Bar

4.8K 340 1
                                    

Setelan jas yang menawan berwarna coklat tua, rahang yang tegas, bentuk tubuh yang proporsional itu berjalan tegak masuk ke salah satu bar terkenal di Jakarta.

Suara musik yang begitu kencang dengan orang ramai-ramai berdansa, sembari beberapa wanita yang menggodanya tidak membuat dia terpancing. Victor duduk di salah satu kursi bar table tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ucap bartender yang kebetulan sedang kosong orderan.

"Saya mau cocktail yang cocok buat perasaan saya hari ini"

"Ehh, hmmm emang tuan sedang merasakan apa?" Ucap bartender sesopan mungkin karena jujur ini pertama kalinya iya mendapat pesanan seperti itu.

"Saya lagi senang karena saya jadi ceo di perusahaan ayah saya tapi-"
Ucap Victor menggantung

"Tapi kenapa tuan?"



"Saya di tanyain terus sama ayah kapan punya anak"

Ingin sekali rasanya bartender itu tertawa sekencang-kencangnya, seorang calon CEO dengan perawakan yang sangat tampan itu masih di kejar- kejar pertanyaan kapan punya anak.

"Maaf lancang tuan tapi mengapa anda tidak minta ke istri anda?"

"Punya pacar saja tidak apa lagi punya istri"  ucap lesu Victor pasalnya iya tidak peduli dengan menjalin hubungan dengan seseorang karena baginya itu hanya membuang-buang waktu. Dapat di bilang iya gila kerja.

"Ah maaf tuan, kalau begitu saya akan buatkan minuman nya"

Bartender itu lalu mengambil gelas, es, alkohol, dan berbagai macam bahan. Bartender itu mulai mencampurkan bahan-bahan itu ke dalam satu gelas, nanti akan dimasukkan ke shaker yang akan di kocok dengan berbagai macam antraksi yang memukau.

Victor terpana melibat bartender ini sangat semangat mengocok dan menuangkan minuman itu ke dalam gelas.

"Ini tuan semoga cocok dengan perasaan tuan, selamat menikmati"

Victor akhirnya mencoba minuman itu. Ia terkejut ternyata rasa cocktail itu sangat cocok dengan perasaannya. Rasa manis, segar namun masih terasa rasa asam ke pahit yang sulit untuk di artikan.

Victor memerhatikan muka sang bartender yang sedang melayani tamu yang baru datang, iya sedikit tersenyum pasalnya barterder yang melayaninya itu memiliki paras yang imut dengan suara yang halus.

Akhirnya Victor berdiri dan membayar minuman miliknya itu. Dengan segera ia meninggalkan bar tersebut dan menancapkan gas pada mobil sport miliknya. Namun dengan diam diam iya memberikan uang tips untuk bartender imut itu.

Bar sudah di tutup sepuluh menit yang lalu, semua pegawai sedang bersiap-siap untuk pulang. Alden yang sedang membenahi gelas-gelas sembari menunggu temannya selesai.

"Oh iya Den ini tadi kamu di kasih uang tips" ucap Noni memberikan uang itu

"Eh boss"

"Alden udah gue bilang panggil nama aja, gue udah nganggep lu kek adik sendiri"

"Hehe iya non, tapi ini tips dari siapa?" Tanya Alden

"Kenalan gue Den tadi katanya lu bagus makanya di kasih tips"

Alden yang paham hanya mengganggu anggukan kepalanya dan mengambil uang tersebut, mengucapkan trimakasih ke Noni dan langsung pulang ke apartemen miliknya.

Excuse me Mr. Victor? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang