.
.
.
January 11, 2011.
Juyeon turun dari panggung wisudanya setelah memberikan pidato singkat tanpa senyum dan menerima ijazah kelulusannya. Ia menghindari euforia anak-anak lain yang juga di wisuda hari itu, ia yang termuda di antara mereka tentu saja, dan mencari Hyunjae di antara kerumunan. Juyeon memandang berkeliling dan melepas toga yang menghalangi pandangannya. Ia tak menemukan sosok yang dicari-carinya dalam ruangan.
Ia bergegas keluar sembari melepas toga yang dikenakannya karena membuatnya susah bergerak cepat, tak mempedulikan tatapan aneh orang-orang karena ia dengan percaya diri melepas toga di tengah jalan. Ia masih tak menemukan Hyunjae di sekitar situ. Maka ia berlari ke tempat parkir dimana ia memarkir mobilnya, berharap Hyunjae sedang menunggu di sana. Tapi ternyata tak ada siapapun di sana. Mobilnya kosong.
Juyeon berdiri di samping mobilnya, mengatur napasnya yang sedikit terengah. Dimana sebenarnya Hyunjae?
Juyeon mengerling jok depan mobilnya dan melihat ada amplop coklat besar tergeletak di sana. Juyeon langsung mengenali amplop itu. Amplop yang berisi berkas perceraian mereka berdua. Ia membuka pintu mobilnya dengan terburu-buru, melemparkan toga, ijazah dan topinya ke jok belakang, lalu mengambil amplop itu. Juyeon membukanya dengan sangat cepat, mengecek sesuatu. Dan ia berhenti di lembar dimana Hyunjae seharusnya membubuhkan tanda tangannya sebagai persetujuan.
Seharusnya Juyeon sudah menduganya, tapi hatinya tetap terasa mencelos ketika melihat tanda tangan Hyunjae benar-benar tergores di sana. Ia kembali memasukkan kertas-kertas itu ke dalam amplop dan melemparkannya ke jok belakang bersama perlengkapan wisudanya. Juyeon memandang berkeliling tempat parkir.
Hyunjae pasti belum jauh. Ia masih melihatnya sewaktu ia mengakhiri pidatonya tadi. Masa si tolol itu tega meninggalkannya bahkan tanpa mengucapkan kata perpisahan?
Juyeon mengunci mobilnya lagi dan kembali melanjutkan pencariannya. Ia benar-benar mengelilingi JSA yang sangat luas itu, memicingkan matanya ke segala arah, mencari-cari sosok Hyunjae. Ia sudah hampir putus asa ketika dilihatnya seorang pemuda dengan rambut cokelat serta baret biru khasnya yang mencolok, sedang menjinjing tas olahraga berukuran sedang, berjalan melintasi taman depan JSA ke arah pintu gerbang. Tak salah lagi, itu Hyunjae.
Tanpa pikir panjang, Juyeon langsung berlari ke arah sosok itu, tidak menggubris sekawanan burung dara, yang sedang mematuk-matuk rerumputan untuk mencari cacing, terbang ketakutan karena derap langkahnya. Juyeon berhasil menyusul Hyunjae tepat pada waktunya, sebelum ia keluar dari JSA.
"Hyung.." engah Juyeon, berhenti tepat di depan Hyunjae.
Hyunjae yang kaget karena Juyeon tiba-tiba muncul di depannya berhenti melangkah. "Juju? Ngapain kau di sini?" tanyanya heran. Seharusnya Juyeon tidak berada di sini. Seharusnya setelah pidato tadi, Juyeon akan langsung pulang ke apartemennya, tidak menghiraukan Hyunjae lagi. Hyunjae memang tidak berniat mengucapkan selamat tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue And Red , Jumil ✓
Romance"I love you's the only beginning." ⚠️ Remake ⚠️ dari SasuNaru karya GrettamaMYC, Kugure 2009. Warning bxb, kissing, marriage life, angst! © floreapetals, 2022