"Tolong jaga perilaku anda, tolong," pinta Ino yang duduk di sebelah Naruto, di belakang.
Ren mengemudi modil di bangku depan.
Belum memasuki perjalan, baru menjemput saja banyak hal heboh yang di ciptakan Naruto.
Pemeriksaan di kantor security menghabiskan waktu 2 jam. Waktu habis hanya untuk acara fanmeeting dadakan antara petugas keamanan dengan Naruto.
Padahal paket traveling masih berjalan dan tidak ada tambahan.
"Jika tidak, waktu paket liburan anda bisa terbuang sia-sia," imbuh Ino.
"Ha-i!" seru semangat Naruto.
"Entah mengapa aku jadi emosi dengan jawabanya," gumam kesal Ino hingga keluar urat di kepala karena menahan emosi.
"Ma - ma~ (sudah sudah)" Ren yang mendengar gumamnya Ino, berusaha menenangkannya.
"Tuan kalau boleh tau, kenapa anda memilih paket jalan-jalan di perkotaan Osaka?" ramah tamah Ren.
"Karena orangtuaku tinggal di sana, aku lupa suasana dan jalanan Osaka, waktu itu aku masih kecil sekali. Jalan-jalan sendirian di Osaka membosankan. Jadi aku pakai jasa travel hihihi!" ujar ceria Naruto.
"Maaf, kalau boleh tau anda asli Jepang atau blasteran, dari tadi anda bicara dengan kami dengan bahasa informal (tidak baku)" sindir Ino yang kurang nyaman dengan manner Naruto.
"Aku asli Jepang tapi masa kecilku di London hihi! Wari, aku hanya belajar bahasa Jepang tidak baku karena mudah pakai bahasa ini, terasa lebih akrab," ujar Naruto tersenyum jeruk kepada Ino.
Detak jantung Ino langsung nyut seketika. Wajah Ino menghadap ke depan, ia tidak tahan melihat wajah Naruto yang begitu jelas.
'Wangi jeruknya fresh sekali, aku tidak kuat!!!' jerit Ino di batinnya yang mengelak fakta bahwa dia grogi.
"Ah, saya setuju, kebetulan kalau saya punya uang banyak saya juga pake jasa travel karena lebih mengasikan dan enak tujuan kita tertata," sela Ren.
"Iya, kan hihihi. Banyak mall, cafe, kuliner di Osaka apalagi udon~" ujar Naruto hingga menghiur.
"Oh, kita belum kenalan, Ore Naruto!" Naruto memperkenalkan diri dengan semangat.
"Ren desu,"
"Yamanaka Ino desu,"
"Namamu hanya Ren saja?" tanya Naruto.
"Tidak, hanya saja saya ingin orang merasa nyaman akrab dengan memanggil nama saya," sahut Ren seraya melirik kaca sepion di belakang.
"Ino nama yang bagus," puji Naruto.
"Ari-gatogozaimasu..." jawab Ino kurang yakin.
"Ino-chan sudah berapa kali ke Osaka?" tanya ramah Naruto.
Ino menatap Naruto langsung dengan wajah dan telinga yang memerah panas. Di budaya Jepang sangat sulit memanggil nama pemberian bila belum kenal betul. Tapi Naruto dengan mudah menyebut namanya bahkan dengan - chan-.
"Tolong jangan panggil nama saya apalagi dengan chan," tegur Ino deg-degan.
"Kenapa?" Bingung Naruto polos.
"Karena itu curang! Anda bisa memanggil nama saya dengan mudah karena anda terbiasa dengan budaya barat, sedangkan saya tidak!" gerutu Ino yang masih memerah tersipu.
"Tapi aku ingin lebih dekat dengan Ino-chan," tukas Naruto.
Dan itu semakin membuat Ino merasa tidak adil! Hal seperti memanggil nama jadi terdengar biasa dan tidak istimewa. Karena itu Ino kesal, ia ingin menjadi istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] UZUMAKI-WAKASAMA!!
FanfictionNaruto yang sudah sejak lahir di Inggris, memutuskan untuk pulang ke Jepang. Pulang ke rumah sambil berliburan. Ia menyewa jasa travel dan bertemu dengan Ino, guide tournya. Saking tertariknya pada Ino, Naruto rela untuk menawarkan gaji besar pada I...