Bab Tujuh

287 51 8
                                    

Malam hari pun tiba, Valent pulang bersama Dante. Valent memperkenalkan Dante denganku. "Malam Iman, Iman kenalin ini Dante."

"Oh, malam... Salam kenal, aku Iman." sahutku.

"Dante, oh iya kata Valent kamu sekolah di trisakti juga?" ujar Dante.

"Iya... Oh kalian sudah makan malam? Makan dulu yuk, aku masak tadi. Ya sederhana aja sih," sahutku lagi.

Valent langsung menuju ke meja makan. "Waaaaaah, ini enak banget... Yuk makan, kebetulan belum makan malam juga."

Aku hanya tersenyum, kami bertiga makan malam. Saat tengah asik makan, ada suara ketukan pintu. Aku dan Valent berdiri, lalu aku berbicara. "Biar aku saja,"

Aku membuka pintu, saat pintu terbuka aku melihat Bang Danu disana. "Loh, Bang Danu, ada apa? Ayo masuk."

"Hehehe, gak apa-apa cuman pengen nginep sini. Masih kangen..." Sahut Danu.

"Ya udah ayo masuk, udah makan?" seruku.

Danu menggeleng, lalu aku berbicara. "Ya udah makan sama kami yuk, ada Valent dan Dante. Aku simpan tas abang dulu di kamarku."

Danu mengangguk lalu menuju ke meja makan, Dante dan Valent kaget melihat Danu. "Loh, Danu kok bisa disini?"

"Hai, Iya kau sendiri Dante ngapain di sini?" sahut Danu.

"Main aja sih, biasa kangen sama Valent... Hihihi..." sahut Dante.

"Kau sendiri ngapain kesini?" sahut Valent.

"Sama, kangen juga. Sama Iman... Hihihi..." sahut Danu.

Valent melotot, lalu berbicara. "Kau kenal Iman? Darimana sejak kapan? Wah si Iman Garcep ih, udah kenal aja sama salah satu anak populer di sekolah."

"Dari kecil, kami dulu selalu sama-sama. Makan dan tidur bareng, dan yaaaah...." sahut Danu.

Aku yang baru saja tiba langsung menyahut. "Danu abang sepupuku Valent, makanya kami sangat dekat."

"Oh pantesan, tapi kok Danu gak pernah cerita ya?" sahut Dante.

"Kalian yang lupa kali, kan dia yang sering ku ceritakan." sahut Danu.

"Ooooo..." sahut Valent dan Dante.

"Ya udah lanjut makan dulu," ujarku.

Valent bolak balik nambah. "Iman masakanmu enak banget, setiap hari kek gini apa gak gemuk aku."

Kami hanya terkekeh geli, lalu kami semua selesai makan. Valent, Dante, dan Danu mengerjakan tugas sekolah bersama. Lalu Danu berbicara. "Dek, sini. Besok pelajaran yang di bawa ini. Ada tugas sekolah juga, tapi kamu pindahan ya? Gak perlu ngerjain tugas."

Aku mengangguk dan menyiapkan mata pelajaran yang akan di bawa. Padahal aku sudah mengaturnya siang itu, tapi karena mendapatkan petunjuk dari bang Danuya sudah, aku ganti lagi. Mereka sibuk mengerjakan tugas, setelah selesai kami pun pergi tidur di kamar masing-masing. Dante dengan Valent, dan Danu denganku. Seperti biasa saat kami masih kecil, Danu selalu merentangkan tangannya agar aku tidur berbantal lengannya. aku yang sudah terbiasa dengan itu langsung tau maksudnya.

"Hah, sudah lama sekali sejak perpisahan itu... Akhirnya bisa ketemu lagi dan meluk kamu lagi..." seru bang Danu.

"Iya... Ya udah tidur lagi." sahutku.

"Kata mama abang, Kamu tinggal sama kami aja, jadi gak perlu ngekost." Sahut Danu.

"Gak ah bang, ga mau repotin bu'de... Aku kost aja lebih bebas." ujarku.

"Iya nanti kita gak bebas pelukan kan? Ahahhaha." sahut Danu.

"Sinting..." sahutku.

Danu hanya tertawa sambil mengeratkan pelukannya. Di kamar Valent, Dante berbicara. "Bukan kah Danu menganggap Iman bukan adik sepupu ya? Dari cara menatapnya saja Danu sepertinya menyukai Iman."

BL- MY PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang