21. Biarkan Aku Menggantikan Istrimu.

94.3K 1.7K 318
                                    

Sara terbangun di pagi hari dalam pelukan Fabio, Sara tersenyum melihat Fabio yang masih terlelap. Wajah bantalnya sangat tampan, bulu matanya yang lebat membuat Sara gemas dan rasanya ingin menyentuhnya.

Sara bergerak, menggerakkan tangannya supaya bisa menyentuh bulu mata suaminya itu. Tapi Sara terkejut tiba-tiba mata Fabio terbuka, sejurus kemudian mata tajamnya menusuk dadanya. Jantunganyapun berdebar hebat.

"Menatapku? Papa ganteng ya?" suara ngantuknya membahana. Sedangkan Sara terdiam bengong dengan sikap narsis suaminya.

"Enggak."

Jawaban Sara membuat bibir Fabio terkatub, diam tidak bergerak. Tidak percaya istrinya mengatakan bahwa ia tidak ganteng.

"Masa?" Akhirnya Fabio ingin memastikan.
Wajah polos Fabio membuat Sara gemas lalu akhirnya tertawa. Tubuh Sara bergerak lagi melepaskan diri dari pelukan Fabio.

"Aw aw..." Sara meringis.

Fabio bergerak membebaskan Sara yang semakin sulit bergerak karena perutnya yang sudah benar-benar besar.

"pegel ya?" tanya Fabio.

"Ya, aw... Huh... " Sara masih meringis tapi akhirnya menghela nafas lega karena berhasil meluruskan tubuhnya.

Fabio mengelus perut telanjang Sara, merasakan kehangatannya.

"Anak Papa nyaman di dalam sana?" Fabio bicara pada perut Sara lalu bergerak untuk mencium perut Sara.

"Ya, putramu akan lahir sebentar lagi." Sara menatap telapak tangan Fabio yang besar menyentuh perutnya.

"Aku tidak sabar. "

Fabio kembali mencium perut sara lalu merangkak naik menciumi bibir Sara dengan intens. Memasukkan lidahnya sedalam mulut Sara dan terus mencium tanpa berhenti.

Sara selalu menyukai ciuman suaminya itu, lalu menakup wajah Fabio supaya pria itu lebih fokus terus menciumnya.

Tangan Fabio mulai merayap ke payudara Sara yang semakin membesar dan padat.

"Uuuhhh... " lenguh Sara, ciuman mereka lemas, kini Sara fokus pada tangan Fabio yang sedang sibuk meremas payudara besarnya, tangan yang satunya menyibakkan gaun tidur Sara hingga kelehernya.

"Susu Mama makin besar. Hmmm..."
Fabio meremas-remas payudara Sara, mengagumi puncaknya yang merah dan menyumbul besar.

Fabio menjilati puting Sara, merasakan sedikit rasa gurih karena payudara Sara sudah mengahasilkan asi yang melimpah dan sebentar lagi akan jadi makanan bayinya. Fabio tidak mau kalah ingin menikmatinya terlebih dahulu.

"Aaahhh... Papahhh... "

Sara menggelinjang ketika Fabio benar-benar Menghisapnya dengan kuat sehingga puting Sara semakin mengacung.

"Hmmm... Enak banget Ma susunya." rintih Fabio.

"Itu milik putramu nanti Pa, jangan di isep melulu dong." Keluh Sara manja.

"Bagi sedikit kan nggak pa-pa."
Fabio tidak mau mengalah, dia malah menghisap puting yang satunya lagi bikin Sara jadi gemas pada suaminya itu.

"Oohhh gede Ma... Baru kali ini Papa lihat yang segede ini."

Slurpp slurpp slurpp...
Mulut Fabio berkecipak ketika menyusu pada payudara Sara.

Fabio kembali meremas payudara Sara. Setelah puas Fabio mulai menurunkan celana dalam Sara. Wanita itu pasrah suaminya akan menggaulinya pagi ini.

"Ohhh... Memek Mama udah basah Ma."
Fabio menyentuh lipatan yang sudah berlendir milik Sara. Membelah klitoris Sara dan menjilatnya.

"Auhghhh.... " Sara melenguh sambil mengangkat bokongnya, rasa nikmat menjalar kesekujur tubuhnya. Sara tidak bisa lagi melihat apa yang di lakukan oleh Fabio karena terhalang perutnya yang besar. Tapi ia bisa merasakan apa yang di lakukan suaminya itu.

Suamiku Ayah Sahabatku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang