Chapter 12

14 2 0
                                    

"Dengan adanya traveling membuat kita
bisa melihat, merasakan bahkan mensyukuri segala ciptaan Tuhan yang ada di semesta ini."

🕊️🕊️🕊️


Cahaya mentari menyelinap masuk jendela kamar gadis yang baru pulang dari Padang. Akibat silaunya cahaya tersebut membuat matanya terganggu, membuat gadis itu terbangun, "Duh, males banget ke kantor." Dengusnya sambil meregangkan otot-ototnya. Tiba-tiba ponsel yang berada di atas laci berbunyi. "Siapa si yang telepon, ah elah." Ucapnya sembari menguap. "Ish, si ibu Erica palingan nyuruh masuk kantor." Duganya.

"Hallo, bu? Ada apa?"

"Pagi Triani, jangan lupa hari ini MASUK KANTOR!" Ucapnya di seberang telepon sambil menekan kata masuk kantor.

"Iya ibu, ini juga lagi siap-siap." Ucap Triani bohong. Jeda beberapa detik tiba-tiba telponnya mati.

"Hm sudah ku duga. Aaagghhh." Ucapnya keluar dari kamar dengan langkah malas.

***

"Mau kemana, kamu?" Tanya Mama ketika melihat gue keluar dari kamar.

"Ke kantor." Jawab gue santai

"Baru juga kemarin balik dari Padang, masa udah kerja lagi."

"Ya namanya juga kerja kantor, Ma. Gak ada liburnya kalau nggak minta."

"MAKAN DULU!"

"Nanti aja." Ucap gue sambil menyalami tangan Mama dan berlalu pergi.

"Jangan telat makan, awas!"

"Iya"

***

Baru juga sampai meja kerja udah ada yang interogasi aja.

Suara langkahan kaki semakin dekat terdengar, dan benar saja si ibu Erica datang menghampiri, sambil nyeletuk. "Kirain kamu nggak akan datang." Dengan tatapan sinisnya. "Datang lah bu, kan butuh uang." Jawab gue. "Eh iya bu? Dengar-dengar katanya si Cantika dapat jatah cuti yah? Tanya gue dengan sedikit antusias. "Heem, apa? Mau minta jatah juga?"

"Hehe, iya bu, boleh yah?" Rayu gue dengan sedikit memohon.

"T I D A K, Tidak!"

"Yah ibu, please. boleh yah"

"Jatah cuti kamu kan udah abis bulan ini!"

"Minggu ini kan minggu terakhir bulan oktober nih, bu. Gimana kalau yang bulan Oktober di pake hari ini aja?"

"NGGAK BISA! KALAU SAYA BILANG NGGAK YAH NGGAK TRIANII." Jawab ibu Erica dan langsung meninggalkan meja kerja gue tanpa sepatah katapun.

"Heeum, kayak nya gue perlu bantuan orang-orang." Di raihlah ponsel yang berada di atas berkas-berkas yang menumpuk. "hallo, Yas? Bisa bantu gue nggak? Nanti siang kita ketemu di cafe dekat kantor gue yah, ajak si Dara juga!"

***



Chapter kali ini gapapa yah sedikit, yang penting update, hehe🙏🏻

Thank you yang udah bertahan baca sampai chapter ini💙








Tasikmalaya, 13 Juni 2022

Trigonometri Traveller [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang