Aku sampai di halaman sekolah, sekolah itu tampak bagus dan megah. Aku melihat tiga anak perempuan yang mengendarai sepeda motor sport itu. Itu adalah Dewi, Dea, dan Rianti. Yang baru saja keluar dari Ferarri putih itu adalah Ahmad, dan yang baru saja keluar dari Lamborgini itu adalah Arya. Aku berhenti sejenak, saat melihat semua sudah berubah menjadi lebih baik. Kehidupan mereka seakan berubah 180 derajat, sementara aku masih si anak yang dari kampung dan sederhana apa adanya.
Pura pura cupu...
Aku berjalan lain arah mengikuti langkah kaki murid yang lain, lalu aku bertemu dengan salah satu guru disana. "Selamat pagi pak, maaf saya Iman Saputra. Murid pindahan dari Dharma Bangsa, mau nanya ruang kepala sekolah sebelah mana ya?"
"Oh iya nak Iman, ayo ayo mari saya antar kamu." sahut guru itu.
Aku dan guru itu pergi keruang kepala sekolah, saat masuk kedalam ruang kepala sekolah aku terbelalak lebar saat melihat siapa kepala sekolah disana. Aku melihat namanya di meja dan di Nametag nya "Anton Wijaya".
Guru yang bernama Windra, berbicara. "Maaf pak, ini ada murid pindahan dari SMA Dharma Bangsa,"
"Oh ya, silahkan duduk." sahut Pak Anton.
Pak Anton masih terlihat sangat muda dan bugar. "Halo, selamat datang di sekolah Trisakti. Siapa namamu?"
"Nama saya Iman Pak... Ini data dan Formulir saya," sahutku sambil menyerahkan semua datanya.
Wajahku memang banyak berubah, dulu waktu kecil hingga aku SMP, aku gemuk dan sedikit kucel. Saat pak Anton melihat dataku, ia mengernyitkan dahinya dan melihatku sangat serius. Aku hanya tersenyum dan menatap matanya intens. "Apa kabar Pak Anton?"
"Putra kau? Kau kah ini, Ya Ampun... Kau..." sahut Anton sedikit salah tingkah.
"Ya ini saya... Kalau begitu saya permisi dulu... Saya harus kekelas," ujarku.
"Ya sudah, kamu di kelas 1 A." sahut Anton.
Aku mengangguk, lalu aku pergi mencari kelas satu A. Lalu aku bertemu dengan wali kelas satu A, dan dia mengajakku untuk masuk kedalam. "Pagi anak-anak..."
"Pagi bu..." Sahut semua murid.
"Baiklah murid semuanya, kita kedatangan murid baru di sekolah ini... Iman, Ayo masuk." seru Bu Winda.
Aku pun masuk kedalam kelas, aku sedikit terkejut melihat beberapa murid di dalam kelas. Dewi, Dea, Rianti, Ahma, Arya, Danu, Dante, dan Valent. Lalu Bu Winda menyuruhku memperkenalkan diri. "Ayo perkenalkan dirimu."
"Halo semua, selamat pagi. Perkenalkan namaku Iman. Aku pindahan dari Dharma Bangsa." Ujarku.
Semua menjawab hai dan mengangguk, lalu bu Winda menyuruhku duduk di bangku kosong, ada dua bangku kosong tapi satu bangku tidak boleh di duduki oleh siapapun. Ada taburan bunga disana, aku berhenti sejenak dan melihat bangku itu. Lalu aku berjalan lagi dan duduk di bangku kosong yang paling belakang. Danu menoleh kearahku, lalu tersenyum kearahku. Pelajaran pertama di mulai, semua murid belajar dengan tenang. Aku memperhatikan Arya melihat kearahku sesekali, aku tidak menghiraukannya, aku juga tidak yakin dia ingat padaku atau tidak.
Setelah dua mata pelajaran berlangsung, jam istirahat pun tiba. Semua murid keluar berhamburan seperti itik baru lepas dari kandangnya. Valent menghampiriku, "Iman... Kekantin yuks..."
"Boleh, yuk..." sahutku.
"Yuks... Eh Danu tadi nitipin ini." ujar Valent sambil menyerahkan uang.
"Oh, makasih ya. Lagian apaan sih, ngasih duit segala." Ujarku.
"Ya kan dia abangmu, wajar dunk kalau ngasih uang jajan sama adeknya. Hahahah." sahut Valent.
"Iya juga sih, dari dulu memang dia seperti ini." balasku lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BL- MY PAST
Historia CortaMasa Lalu bagian mana yang tidak aku ingat? My New Story My Past... Iman Saputra