘️ Blurb ☘️ Sebagian dari kalian mungkin sudah tahu, gue seorang traveller. Dapet duit dari jalan-jalan dan sebuah tulisan, kalau engga jalan-jalan gue engga dapat materi buat nulis, kalau engga nulis gue engga akan dapat duit, kalau gue engga dapat...