Kantor

1.8K 214 2
                                    

Hari-hari Victor makin cerah setiap saat, tugas kantor Victor yang makin berkurang dan juga Alden yang membuatkan dirinya kopi setiap hari. Victor juga tak segan-segan memberikan senyumnya kepada Alden, jarang sekali orang seperti Victor tersenyum seperti orang gila.

"Ini kopinya Pak" ucap si manis

"Makasih Den, oh iya Den karena saya liat-liat cara kerja kamu bagus dan hasil sesuai dengan harapan saya, saya mau naikin jabatan kamu jadi sekretaris saya mau kan?"

"Eh bapak emang saya layak? Masih banyak yang lebih bagus dari saya"

"Jangan gitu lah Den saya tau kemampuan kamu makanya saya mau angkat kamu jadi sekretaris saya"

"Bukan gitu Pak saya tidak mau karena saya dekat dengan bapak jadi bapak naikin jabatan saya" cicit Alden

"Hahaha enggak kok Den kamu cocok sama saya, saya udah bolak-balik ganti sekretaris gak ada yang cocok terus saya kepikiran kamu, toh saya sudah nyaman sama kamu"

"Kalo gitu saya terima deh pak" ucap Alden malu-malu Victor dapat melihat dengan jelas rona merah di pipi Alden yang terlihat dengan jelas.

"Mulai besok kamu kerja di ruangan ini"

"Eh" kaget Alden

"Eh kenapa Den?"

"Anu pak saya harus seruangan dengan bapak?" Tanya Alden, ia kira ia akan bekerja di ruangan yang sudah disediakan.

"Ya biar lebih enak aja komunikasinya loh Den" sebenarnya sekretaris Victor dulu tidak ada yang pernah seruangan dengan Victor, ini hanya embel-embel saja agar Victor makin dekat dengan Alden.

"Ah gitu pak, emm kalo gitu saya balik dulu ya pak masih ada kerjaan dikit lagi"

"Ok Alden saya tunggu besok, langsung masuk ke ruangan saya aja nanti"

Alden membungkuk dan langsung ngacir keluar, Victor yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu Alden.

Alden ngacir ke tempat dimana Machel dan Ray berada

"Guys gua ada info nih"  ucap Alden

"Apaan Den?"

"Gua besok jadi sekretarisnya pak Victor" jawab Alden dengan semangat

"WAH SERIUS DEN SELAMAT YAAA AKHIRNYA VIDEN GUE" heboh Machel

"SELAMAT DEN, JABATAN LU TINGGI TUH JAN LUPA YE AWAL BULAN TRAKTIRANNYA" Ray tak kalah heboh

Alden yang mendengar ke hebohan sahabatnya ini hanya bisa tersenyum, di hati yang paling dalam ia berterimakasih karena mendapatkan sahabat sebaik mereka.




Langit sudah menggelap waktu untuk pulang kerja sudah tiba. Alden sedang galau untuk memesan taksi online atau tidak karena hari sedang hujan deras pasti biayanya mahal dan juga macet, jika ia menggunakan kendaraan umum akan sangat memakan waktu untuk ke halte terutama Alden sedang tidak membawa payung. Ia mengutuki dirinya karena ia tidak membeli mobil. Bukan karena Alden tidak memiliki uang namun ia terlalu malas untuk mengurus mobil dan mengendarai mobil toh apartemen miliknya tidak terlalu jauh.

Tin tin

Alden melihat sebuah mobil Mercedes hitam yang berhenti di depannya.

"Alden naik" ucap Victor

"Eh gapapa nih pak?"

"Gapapa Alden udah buruan naik"

Alden segera naik ke mobil tersebut tidak lupa ia mengenakan sabuk pengaman.

"Kamu tinggal di mana Den?"

"Oh saya di apartemen xxxx pak"

"Oh deket tuh sama apart saya"

"Iya pak"

Hening seketika, canggung dan tidak ada yang memulai percakapan lagi. Hanya suara musik yang terdengar hingga tidak sadar bahwa sudah sampai di apartemen milik Alden.

"Oh sudah sampai, makasih ya pak"

"Eh bentar Den"

"Ada apa pak?"

Victor membuka dompet miliknya dan mengambil kartu yang entah apalah itu.

"Ini kartu cadangan apartemen saya"

"Loh kenapa di kasih ke saya?"

"Kamu kan sekretaris saya kalo ada apa-apa kamu bisa langsung ke apart saya" Victor lalu menyerahkan kartu itu yang di terima oleh Alden.

"Oh gitu pak kalo gitu saya mau masuk, sekali lagi trimakasih ya pak"

"Iya Alden"

Victor yang melihat Alden sudah masuk ke apartemen miliknya langsung menancapkan gas, Victor sekali lagi berhasil membuahkan satu progres lagi.

Excuse me Mr. Victor? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang