Bab Sepuluh

289 42 4
                                    

Di kost, Valent dan Dante sampai. Bahkan Danu juga ada disana, tapi sudah hampir jam dua malam Iman belum juga kembali ke kost.  Danu mencoba menghubungi Iman tapi tidak bisa di hubungi. Valent berbicara. "Bagaimana? Bisa di hubungi tidak?"

"Gak aktif Nomornya," sahut Danu.

"Mungkin masih ada meeting dengan bosnya atau apa... Udah tidur aja lagi, nanti juga pulang." sahut Dante.

Mereka semua mengangguk, sementara itu di hotel Iman baru saja selesai Fashion Show. Setelah selesai Albert langsung membawa Iman kesebuah Rumah yang sangat mewah dan megah. Iman tau itu emang rumah yang Albert belikan untuk Iman. Tapi sebenarnya apa tujuan Iman masuk ke SMA itu, walau sebenarnya Iman sendiri sudah lulus SMA. Aku berpikir sejenak lalu berbicara. "Sampai kapan aku menyamar?"

"Sampai kasusnya benar-benar terungkap... Masa lalumu ada kaitannya dengan ini semua," sahut Nando.

Albert yang dari tadi diam juga berbicara. "Tapi aku tidak ingin dia dalam bahaya,"

Aku berusaha menenangkannya. "Aku akan baik-baik saja, aku tidak ingat masa laluku yang bagian mana. Tapi, aku akan berusaha mencari tau."

"Your Past, ada di depan mata." sahut Nando.

"Who's He?" tanyaku.

Fernando mengeluarkan sebuah Photo, disana aku melihat diriku sedang berada berphoto untuk buku tahunan. Namun di belik photo itu ada sesuatu yang janggal, ketika semua guru berphoto hanya satu guru yang tidak ada. "Pak Anton dimana?"

"Itu yang ingin kami tanyakan, dia tidak ada. Lalu, kau ingat anak ini?" sahut Nando.

Fernando mengeluarkan Photo Narendra, aku terkejut lalu aku menggigit bibirku. "Ini kan, Narendra..."

Albert dari tadi hanya diam, dia berusaha menenangkanku. Aku sendiri bingung kenapa masa laluku? Ada apa dengan masa laluku? Aku sedikit bingung, Albert melarang Nando untuk menanyakan hal lainnya lagi. Albert melihatku sedikit pusing dan bingung jadi menyuruhku beristirahat. "Aku bawa kamu ke kamar, kita istirahat ya."

"Aku ingin kembali ke kost saja, aku takut abang sepupuku mencariku." sahutku saat itu.

"Sudah larut malam, besok saja kamu kembali." sahut Albert.

"Baiklah," sahutku lagi.

Albert memelukku dengan penuh kasih sayang, aku pun tertidur lelap di pelukannya. Saat pagi hari tiba, aku bangun lebih dulu. Aku melihat Albert masih tertidur, lalu aku keluar kamar menuju ke dapur. Nando melihatku dan menyapaku. "Pagi My Princes..."

"Pagi, aku laki laki Nando..." sahutku.

"Tapi kau cantik, bagaimana dengan tidurmu?" sahut Fernando.

"Cukup nyenyak, aku buat sarapan dulu. Albert belum bangun, masih tertidur lelap." sahutku lagi.

"Sepertinya ada yang habis bertempur tadi malam..." sahut Fernando.

Wajahku mendadak panas dan bersemu merah. "Apaan sih.."

"Ahahahha lihat wajahmu memerah..." sahut Nando menggodaku.

Dengan kesal aku langsung pergi kedapur, lalu Albert bangun dan mencariku. "Dimana My Queen?"

Haih malah lebih parah... Queen ? Not King...

"Ada di dapur, lagi buat sarapan." sahut Fernando.

Albert berjalan menuju dapur, aku melihat Albert akan berjalan ke arah. "Eits... Stop, duduk disana aku siapkan sarapan..."

"Hmmm... Aku ingin memelukmu," sahut Albert. Kebiasaan setiap pagi bangun tidur memang seperti itu.

BL- MY PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang