Karina dan Rebby telah berada jauh dari tempat sebelumnya, mereka menggunakan penciuman Rebby yang begitu kuat untuk pergi mengikuti jejak Genvia yang di bawa oleh Gafrid.
Mereka berhenti di pertengahan Tujuh batu besar kuno karena penciuman Rebby seketika kehilangan jejak.
"Aku kehilangan jejak, " ucap Rebby.
"Kita berada di pertengahan batu besar kuno. " Karina menjeda ucapannya dan mulai menghitung batu besar tersebut sebanyak Tujuh batu. "Seharusnya, ini adalah tujuh Kristal!! " Karina berlari menghampiri salah satu batu besar itu dan menyentuhnya.
"Tapi mengapa malah menjadi batu besar seperti ini? " Karina masih merasa kebingungan.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? " tanya Rebby.
"Apa petunjuk berikutnya? " Karina yang bertanya pada sisik emas miliknya yang menjawab dengan sebuah tulisan 'Cermin Bulan'.
"Apa yang dimaksud dengan cermin bulan? " ucap Karina.
"Sebuah ritual dari setiap batu mempunyai cermin yang bisa memantulkan sinar dari bulan pada saat malam hari, " ucap Ningla yang secara tiba-tiba datang.
"Ningla? " Karina bahagia saat Ningla datang.
"Maaf Karina, aku telah meninggalkanmu sendirian. Hari sudah siang membuatku harus pergi dengan cepat sebelumnya matahari mulai terbit. " Ningla turun dan berjalan menginjak tanah menghampiri Karina.
"Tidak apa, yang kita perlukan saat ini adalah sebuah cermin, bukan? " Karina menatap ke arah Ningla.
"Tongkatku tidak sehebat penyihir, aku belum bisa menciptakan cermin di dalam tongkatku, " ucap Ningla.
"Bagaimana jika mengubah cermin yang rusak menjadi baru kembali? " tanya Rebby.
"Yah, aku bisa itu, " jawab Ningla.
"Kalau begitu, ikut aku. " Ningla menerbangkan sayapnya mengikuti Rebby mencari sebuah cermin di sebuah ruangan Maxcule.
Kini tinggal Karina seorang diri yang masih berada di tempat, ia masih melihat-lihat batu besar yang mengelilinginya. Saat Karina sedang terdiam di dalam hutan yang begitu sunyi dikelilingi oleh tujuh batu besar, ia mendengar seseorang mmemanggilnya.
Alexandria...
Alexandria...
Alexandria...
Karina mencoba untuk mencari suara itu berasal, namun tidak ada satupun yang berada di sekitarnya.
"Siapa yang memanggilku? " tanya Karina.
Namun ia tidak melihat wujud seseorang yang memanggilnya tadi. Karina sangat penasaran akan seseorang yang memanggilnya.
Alexandria...
Alexandria...
Alexandria...
"Tunjukkan wujud kalian agar aku mengetahui siapa kalian sebenarnya, " ucap Karina.
"Apa, kau tidak mengenal kami?! "
"Ini kami! "
"Ahh, tidak mungkin kau melupakan kami, bukan? "
"Hei, apa yang sedang kau lakukan?"
"Gadis yang pelupa. "
Karina berjalan menghampiri asal suara itu, ia memegang sebuah kain transparan dan menariknya.
"E-em... Halo, Karina? " ucap Saka dan Saki menyapa Karina.
"Halo, " jawab Karina.
"Kami kira kau melupakan kami, ternyata kami lupa melepaskan kain transparannye, ehehe." Saki tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cermin Bulan [Telah Terbit]
FantasíaSudah terbit di Chars publisher Tahun 1231 Ratu Krystal disandera oleh Kerajaan Naga Api yang ingin menguasai dunia dengan kejahatan. Sekumpulan burung merpati berterbangan mengantarkan surat yang diikat di kakinya mencari keturunan Alexandria yang...