"Kak Haru sama kak Sahi juga disini?" Haruto yg lega bukan Airi yg ada di IGD, tapi juga was-was Airi mulai menghitung jumlah anak treasure yg ada di hadapan nya
"Hmm? Yg nggak ikut berarti cuma Kak Jihoon sama kak Hyunsuk ya? Bener bener nurut ucapan kak Lisa berarti" Airi terkekeh sesaat sebelum Hyunsuk dan beberapa polisi keluar dari sebuah ruangan dengan kondisi baju Hyunsuk yg penuh dengan darah, dan Hyunsuk yg terus menangis.
Airi berjalan mendekati Hyunsuk yg sudah berjongkok menyandarkan punggungnya di tembok depan IGD sambil menumpu wajahnya diantara kedua lututnya dan terus terisak"Kak Hyunsuk kenapa?" Hyunsuk mendongak tapi tak bisa berucap apapun
"Ini darah siapa?"
"Kak Jihoon mana?" Airi menoleh kesana kesini mencari keberadaan Jihoon
"Kak Haru, kak Ji dimana?" tanya Airi dengan nada tinggi, Haruto hanya diamPolisi, darah, dan semua anak treasure yg ada disini, Airi teringat pasien yg baru saja masuk ruang operasi, saat Airi hendak berlari kearah ruang operasi, tubuhnya di cekal Haruto yg memeluknya dari arah depan
"Kak Haru awas....kak please...kenapa harus menghalangi gw?" rintih Airi"Gw bilang minggir...." teriak Airi penuh emosi
"Kalian segini banyak jagain orang satu aja nggak becus"Airi yg sudah masuk ke ruang operasi, kaki nya melemas melihat nama Park Jihoon yg tertera di papan depan ruang tindakan, Airi berlutut memegangi dadanya yg sangat sesak, lagi lagi air mata Airi enggan untuk keluar. Sesaat kemudian mama Jihoon datang dan memeluk Airi.
Sudah 2jam mereka ada disana, belum ada tanda tanda dokter Oh keluar dari ruang operasi. Keluarga Watanabe pun lengkap semua berada disana."Airi...boleh papa bicara sebentar" ucap papa Watanabe mengajak putrinya untuk berbicara empat mata dengannya
"Papa sudah menemukan pelakunya" Airi yg sedari tadi menunduk, mendongak kan wajahnya"Terimakasih papa" ucap Airi
"Ada hal yg lebih penting yg harus kamu tau dari sekedar menemukan pelakunya"
Papa Watanabe menjeda kalimatnya,
"Pelaku tidak berniat untuk menusuk Jihoon, tapi karena Jihoon yg tiba-tiba datang dan memasang badannya saat pelaku ingin menusuk orang itu"
"Menurut pengakuan Hyunsuk sesaat sebelum Jihoon menghilang, dia menerima telfon dan langsung pamit keluar untuk menerima telfon"
"Telfon itu dari seorang wanita.... Karina...mantan pacar Jihoon sewaktu SMA"
"Papa juga tau kamu mengenal wanita itu"Airi berusaha menahan air mata nya agar tak menetes di hadapan papanya, karena melihat putrinya menangis sama dengan dunia sudah berakhir, bisa dipastikan kisah Airi Jihoon tak akan berlanjut. Airi meremas kertas hasil lab tentang berita kehamilannya yg berada di dalam kantong kiri jas dokternya
Papa Watanabe menatap mata putri nya lekat
"Masih ada waktu jika Airi ingin mengakhiri nya"Bagai disambar petir disiang bolong mendengar papanya berucap tentang akhir
Papa Watanabe berdiri dari duduknya dan hendak pergi, Airi mencekal lengan papanya
"Papa, kali ini boleh kah Airi yg menentukan. Setidaknya setelah Airi mendengar nya langsung dari kak Ji setelah siuman nanti"
Airi berlutut dihadapan papa nya
"Tolong jangan lakukan apapun padanya, Airi nggak bisa tanpa dia"Papa Watanabe diam dan pergi. Sepanjang jalan papa Watanabe bergumam "kamu benar-benar mirip mama mu Airi, lalu papa harus apa untuk melindungi mu"
Airi berjalan gontai menuju ruang rawat Jihoon, beberapa saat yg lalu operasi Jihoon telah selesai dan dipindahkan ke ruang rawat.
Karena tidak ingin terlalu di ekspos, mereka sepakat menyewa satu lantai rumah sakit.Airi duduk disisi ranjang rawat Jihoon, dimana tubuh Jihoon penuh dengan selang, termasuk selang oksigen. Airi terus memegang tangan Jihoon dan enggan beranjak dari sana
"Airi makan dulu nak, Airi juga perlu istirahat biar mama yg jaga Jihoon" ucap mama Jihoon saat matahari mulai bersinar tapi Jihoon masih belum menunjukkan tanda tanda akan siuman
"Airi mau disini aja ma"
Sampai dihari kedua, orang silih berganti menjenguk Jihoon, hanya mama Jihoon dan Airi yg tak pernah meninggalkan nya. Airi bahkan menyewa satu lagi tempat tidur disebelah Jihoon, terus menatap Jihoon yg masih enggan membuka matanya