Why? 🔞Taegyu

3.2K 92 0
                                    

Enjoy aj y kawan2
...........................................................
Beomgyu kadang tidak mengerti kenapa dunia begitu membencinya seolah tidak membiarkan dirinya bahagia. Berada dalam keluarga yang begitu kacau membuatnya berada dalam tekanan berat. Ibunya seorang pencandu alkohol dan Ayahnya yang suka sekali berselingkuh dengan banyak gadis membuat rumah Beomgyu terasa seperti neraka dari pada tempat berteduh.

Keduanya juga suka sekali menganiaya Beomgyu ketika keinginan mereka ditolak mentah-mentah olehnya seperti saat ini. Kedua orang tua Beomgyu terlilit hutang besar karena kebiasaan yang mereka lakukan dan keduanya berpikir untuk membayarnya dengan menjual anak mereka satu-satunya kepada rentenir itu.

"Kalian gila menjualku?!"

PLAK

Pipi kiri Beomgyu terasa kram dan panas setelah sang Ayah menamparnya dengan kuat.

"Berhentilah merengek dan jadilah anak berguna untuk saat ini!" kesal sang Ibu sebelum keduanya mengunci dirinya yang terikat di sebuah loteng rumahnya.

***
Beomgyu hanya bisa mengumpat dalam diam ketika dirinya berada di dalam sebuah mobil van berwarna hitam dengan kedua tangannya yang masih terikat oleh tali. Kedua orang tuanya benar-benar tega menjual Beomgyu kepada sang rentenir mafia.

"Ayo turun!" sang pria kekar menarik tali yang mengikat Beomgyu sehingga ia turun dari mobil dengan paksa. Beomgyu merasakan dirinya benar-benar diperlakukan layaknya seekor binatang dari pada manusia atau mungkin di bawah binatang sekali pun.

"Bagaimana?" sebuah deep voice dapat Beomgyu dengar jelas ketika ia dan beberapa orang kekar tadi memasuki sebuah ruangan yang cukup gelam dengan sedikit pencahayaan. "Mereka tidak memberikan uang, tapi menggantikannya dengan ini, Tuan." ujar orang yang menggenggam tali Beomgyu. Bahkan sejak awal Beomgyu sengaja tidak menunjukkan wajahnya karena dia sudah tidak sanggup untuk melihat sekeliling yang mungkin sangat menatap rendah dirinya.
Pemilik deep voice itu menghela nafas berat seolah sudah sering mendapatkan hal semacam ini. "Musnahkan mereka diam-diam, aku tidak suka orang-orang yang seperti itu." perintahnya sebelum menatap ke arah lelaki bersurai merah yang selalu menundukkan kepalanya sejak tadi. "Tuan, dia masih baru, mereka yang mengatakannya."

Sebuah smirk tercetak jelas di wajah itu ketika mendengar penjelasan anak buanhnya yang menggenggam tali Beomgyu. "Bawa ia ketempat biasa dan jangan ganggu aku sampai lusa esok."

"Baik."

Dengan kasar mereka menarik tali Beomgyu membuatnya terasa perih di pergelangan tangan dan juga sedikit tercekik di bagian leher.

***
Beomgyu menghela nafas ketika melihat ruangan aneh yang ia tempati. Ia juga tidak dapat kabur karena tali yang mengikat tangannya di ikatkan di leher ranjang. Kamar yang Beomgyu tempati begitu remang-remang akan pencahayaan dan sepertinya hanya ada ranjang dan juga meja nakas mini di sebelahnya.

Jika di tanya apakah ia takut, tentu saja jawabannya adalah iya! Siapa yang tidak takut dan khawatir berada di ruangan aneh seperti ini dalam keadaan di ikat dan telanjang dada?!

"Sebaiknya aku mati saja." gumam Beomgyu meratapi nasibnya yang tidak baik, bukan berarti dia menyalahi takdir hidupnya hanya saja ia menyalahkan dirinya yang tidak bisa tegas menjalani hidup. Pintu kamar itu terbuka dan menampilkan seulas bayangan seseorang yang perlahan mendekati dirinya.

"Kumohon bunuh saja aku." pinta Beomgyu dengan suara lemah bahkan air mata mulai menetes dari kelopak mata indahnya. Orang itu hanya terdiam sebelum menghela nafas berat. "Kenapa?"

"Bukankah lebih baik aku mati?! Mati karena hidupku yang tidak berguna ini!" ujar Beomgyu sebelum menangis kencang, ia tidak tahu kenapa emosinya begitu tidak stabil saat ini. Orang itu mengukung tubuh kecil Beomgyu kemudian mengecup pelan dahinya. "Ssstttt... Hidupmu bukannya tidak berguna, kau hanya belum menemukannya." bisiknya sambil mengusap pelan air mata yang menggalir di pipi Beomgyu.

"Hiks...benarkah?"

"Benar, semua akan berubah malam ini, itu pun jika kau mau menurut padaku."

Beomgyu terdiam mendengar hal itu, yah walau ada sedikit sisa isakannya. Orang itu mengecup dahi kemudian kedua pipi Beomgyu dengan lembut. "Tenang saja, aku bukanlah orang jahat untukmu." bisiknya lagi, tapi dengan tangannya yang sudah mengusap pelan dada Beomgyu membuat ia merasa geli. "Hem...benarkah?"

"Tentu, kau aman jika bersamaku."

"Baiklah."

"Selanjutnya, mari kita bermain." orang tersebut mulai mengecup bibir indah Beomgyu dengan lembut.

***
Entah bagaimana mereka berdua memulainya, yang jelas sekarang keduanya telah telanjang tanpa sehelai kain apa pun. Tali yang mengikat Beomgyu juga telah terlepas. Beomgyu terus mendesah ketika orang yang mengukungnya memberikan sentuhan aneh terhadapa beberapa titik tubuhnya yang sensitif.

"Ahhhh....stopphhhh..." ia sudah sangat lemas bahkan dalam lubuk hatinya, Beomgyu merasa bersalah karena mau melakukan hal bejad ini dengan orang yang tidak ia kenali. Orang itu terus menjilat dan memberikan pijatan memabukkan pada milik Beomgyu yang sudah mengeluarkan percum.

"Cum!!! Ahhhhh...." karena sudah tidak tahan dengan perlakuan orang tersebut akhirnya Beomgyu mencapai titik kenikmatannya. Sperma miliknya mengotori perutnya sendiri dan juga wajah orang yang telah memanjakannya.

"Hah...ma...af...hah..." ucap Beomgyu terbata-bata karena merasakan kenikmatan setelah dirinya melakukan pelepasan. "Tidak buruk, itu artinya kau sudah siap." ujar sosok tersebut segerah mengangkat kedua kaki Beomgyu dan meletakkan di pundaknya. "Sekarang giliranku." ujarnya yang langsung memasukkan miliknya yang sudah berada di bibir hole Beomgyu dalam sekali hentakan tanpa pemanasan.

"AAAAHKKKK....." Beomgyu mendesah dengan berteriak keras ketika merasakan benda keras tanpa tulang itu masuk ke dalam holenya. Orang tersebut terdiam membiarkan Beomgyu menyesuaikan miliknya yang berada di dalam.

"Bergeraklah." ujar Beomgyu yang sudah terbiasa, tetapi sosok di hadapannya itu tetap terdiam membuat Beomgyu merasa tidak nyaman. "Taehyun, desahkan namaku itu."

"Taehyun?" hanya mendengar suara Beomgyu memanggil namanya ulang sudah membuat sosok bernama Taehyun itu horny. "Ya, desahkan nama itu." Taehyun mulai bergerak maju mundur secara lembut membuat tubuh Beomgyu bergerak sesuai ritme yang Taehyun berikan.

"Ah....ah...ah..." Beomgyu mendesah sesuai dengan ritme yang di berikan oleh Taehyun sampai, "Ahhh....!!! Taehyunnn!" milik Taehyun berhasil menemukan titik kenimatan Beomgyu membuat si manis membusungkan dadanya karena nikmat yang peroleh. "Disana rupanya," Taehyun memeluk Beomgyu. "Desahkan namaku, honey." Taehyun mulai bergerak secara brutal membuag Beomgyu terus mendesah karena memang ia sangat menginginkannya sekarang.

"More Taehyun!!! Ahh...." mendengar namanya terus di desahkan oleh si manis membuat Taehyun semakin bersemangat.

"Taehyunnn!! yesss!!! Ah...."

Sampai akhirnya keduanya saling berpelukan ketika mencapai putih mereka masing-masing. Sperma Taehyun yang menyembur di dalam terasa hangat dan nikmat bagi Beomgyu sedangkan untuk Spermanya sendiri mengotori tubuhnya dan Taehyun.

"Thanks Honey, aku berjanji kau akan lebib baik dari sekarang." ujar Taehyun kemudian menciun bibir Beomgyu dengan panas. Pagutan mereka terputus secara sepihak oleh Taehyun karena ia tahu pasti Beomgyu kelelahan dan juga ia tidak ingin mainan sexnya ini rusak begitu saja seperti yang dulu-dulu.

"Tidurlah."

Beomgyu yang memang sudah kelelahan tidak peduli lagi dengan semuanya termasuk milik Taehyun yang masih bersarang di bawah sana.

***
Taehyun tersenyum lembut ke arah sosok yang menemani malamnya. Baru kali ini ia bertindak lembut seperti tadi terhadap orang lain. Ia menyisir poninya kebelakang dan mengambil ponsel yang berada di meja nakas.

Bereskan keluarga Choi itu tanpa tersisa dan dengan bersih.
Aku tahu mereka pasti akan lari untuk penagihan yang akan datang.

Ia bernafas lega karena sudah mengirim pesan tersebut kepada anak buah kepercayaannya. "Choi Beomgyu sekarang kau milikku seutuhnya." gumam Taehyun sebelum kembali memeluk si manis dan ikut terlelap ke alam kapas.

End
........................................................................

!¡ Ngarai ¡!  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang