Victor dan Dunianya

1.8K 186 2
                                    

Alden bangun dengan kondisi pusing dan sedikit mual. Alden masih belum sadar jika ada seseorang di sampingnya tengah tertidur dengan nyamannya. Alden pergi ke toilet ingin rasanya ia memuntahkan isi perut akibat alkohol itu.

Alden yang merasa baikan akhira memutuskan untuk keluar dari toilet tidak lupa ia berkaca sebentar. Namun ada yang aneh di bagian lehernya. Alden mencoba menyentuh bekas kemerahan di lehernya. Rasanya aneh ketika Alden melihat kemerahan di kulitnya sangat kontras.

Hug

Alden terkejut ketika dari belakang ada yang memeluk dirinya. Tak lupa orang itu meraba-raba tubuh bagian dada dan perut miliknya. Alden mengangkat kepalanya melihat Victor sedang bermanja ria dengannya.

"Alden kamu udah bangun toh" Victor masih setengah sadar, suara yang serak-serak basah terdengar dengan jelas.

"Ah bapak toh yang bawa saya ke sini"

"Ia Den" ucap Victor yang masih memeluk Alden dengan manjanya.

"Tapi pacar bapak gak marah?"

"Huh Alden ngomong apa sih orang saya gak punya pacar"

"Jadi yang kemarin siapa pak?"

"Kamu kenapa Den cemburu ya?"

"Eh eng-enggak kok pak sa-saya" Alden gagap mendengar pernyataan Victor.

"Gak usah bohong Den, kemarin kamu gak inget ngomong apa?"

Alden mencoba mengingat apa yang terjadi malam itu. Ia menutup matanya mengingat satu persatu memori.

"Saya suka sama bapak"

Alden teringat semuanya, Alden terkejut tentu saja. Ia sedikit mendorong Victor namun Victor tolak dan makin mengeratkan tangannya di pinggang Alden.

"Bapak saya- Alden malu tidak dapat di pungkiri, Alden menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Victor.

"Berarti tanda merah di leher saya itu"

"Iya Den buatan saya"

Alden makin memerah dengan wajah yang makin di tenggelamkan di dada Victor. Bagaimana bisa boss nya ini memberikannya tanda.

"Alden kamu siap-siap ya"

"Mau ke mana pak bukannya hari ini kerja?"

"Udah kamu ikut saya aja" 

Alden mengangguk paham, Victor melepaskan pelukannya.

"Sana mandi, atau mau mandi bareng saya?" Goda Victor

"Ahh bapak keluar saya mau mandi"

Victor yang mendengar itu hanya tertawa geli melihat tingkah lucu Alden. Akhirnya Victor keluar dari kamar mandi.

Victor dan Alden kini sudah di satu restoran. Restoran ini bukan seperti restoran mewah dan elegan namun lebih ke nuansa rumah yang membuat nyaman. Makanan yang di sajika juga sangat lezat dengan bentuk yang dibuat selucu mungkin seperti keluar dari cerita Alice In Wonderland. Alden terkejut dengan interior di restoran ini yang tak kalah lucunya.

Setelah makan dan berfoto Victor mengajak Alden ke bukit yang lumayan menempuh waktu.

Setelah sampai Victor membawa Alden ke salah satu kursi yang terbuat dari kayu dengan hadapan langsung ke arah matahari.

Jam menunjukkan pukul 4 sore lebih tepat di jam tersebut langit berubah menjadi jingga ke kemerahan. Cantik sekali bahkan Alden samakan tak bisa mengalihkan pandangannya dari sunset yang terlalu cantik itu.

Victor diam-diam menggenggam tangan milik Alden. Alden yang merasa sesuatu di tangannya melihat bahwa tangan Victorlah yang sedang menggenggam dirinya.

"Alden kamu tahu bahwa kamu lebih bersinar, lebih cantik, dan lebih indah dari sunset sore ini, kamu bahkan bisa membuatku terpaling dari segala apapun yang menggodaku. Alden sudah lama saya menyimpan rasa ini. Saya tau ini sangat tidak romantis, tapi Alden bagaimana pun hati ini sudah tidak tahan lagi, saya cemburu kamu tertawa, dekat, dan merasa nyaman di dekapan orang. Alden saya tau bahwa dunia punya norma tapi saya punya cinta untuk kamu. Saya rela melakukan apapun demi kamu. Bolehkan saya mengisi hari-harimu, mengisi hatimu, berada di sisimu setiap hari, menjadi tempat kamu bersandar. Alden bolehkah aku menjadi kekasihmu?" Victor tak Isa lagi menahan hatinya. Victor mengeluarkan semua yang ia pikirkan ke Alden dengan pikiran yang dingin tanpa tergesa-gesa.

Victor melihat Alden dengan lekat tak mau ia melepaskan tatapan mata dengan mata itu.

"Bapak saya"

"Panggil saja Victor"

"Victor saya, saya mau" ucap Alden dengan mata yang berbinar hampir saja menangis.

Victor yang mendengar itu langsung memeluk Alden, Alden juga memeluk Victor. Mungkin semesta juga merestui mereka pas sekali matahari berada di tengah-tengah mereka yang sedang bertautan bibir. Mereka berciuman saking membagi kasih sayang dan cinta tanpa adanya rasa napsu. Hanya ciuman ringan yang dapat membuat Alden menangis.

Victor menyeka air mata Alden. Memerhatikan lagi setiap inci wajah milik Alden. Sempurna pikir Victor


"Aku akan selalu mencintaimu Alden"

"Aku juga Victor"

Mereka mengakhiri ini dengan senyuman manis dan tulus.




Belum tamat ya masih ada kelanjutannnya hehehe

Excuse me Mr. Victor? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang