59. Digunakan Bagaikan Properti [18+]

11.9K 213 16
                                    

Dipublikasikan pada tanggal

Senin, 16 Mei 2022

[18+]


~ Selamat Membaca Semua ~

Farel mulai menatapku dengan tajam dan seketika semua pertahanan dalam diriku melemah. Aku tidak berani lagi untuk melawan.

"Kenapa? Takut? Atau sandiwara lagi? Hah?!"

Kini tatapannya sangat menakutkan. Aku tidak harus bagaimana lagi. Aku sudah buntu. Dan aku basar bahwa kami berdua masih tanpa berpakaian alias masih polos. Aku takutnya ia nanti akan membuatku dalam kekejamannya. Aku tidak mau katakan apa yang aku pikirkan karena aku tidak ingin hal itu terjadi.

Kedua tanganku kembali di genggam dengan kuat sangat kuat membuatku kesakitan. Dan tanpa sadar aku telah mengeluarkan air mata. Karena saking takutnya.

Farel mendekatkan wajahnya padaku dan merasakan hembusan nafasnya yang kasar. Sepertinya amarahnya akan berada di puncak.

"Kenapa kamu menangis? Hm?"

"Karena kamu membuatku seperti ini. "

"Oh ya? Bukankah ini semua oleh karnamu."

"Aku tidak ada salah apapun di sini, yang ada salah itu adalah kamu."

"Ohoh... rupanya kamu masih keukeh dengan pendirian dan tingkah kepala batu kamu itu? Baik, maka aku akan membuatmu menurut padaku dan tidak akan banyak bertingkah lagi!"

"Farel! Kalau kamu buat aku kesakitan lagi, maka kamu akan menyesal!"

"Justru kamu yang akan menyesal."

Kedua tanganku terkurung dalam ikatan kedua tangannya ke atas kepalaku. Dengan kecepatan penuh dan kekuatan yang kuat ia menusuk vaginaku dengan keras oleh penisnya yang telah menegang sangat keras.

"AH......!"

Aku mendesah panjang disertai rasa kesakitan yang menyatu. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Karena aku sudah merasa berada di ujung tanduk. Segala rencanaku telah hancur berkeping-keping. Tidak ada sisa.

Yang ada hanya kesakitan yang di kemas dalam desahan. Sementara Farel memperkosaku kembali seperti tadi malam. Tapi ini lebih menyakitkan lagi. Sodokan yang begitu keras dan di tambah dengan ukuran penisnya semakin memanjang.

Beberapa saat kemudian di saat masih kami saling mendesah penisnya terasa sudah mencapai ukuran maksimumnya. Kini terasa sangat lebih panjang dan panjang yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Emosinya telah menguasainya dalam pemerkosaannya padaku.

"Ah... Sakit... Ah..."

Suaraku tak di dengarnya. Hanya menikmati tubuhku yang telah tak berdaya. Ku tatap matanya yang telah tertutup dengan mulut yang mengeluarkan desahan tiada tara membuatku semakin membenci dirinya. Di saat aku kesakitan di sanalah ia kenikmatan.

"Ah... Ah... Ah..."

Desahan kami berdua-lah yang hanya terdengar dan bunyi kecil dari gerakan ranjang. Sodokan demi sodokan membuat vaginaku terpaksa menerimanya walaupun seluruh tubuhku telah kesakitan.

Akhirnya di detik terakhir ia pun berhasil mencapai puncaknya sehingga ia menyemburkan spermanya yang banyak.

Aku terkulai lemas dan tak sanggup untuk bergerak sedikit pun. Bahkan hanya untuk membetulkan posisi tidurku menjadi lebih baik saja tidak bisa dan sangat susah.

You Are My Girl 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang