Sudah seminggu Jihoon Airi tidak berkomunikasi, sibuk dengan kegiatan masing-masing yg membuat mereka tak bisa saling bertemu tapi juga tidak saling mengirim kabarAiri yg baru saja keluar dari rumah sakit setalah seharian piket sebagai tugas wajib dokter baru dirumah sakit tempat dia bekerja, jam sudah menunjukkan hampir tengah malam ketika Airi pulang
"Pulang bareng siapa Ri?" tanya dokter Oh, senior nya di rumah sakit ini
"Eh senior, gw bawa mobil sendiri" ucap Airi senyum ke seniornya
"Ya tetep aja ini tengah malam, harus ada yg ngawal lo" tugas dokter Oh
"Berasa putri presiden gw mesti dikawal segala" Airi tertawa
Padahal diujung jalan tempat mereka berjalan, Jihoon sudah berdiri menunggu Airi pulang"Tumben pawang lo jemput, baru gw mau menawarkan diri" ucap dokter Oh kesel
"Hmm?" Airi menoleh kearah yg dimaksud seniornya, melihat Jihoon berdiri di ujung koridor RS membuat Airi menyunggingkan senyumannya
"Uda lama nunggu nya kak?" tanya Airi ke Jihoon"Barusan" jawab Jihoon yg langsung memeluk erat pinggang Airi di hadapan dokter Oh
"Mau makan dulu atau pulang langsung?" tanya Jihoon"Pulang langsung aja, Airi uda makan" jawab Airi mode manja
"Airi...ada yg mau aku bilang, aku harap Airi nggak salah paham" jelas Jihoon setelah mereka berdua ada di mobil Jihoon
"Nggak usah bilang apapun, Airi uda tau semuanya" Airi senyum melihat Jihoon
Jihoon malah jadi bingung
"Hmm?""Kalo ini terjadi setahun yg lalu pasti aku marah banget, mungkin sampe aku cakar orang itu, hehehehe"
Tapi sekarang Airi uda nggak seperti itu kok, rasa sayang Airi ke kak Ji yg bikin Airi nggak galak lagi" jawab Airi santuiJihoon menatap Airi sendu
"Orang itu yg lebih dulu masuk ke kehidupan kak Ji sebelum Airi, jadi gimana mungkin Airi bisa egois melarang kalian bertemu lagi? Selesaikan dulu kalau memang ada yg belum selesai"
Airi menjeda kalimat nya dan menarik nafas "Airi akan tetap disini nunggu kak Jihoon kembali buat Airi, kecuali kak Ji yg nyuruh Airi untuk pergi""Terima kasih sudah mau mengerti Ri" ucap Jihoon menunduk
"Tapi kamu nggak akan berpaling ke dokter genit itu kan?" Jihoon ngegas"Dokter genit siapa?" Airi bingung
"Yg barusan, siapa lagi" Jihoon menghela nafasnya
"Namanya dokter Oh, belum ganti nama" Airi nyengir, seneng banget dicemburuin lagi
"Tapi genit ke kamu, pake sok sokan nawarin nganter pulang" Jihoon manyun
"Ya abis nya pacar aku sibuk, malah uda seminggu ini nggak ada komunikasi sama sekali" Airi manyun
"Kirain Airi ngambek, jadi nggak berani hubungi duluan" Jihoon sesekali menatap Airi
"Ngambek kenapa?" ucap Airi bingung
"Krna aku cuekin pas di four season kemarin" Jihoon yg merasa bersalah
"Oh nyadar juga, kirain nggak sadar aku ada disitu" ucap Airi lirih
"Airi maaf....maaf kalo aku sempat terjebak di ingatan masa lalu. Aku cuma ingin tau alasan dia pergi" jelas
"Terus setelah tau?" tanya Airi menatap Jihoon intens
"Dia sakit Ri, aku cuma kasihan" lirih Jihoon
"Bener cuma kasihan?" ucap Airi serius menatap Jihoon
Yg ditatap kikuk, bingung mau jawab apa
Airi cuma bisa senyum miris"Kenapa gw jadi selemah ini sih" batin Airi
"Bisa nggak berhenti berharap lebih ke kak Ji" batin Airi yg terus menatap Jihoon