"Airi....kamu cuma salah faham" lirih Jihoon
"Aku juga berharap nya begitu kak, tapi mau sampe kapan kak Ji bego begoin aku terus hm?
Kakak semalam ke club, mabok, dan....dan tidur sama dia kan?" tangan Airi mengepal, matanya memanas tapi dia tahan agar tak menetes
"Bisa lakukan pembelaan? Atau emang bener kakak uda tidur sama dia? Hmm?" Airi menatap Jihoon dengan tatapan mengintimidasi
"Itu nggak bener Ri...." ucap Jihoon lirih"Aku uda lihat semua foto fotonya" lirih Airi
"Foto? Aku mabuk dan aku beneran nggak tau apa yg terjadi, percaya sama aku ri.." Jihoon berusaha meyakinkan kekasihnya itu
"Muka kakak kenapa? Kenapa panik gitu?" tanya Airi yg mendadak ekspresi wajah nya berubah seolah tak terjadi apapun
"Aku gpp kok, jadi nggak usah panik n jelasin ini itu. Dari awal kan aku uda bilang aku nggak suka sama kakak, jadi waktu tau kayak ini yg terjadi, ya aku nya biasa aja nggak ngerasa kecewa atau apa" ucap Airi sambil tersenyum"Maksudnya?" Jihoon bingung melihat perubahan mendadak dari Airi
"Airi nggak suka sama kak Ji, jadi kak Ji mau tidur sama siapapun Airi nggak peduli" ucap Airi penuh penekanan
"Cuma tadi sempet sebel nya hampir telat dateng ke kompetisi cuma gara-gara nungguin orang lagi enak-enak. Hhh..uda nggak perlu jelasin apapun lagi"
"Jadi bener yg dibilang Kanana?" tanya Jihoon"Hmm? Yg mana?" tanya Airi
"Kamu suka sama Asahi" tanya Jihoon
"Iya" jawab Airi
"Dari kapan?" tanya Jihoon lagi
"Hmm..uda lama sih, dari aku SMP kayaknya" jawab Airi enteng banget, nggak tau kalo Jihoon lagi mode cemburu maksimal
"Lalu aku? Pernah nggak walau cuma sesaat kamu merasa suka sama aku?" ucap Jihoon lirih
"Nggak" jawaban Airi yg membuat Jihoon bagai disambar petir
"Lalu apa arti hubungan kita buat kamu?" tanya Jihoon lirih
"Nggak ada...kan kak Jihoon yg maksa" jawab Airi secepat kilatKaki Jihoon melemas dan nggak bisa berkata-kata lagi
"Baiklah kalo gitu lebih baik diakhiri kan Ri?" ucap Jihoon, kepalanya menunduk dan tangan nya mengepal
"Hmm" jawab Airi sambil mengangguk
"Oke-kita-putus, maaf kalo uda ganggu kehidupan kamu selama ini, aku pamit ya" ucap Jihoon sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Airi
"Hmm" Airi membalas jabat tangan dari Jihoon
Jihoon pergi meninggalkan Airi sendiri. Dan Airi? Masih terpaku ditempat beberapa saat mencerna yg baru saja terjadi
"P-U-T-U-S...barusan kak Ji bilang itu kah?"Runtuhlah pertahanan Airi, dia jatuh terduduk, meremas dadanya yg terasa semakin sesak dan...tumpahlah semua air mata yg daritadi ditahan Airi.
"Kejar kalo emang masih sayang" ucap Asahi tiba-tiba
"Ngapain kak Sahi disitu" tanya Airi kaget
"Gw janji jadi samsak lo, kalo lo lupa"
"Tapi ternyata uda ada samsak beneran nya disini. Kenapa nggak lo tabokin? Ini malah ditangisin, beneran sayang?" Asahi menjelaskan"Gw nggak punya perasaan apa-apa sama dia" ucap Airi yg masih mengelak dari perasaan sukanya ke Jihoon
"Kalo nggak sayang kenapa ditangisin?" tanya Asahi
"Nggak nangisin, nggak usah sok tau"
"Hei....look at me, kelihatan jelas dimata lo klo lo beneran sayang sama dia, pake bawa bawa gw segala lagi" Asahi senyum
"Maaf...." lirih Airi
"Lo bahkan nggak ngebiarin air mata lo jatuh depan dia, biar apa coba? Gengsi? Masih sama prinsipnya nggak mau main hati sama anak treasure?" Asahi mencoba meyakinkan perasaan Airi untuk Jihoon
"Dia yg datang dikehidupan gw, tapi dia juga yg bilang putus, emang dia fikir dia siapa" Airi kesel tapi juga nangis
"Itu karna dia nggak tau lo sayang sama dia" jelas Asahi
"Tapi barusan kak Sahi bilang kelihatan jelas dari mata gw, kok dia nggak lihat" ucap Airi
"Karna dia uda ketutup rasa cemburu dia ke gw, ya lo nya nyebut nama gw mlulu. Mau gw bantu jelasin ke dia?" tawar Asahi
"Nggak usah....gw benci park Jihoon, gw benci treasure ber-12" teriak Airi
"Benci gw juga dong" Asahi nyengir