13. ✨JaeRen✨

925 91 7
                                    

Jaehyun masih terdiam di sofa ruang tamu Renjun dengan rasa bersalahnya. Tapi tak lama karena Renjun mencairkan suasana lagi.

"Kak Jaehyun dari tadi belum makan apa-apa lho, mau aku masakin nggak?"

"Hm, masakin?" Jaehyun tergugu.

"Iya, masak. Aku nggak begitu jago sih kak cuma lumayan bisa dikit-dikit." Renjun mengusap tengkuknya, dia juga agak ragu, takut Jaehyun menolak.

"Boleh sih kalo nggak ngerepotin, bawa motor malem-malem lumayan bikin perut keroncongan." jawab Jaehyun dengan senyum di bibirnya.

"Kalo gitu aku ganti baju dulu ya."

Setelah mendapat anggukan dari Jaehyun, Renjun langsung lari menuju kamarnya dan mengganti baju. Sederhana saja, hanya kaos putih polos dan celana pendek.

Renjun lalu turun dan berjalan menuju kitchen bar, diikuti Jaehyun dibelakangnya. Pria mungil itu mengecek bahan apa saja yang tersedia didalam kulkasnya.

"Kak Jaehyun suka spagethy nggak? kalo aku bikin spagethy carbonara gak papa?"

Jaehyun mengangguk "Suka kok, apa aja yang penting nggak ngerepotin kamu."

Renjun mulai mengeluarkan bahan-bahan dari kulkas, sekali lagi dia menengok kebelakangnya "Kak Jaehyun alergi udang nggak?"

Jaehyun menggeleng dan itu membuat Renjun mengangguk paham. Tapi astaga, satu hal yang Renjun sadari, Jaehyun ternyata dari tadi memperhatikannya dari belakang. Renjun jadi gugup.

Setelah dua puluh menit, masakan itu tersaji dengan indah di hadapan Jaehyun "Baunya enak banget kayaknya. Boleh saya makan sekarang?"

Renjun mengangguk dengan antusias.

Jaehyun memasukkan satu suapan ke mulutnya, seketika dia tersenyum dan mengangguk. Jari tangannya bertepuk tangan dan memberikan acungan jempol kepada Renjun. Pria mungil itu tersenyum dan menatap bangga masakannya.

Sebenarnya sih masakan Renjun tidak seluarbiasa itu rasanya, tapi karena Renjun yang memasak, rasanya jadi lebih baik di lidah Jaehyun, dia suka sekali.

Setelah menyelesaikan makannya Jaehyun langsung bersiap-siap untuk pulang.

"Mau pulang sekarang?"

Jaehyun mengangguk sambil menaikkan resleting jaketnya.

"Iya, takut kemaleman."

"Makasih ya kak buat hari ini"

"Justru harusnya saya yang berterimakasih, makasih kamu udah mau nemenin saya, terus masakin saya masakan enak juga. Saya jadi rada gak enak karena langsung pulang setelah makan."

Renjun mengangkat bahu dan tersenyum.

"Take care, kak Jaehyun."

Jaehyun tersenyum lagi dan mengacak rambut Renjut "Iyaa, apa perlu saya kabarin pas saya udah nyampe rumah nanti?"

Renjun yang masih terkejut karena sentuhan tangan Jaehyun di rambutnya hanya bisa mengangguk lemah.

Setelahnya Jaehyun melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Renjun. Sedangkan Renjun, dia masih belum kembali dari dunianya, dia bahkan tidak menyadari suara klakson motor Jaehyun tadi.

Renjun langsung mengunci pintu dan berlari ke kamarnya setelah dia menyadari sesuatu. Tangannya ada di dada, rasanya dia berdebar sekaligus takut.

Apa yang dilakukan Jaehyun tadi bukanlah hal asing baginya. Beberapa waktu lalu, ada seseorang yang selalu melakukan itu kepada Renjun, bahkan hampir setiap hari. Sosok itu juga yang kerap hadir di dalam lamunan Renjun, mengganggu pikiran Renjun dan membawa kembali beberapa ingatan menyakitkan tentang hidup Renjun.

My First Love, Senior [JaeRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang