[First Mission]

23 0 0
                                    

Re menatap papan tulis dengan bosan, gadis itu memutar-mutar pulpennya sembari mendengar guru menjelaskan materi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Re menatap papan tulis dengan bosan, gadis itu memutar-mutar pulpennya sembari mendengar guru menjelaskan materi. Kemudian menelungkup kan wajahnya, kemudian bangun lagi. Begitu terus sampai sahabat Re yang duduk disebelahnya merasa jengkel.

"Lo ngapain sih anjir? Gak bisa diem amat" omel Patra pelan pada sahabatnya, kalau gede-gede nanti kedengaran guru dan mereka berakhir kena hukuman.

Re menggeleng, matanya kembali fokus kedepan. Patra mendengus, tidak mempedulikan sahabatnya lagi. Sampai akhirnya terdengar bel istirahat, Re berseru senang, akhirnya bebas.

Patra menatap Re aneh, "kenapa sih lo dari tadi? Pusing? Iya sama gue juga" Patra juga jadi ikutan nggak jelas gara-gara ketularan Re tadi.

"Gue mau ke kelas abang gue dulu, lo kalau mau ke kantin duluan aja" ucap gadis berambut sebahu itu kemudian berlalu pergi. Patra mendengus, dia ditinggalin.

Re menaiki tangga menuju ke area kelas 12. Re bodo amat diliatin sama kakak kelas, dipikiran mereka pasti gini; ini siapa berani banget ke area kelas 12? Tapi sebagian dari mereka tau kok Re itu siapa— adeknya Jarrel dan Jasver, si biang rusuh di kelas 12.

Re tiba di depan pintu kelas XII Social 1. Gadis itu melongokkan kepalanya kedalam kelas, "misi ada Bang Jarrel sama Bang Jasver gak?" Tanyanya.

Langit yang kebetulan ada di deket pintu langsung noleh, kaget tiba-tiba ada kepala yang nongol.

"Weh! Jarrel, Jasver! Adek lo dateng nih" seru Langit. "Adek yang mana njir? Adeknya ada tiga" ini malah Halfa yang nyaut.

"Yang cewek"

"Oh, Re ya?" Tiba-tiba Sheera datang menghampiri Re. Gadis itu mengangguk, masih menunggu kedatangan abang kembarnya.

"Kenapa?" Tanya Jasver, menghampiri adiknya. "Mau minta uang jajan, kata Papa ada di abang. Sekalian buat Java deh, btw Bang Jarrel kemana?" Re mengadahkan tangannya dihadapan Jasver.

Cowok itu mengeluarkan dompetnya, dan memberikan selembar uang merah kepada adiknya.

"Tuh buat lo sama Java. Jarrel lagi ada urusan bentar, yaudah ya sana balik kelas. Gue mau pergi" Jasver mengibaskan tangannya, mengusir Re. Cewek itu mendelik, memukul pantat Jasver membuat cowok itu mengeluh.

Re menjulurkan lidahnya, kemudian berlari pergi. Jasver mengeluh, punya adek gini amat. Untung yang dateng bukan Java, yang dia diporotin nanti.

Selesai urusan dengan Re, Jasver bergegas menuju ke bagian belakang sekolah. Dia menuju ke sebuah gudang yang disulap menjadi markas anak-anak XII Social 1. Gudang itu berada di bagian belakang sekolah, paling ujung juga. Nggak banyak murid yang tau tentang gedung itu, apalagi sekarang udah jadi markas anak-anak kelasnya Jarrel sama Jasver.

Jasver masuk, udara dingin langsung terasa akibat kipas besar yang berada di dalam. Lampunya sedikit gelap, sengaja. Dan banyak barang-barang elektronik di dalam, serta karpet, sofa, kasur kecil, serta kulkas mini di dalam gudang tersebut. Udah kayak rumah.

L(ove) For JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang