[Sunday]

13 0 0
                                    

Minggu pagi yang cerah, suasana rumah keluarga Jev tampak hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu pagi yang cerah, suasana rumah keluarga Jev tampak hening. Tentu saja, sekarang kan hari minggu dan semua masih terlelap nyenyak dibawah alam mimpi. Mereka akan menghabiskan waktu dengan beristirahat seharian, kalau bisa.

Re bangun lebih cepat, tenggorokannya terasa kering. Kalau hari minggu, keluarga ini sering melewatkan sarapan bersama. Bahkan tidak sarapan. Soalnya masih pada tidur, dan kalau dibangunin pasti ngamuk. Bilangnya ini hari minggu, mau istirahat.

Gadis itu melangkahkan kakinya ke dapur, suasana benar-benar hening. Re membuka kulkas, berniat mencari air dingin.

"Kukira nggak ada yang bangun selain aku" ucap seseorang dari arah belakang, Re menoleh, mendapati Keila— kakak perempuan Farel dan Faila tengah berjalan menghampirinya, sepertinya dari ruang utama.

"Haus aku, mbak. Tumben udah bangun?" Tanya Re setelah meminum minumannya. "Aku ada tugas, ck, minggu aku akhir-akhir ini gak tenang gara-gara banyak tugas" keluhnya sambil mengambil soda dari dalam lemari pendingin.

Re mengangguk, jadi anak kuliahan sesusah itu kayaknya. Kadang jadwal suka diubah, dosen nyebelin suka ngasih tugas gak pake perasaan, dan belum juga nanti skripsi. Pasti lebih ribet dan sibuk lagi. Re mikirin Jarrel sama Jasver yang sebentar lagi bakal masuk dunia perkuliahan.

"Mbak udah makan?" Cewek itu kembali bertanya, Kei pagi-pagi udah minum soda aja. Takutnya belum makan. Kalau sama Jev pasti anak-anaknya udah diomelin, masih pagi kok udah minum soda.

Kei mengangguk, "udah kok tadi pake roti bakar. Mbak duluan ya ke kamar, mau ngerjain tugas" Re mengangguk, Kei bergegas kembali ke kamarnya dengan membawa laptop dan lembaran-lembaran kertas.

Re mendudukkan dirinya di sofa, menyalakan televisi dengan suara agak kecil. Takut menganggu penghuni rumah yang lagi asik tidur. Re bosan.

"Sendiri aja neng~" Bisik sebuah suara di telinga Re, membuat cewek itu terlonjak kaget dan melempari orang tersebut menggunakan bantal kecil di sofa. Orang itu— Jarrel, tertawa lepas. Berhasil menjaili sang adek.

"Bang! Lo nyebelin banget! Gue jantungan nih, kalau lepas gimana?" Gerutu Re sambil memegangi dadanya. Dia kaget banget, kirain ada orang yang mau nyulik dia. Tapi nggak mungkin juga sih, itu maling mau masuk dari mana emangnya?

Jarrel terkekeh, mengelus pucuk kepala gadis itu, kemudian ikut duduk di sebelah Re. Matanya ikut menatap layar televisi yang sedang menayangkan kartun Boboiboy, kartun kesukaan Re dari zaman masih ngerangkak, sampai sekarang.

"Udah segede gini tontonan nya masih Boboiboy" cibir Jarrel. Re mendelik, "ya biarin lah! Abang juga masih suka nonton Spongebob sampe sekarang. Gak protes tuh gue" Jarrel hanya tertawa.

"Mau ikut gue gak?" Tanya Jarrel tiba-tiba.

"Ke?"

"Markas. Mau ketemu anak-anak, ikut aja yuk. Daripada lo ngegabut disini" ajak Jarrel sambil menarik tangan Re, "masih pagi bang"

L(ove) For JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang