Chapter 11

17 2 0
                                    

🕊️🕊️🕊️

"Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permukaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu."

{ QS Al-Ankabut : 20}

***


Waktu traveling kita harus tahu kapan waktunya keliling, keluyuran dan tidur apalagi sekarang waktunya sangat di atur oleh kantor.

Semalam gue targetkan jikalau kesiangan bangun, gue tetap harus bangun sebelum jam 9 pagi. Dan ternyata gue bangun di luar jam target, omaygat.

Setelah membuka mata gue langsung meregangkan otot-otot tubuh, dan gue merasa ada yang aneh, gue tidur udah nyenyak banget udah lama banget tapi kenapa cahaya di kamar ini tetap seperti malam? Ketika gue buka gorden yang ada di samping ternyata diluar jendela itu ada bangunan lagi, pantesan gelap terus ini ruangan, dan di situ gue panik se-panik paniknya.

"Hah, astaga jendelanya ketutup bangunan gini." Ucap gue kaget dan langsung ngecek handphone, ternyata sudah menunjukkan pukul 10.30, gue langsung prepare semua barang-barang, dan bergegas keluar.

Dengan langkah tergesa-gesa, gue langsung menghampiri resepsionis dan gue ngomong agak bentak dia. "Ini apaan sih, jendelanya ketutup tembok gitu?"

Dengan santainya dia jawab. "Ya mau gimana, yang punya tanah mau bangun di situ."

"Ish, agh. Telepon mobil sekarang, anter gue ke bandara. CEPAT!"

"Tuh mobilnya datang!"

"Mana? Itu?" tunjuk gue pada mobil yang udah nggak ter-urus. "Masa itu, fasilitas nya nggak banget."

"Ya tinggal yang itu, lagi di pake yang lainnya."

"Ish, agh" ucap gue kesal dan melempar kunci kamar pada resepsionis itu. "Tuh kuncinya!"

"Ke bandara, CEPAT!" ucap gue pada supir mobil. "Aduh gue harus pesan tiket lagi, jam berapa yah setelah penerbangan ini?" Ucap gue pada diri sendiri yang mulai frustasi.

Nut...nut- "siapa sih yang telepon? Aduh bu Erica."

"Hallo Triani, kamu hari ini pulang kan? Besok ketemu saya lagi!"

"Tapi bu, saya ketinggalan pesawat yang ibu pesan, jadi saya kebagian jadwal jam 17.00" ungkap gue agak resah.

"APAH? nggak mau tahu kamu harus BALIK KERJA LAGI BESOK!" -nut..nut

"Yahelah di matiin. Pak CEPETAN NGEBUT!"

"Ini juga udah ngebut."

"Akhirnya sampai juga." Sesampainya di bandara gue langsung lari ke tempat memesan tiket jadwal terdekat.

"Mbak, jadwal terdekat ke Jakarta jam berapa?" Tanya gue dengan napas terengah-engah.

"Jam 15.00 kak, tapi tiketnya udah habis."

"Aduh, masa habis sih mbak? Satu aja buat saya pulang"

"Tidak ada kak, sudah habis adanya jadwal pukul 19.00"

"Yaudah deh yang itu aja."

Seperkian detik gue ngomong yaudah, tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya yang menawarkan tiket di jam 15.00 dan beliau mengambil yang jadwal 19.00, intinya kita barter tiket gitu. Dan gue sangat bersyukur serta berterima kasih sekali kepada laki-laki tersebut. Dan gue pulang ke Jakarta pukul 15.00 yey.

Setelah check-in gue langsung menuju area waiting room.  "Duh mana uang gue habis lagi, gegara hotel abal-abal. Jadinya mau tak mau gue harus nguras dompet untuk tiket pesawat, mana ini tanggal tua lagi." Dengus kesal ngomong sendiri gue, -haha.

***

Sampai Jakarta sekitar pukul 17.30, dan gue langsung telepon orang rumah untuk jemput di bandara. Setelah di jemput supir rumah dan sampai rumah yang pertama kali gue dengar ketika membuka pintu.

"Ya ampun, Tri? Kamu fine-fine aja? Tadi bos kamu telepon katanya besok harus masuk kerja lagi. Kamu enggak kecapean?" Ucap mama gue yang berhambur keluar dari kamarnya.

"Assalamualaikum, mah"

"Eh iya, waalaikumsalam. Itu gimana besok langsung kerja?" Tanya Mamah dengan raut wajah khawatir.

"Iya mah, nggak papa. Kan ini juga kerjaan dari kantor pergi ke Padang juga. Triani masih kuat kok."

"Bukan gitu, ya meskipun itu tugas dari kantor tapi tetap aja kamu capek. Ya udah sana istirahat!"

"Iya, aku masuk kamar dulu yah. Eh iya, papah kemana?"

"Itu tadi sore di suruh kumpul sama pak RT, belum pulang tuh sampe sekarang."

Belum juga kaki gue melangkah ke kamar, tiba-tiba ada tetangga yang super rese masuk rumah tanpa merasa bersalah.

"Hallo, wih ada yang baru pulang dari Padang, nih."

Gue dan mamah hanya membalasnya dengan senyuman terpaksa.

"Gimana, gimana? Di Padang ketemu cowok ganteng nggak? Atau udah ketemu jodoh belum?"

"Oh haha, di sana banyak cowok ganteng, mpok. Banyak bule juga, yang pasti lebih ganteng dari suami, mpok yah. Haha. Kalau cuma mau tanya itu saya masuk kamar aja yah, permisi." Ucap gue dengan mata memalas.

"Ah iya, di dapur lagi masak takut gosong, saya juga permisi dulu yah, mpok." Lanjut Mamah dan meninggalkan si mpok itu di ruang tengah. "Huuhuuhh, dasar." Celetuk mpok itu dan membalikan badan sekaligus mengibaskan kipas angin yang di genggamannya.

Huft, emang ribet yah, punya tetangga yang rese. Gue istirahat dulu yah, bye bye💙

***


Tasikmalaya, 27 Mei 2022

Trigonometri Traveller [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang