24. Pagi Fabio

83.9K 1.7K 76
                                    

Karina frustrasi dan sangat marah, dia marah karena tidak berhasil menggoda bosnya. Ternyata bosnya tidak jadi tergoda oleh tubuhnya.

"Apa enaknya sih memasuki wanita berbadan gendut?" sungutnya kesal.

Alih-alih mau menggoda, istri cantiknya yang gendut karena hamil malah muncul bikin dirinya makin insecure saja.

Setelah meninggalkan ruangan Fabio, Karina berjalan menuju pantry, dia butuh air untuk membasahi tenggorokannya. Tapi sial, sesampainya di sana banyak para pegawai pria berkumpul sedang membicarakan wanita seksi.

"Istri bos kita, cantik banget hari ini. " kata salah satunya.

"Sial, lihat bokongnya saja aku orgasme." sahut yang lainnya. Karina meraba bokongnya yang rata tanpa sadar. Ah kenapa bokongnya tidak tumbuh indah seperti milik istri bosnya? Rutuknya.

"Apa lagi nenennya, aku bisa gemuk subur kalau bisa nyusu terus ke dia."
Yang lainnya nyahutin dengan lugas.
Karina segera menunduk melihat payudaranya yang tidak begitu besar.
Jadi memang benar, para pria lebih menyukai wanita berpayudara besar dari pada yang kecil.

"Ga hamil aja bikin nafsu coy, sekarang hamil makin-makin semoknya, njirrr... "
Para pria masih membicarakan tubuh istri bos tanpa memperdulikan perasaan Karina yang sakit karena kekurangannya.

"Bos yang beruntung." komentar mereka lagi.

"Memeknya enak banget pasti, legit."

"Tau dari mana? Pernah lihat emangnya?"

"Nggak sih, buktinya bos kita berhenti jadi playboy setelah nikah sama dia."

"luar biasa memang pesona bu bos."

"Bu Melissa aja udah di lepeh sama dia."

"Itu sih Bu Melissanya aja yang gatal, udah ga perawan."

"Emang bu Sara perawan?"

"Dih, dia udah di ewek dari masih sekolah kali. Pasti masih segelan itu."

"Emang nggak ada yang pengen memperkosa dia gitu, semok begitu, goyangannya pasti mantep tuh."

"Gue ngebayangin kontol gue di isep dia jadinya, sialan. Pasti enak banget."

Tidak berhenti-berhentinya para lelaki membuat hati Karina makin sakit. Apa Sara memang sempurna seperti yang di bicarakan para lelaki ini? Kenapa Ia tidak seksi seperti Sara?

Tidak tahan dengan obrolan mesum para pria, Karina meninggalkan pantry. Ia kembali ke ruangannya lalu memakai cardigan. Lama-lama ruangan rasanya memang dingin. Karina menyesal sudah berpakaian seksi demi menggoda bosnya, tapi malah di tolak.

Sementara di dalam ruangannya, Fabio dan Sara sedang berpacu dalam kenikmatan yang hakiki. Sara duduk di atas meja setengah telanjang, menaikkan gaunnya hingga keatas perutnya. Kedua payudaranya yang besar keluar bergelantungan dengan puncak mengacung ingin di nikmati.

Payudara Sara bergerak-gerak kian kemari tidak beraturan karena di bagian bawah sana Fabio sedang menyodoknya dengan liar seperti biasanya. Fabio tidak melepas pakaiannya, ia hanya menurunkan celananya hingga kelututnya.

"Akkhhh... Enak Ma, caranya gimana sih Ma punya memek enak begini? Legit banget." celoteh Fabio penasaran.

Sara hanya tersenyum miring sambil terus menatap suaminya dengan intens.

"Nggak mungkin cuma di waxing kan?" Fabio makin penasaran.

"Rahasia Mama dong. Yang jelas memang ada caranya."

Suamiku Ayah Sahabatku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang