19. Badai

95 19 1
                                    

Tidak perlu waktu lama untuk menunggu gosip datangnya Zian ke sebuah seminar menyebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak perlu waktu lama untuk menunggu gosip datangnya Zian ke sebuah seminar menyebar. Berita sederhana itu berubah menjadi berita besar seperti segumpal bola salju yang berubah menjadi bencana setelah bergulir beberapa saat.

Ketika Zian berjalan menuju toilet, ia sempat heran mendengar bisik-bisik yang selalu menyertainya sepanjang jalan. Suara-suara itu berdengung di telinganya. Sesekali ada orang yang takut-takut menunjuknya, tentu dibalas dengan lirikan tajam dari laki-laki bercelana sobek-sobek itu.

"Oh, hai, Bella." Tanpa terduga, Zian bertemu dengan Bella di depan toilet.

Gadis berponi itu hanya tersenyum dan segera beranjak dari sana. Meninggalkan Zian tanpa kata.

Setelah kepergian gadis itu, Zian bisa mendengar kalau suara bisik-bisik dari sekitarnya semakin kuat. Belum juga ia bertanya pada seseorang di sana, satu pesan masuk ke ponselnya.

Zi, coba lo baca Lambe Jatayu.

Zian menutup pesan itu dan segera menuju sosial media milik seseorang yang selalu menyajikan info terpanas di Jatayu. Baik itu berita prestasi atau berita tragedi. Zian tidak terkejut apalagi panik, ia adalah salah satu mahasiswa yang wajahnya paling sering berlalu lalang di akun tersebut. Beberapa korban palaknya melapor dan hal itu mampu membuat Zian tiba-tiba populer seantero Jatayu.

Mata cokelat Zian membelalak ketika melihat foto dan sebaris caption yang muncul di sana. Ia sudah terbiasa dengan kalimat menghujat yang selalu memenuhi komentar di bawah beritanya, tetapi kini ia tidak sendirian atau bersama Alka.

Ketika preman nomor satu Jatayu kencan dengan Cewek Ularnya Arsi.

Zian jelas melihat foto mereka ketika Zian dan Bella berkeliling komplek untuk mencari Rara. Dengan cepat, Zian langsung menelepon nomor Alka.

"Ka, gue mau ke Arsi dulu. Lo tunggu di parkiran aja."

Belum juga Alka sempat menjawab, Zian sudah mematikan panggilannya. 

Gedung Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Arsitektur di Universitas Jatayu terletak berdampingan. Jarak yang begitu dekat, membuat Zian tidak memerlukan waktu lama untuk tiba di gedung Jurusan Arsitektur. Zian familier dengan gedung tersebut karena beberapa kali mereka melakukan kuliah dasar di gedung ini. Ia yakin kalau Bella tidak akan berada jauh dari area toilet tempat mereka bertemu sebelumnya.

Suara bisik-bisik mengikuti Zian sepanjang jalan, semakin kuat ketika ia masuk semakin dalam ke gedung Jurusan Arsitektur. Ia tidak peduli, lagipula ia sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Kini, ia mengkhawatirkan Bella. Gadis itu pasti tengah jadi pembicaraan seantero Jatayu. Di jurusannya, mungkin Bella sudah terbiasa, tetapi seantero Jatayu adalah skala yang mungkin tidak bisa ia atasi.

Zian sudah tidak sabar, akhirnya ia bertanya pada seseorang yang tengah duduk sendirian. Gadis itu kelihatan tidak suka bergosip karena ia sangat santai ketika melihat Zian menghampirinya. 

Tell Me Why ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang