16. Rebby si Kelinci putih.

79 143 0
                                    

Masih berlanjut dalam sebuah perjalanan yang masih cukup panjang. Karina tidak merasa lapar lagi setelah makan beberapa apel yang cukup untuk menambah energi, kini dirinya melanjutkan perjalanannya dengan penuh semangat bersama Ningla.

Sekian lamanya perjalanan mereka, akhirnya mereka telah sampai pada bukit bebatuan.

Di pertengahan bukit yang begitu luas terdapat sebuah penutup sebagai pintu masuk ke dalam ruang bawah tanah atau biasa disebut ruang Maxcule tempat persembunyian Ratu Genvia Gorlasy.

Karina mengambil batu yang cukup besar untuk menghancurkan gemboknya, namun setelah di lihat lebih dekat lagi ternyata gembok tersebut sudah hancur lama hingga karatan.

Dengan cepat Karina membukanya, terlihat sebuah tangga untuk masuk ke dalamnya. Karina segera menuruni anak tangga untuk masuk, saat itu ia melihat Ningla yang secara tiba-tiba menghilang bersama matahari yang mulai terbit.

"Ningla? "

Karina menoleh ke seluruh arah dan tidak ada seseorang pun yang berada di sana. Karina mulai mengabaikannya dan melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga.

Sesampainya ia di dalam ruangan Maxcule, ia melihat isi ruangan yang begitu berantakan. Banyaknya kerusakan di sini, pecahan cermin yang berserakan di sekitar, benda-benda tajam, sampai darah yang telah mengering bertumpahan di setiap ruangan.

"Ada yang tidak beres. "

Karina berjalan ke setiap tumukan yang berserakan, ia mencari sesuatu yang bisa ia temukan untuk mengetahui penyebab hancurnya tempat ini serta hilangnya Ratu Genvia Gorlasy di tempat Maxcule.

Tetapi ia tidak melihat apapun selain barang-barang yang hancur berkeping-keping. Karina menoleh ke arah lemari pakaian yang rusaknya tidak begitu parah.

Karina merasa penasaran dengan lemari tersebut hingga akhirnya ia menghampiri lemari itu mengikuti rasa penasarannya yang terus menghantui dirinya.

"Ada seseorang di dalam sana?"

Karina berjalan perlahan menghampiri lemari lalu memegang pegangan lemari dan membukanya.

Ahhh!!

Karina terkejut hingga terjatuh melihat sosok kelinci putih yang melompat keluar pada saat Karina membuka pintu lemari. Kedua tangan Karina tertusuk sesuatu yang tajam ketika Karina dengan kencang terjatuh ke bawah.

Ugghh!!

"A-aww, mengapa tanganku selalu terluka? "

Karina menyambut kepingin kaca yang menusuk telapak tangannya sambil menahan rasa sakit yang sedang ia rasakan saat ini.

Karina segera melirik ke arah sekeliling untuk mencari Kelinci putih tadi yang melompat menerjang. Tak butuh waktu lama, ia melihat Kelin itu tengah terdiam mengumpat di bawah ranjang yang sedikit rusak di beberapa bagian.

Karina menghampiri si Kelinci putih itu. Saat Karina baru saja menundukan tubuhnya untuk mengulurkan tangannya, Kelinci itu berbicara pada Karina untuk menjauh dari nya.

"Ku mohon menjauhlah dariku!!"

"Hei, tak apa. Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Kemarilah, " ucap Karina mengulurkan tangannya.

Kelinci yang mungil terlihat sangat ketakutan setelah bertemu dengan Karina, namun Karina yang berusaha untuk mempercayainya, Kelinci putih itu segera berjalan keluar dari bahwa ranjang sambil memegang tangan Karina penuh dengan keraguan.

"Bagus, tidak perlu kau merasa takut padaku. Aku tidak akan melakukan apa-apa padamu."

Kini saat ini Kelinci putih tersebut telah keluar dari ranjang dan berdiri di hadapan Karina yang sedang duduk menatap Kelinci putih itu.

Cermin Bulan [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang