22. Hanya Sara. 2

82.5K 1.8K 137
                                    

Namun sejujurnya, meskipun awalnya Fabio itu tertarik pada tubuh Karina, pegawai magangnya, tapi ketika Fabio kembali ke rumahnya, ia melihat tubuh Sara jauh lebih indah dan seksi dari pada wanita manapun meskipun dalam keadaan hamil tua.

Payudara Sara lebih besar dan sangat nikmat jika di hisap dan di mainkan. Payudara Karina mungkin tidak akan membuatnya puas bermain.

Fabio mungkin memang membayangkan tubuh Karina ketika bermartubasi tadi, membayangkan tubuh Karina bergoyang-goyang hendak memuaskannya, tapi Fabio tidak yakin apa Karina masih perawan? Apa Karina mampu memuaskannya sampai lemas? Apa bisa squirt dengan hebat seperti istrinya?

Fabio tersenyum smirk membayangkan itu semua, kemudian menggeleng.

"Aku pria setia, aku tidak akan membiarkan jalang manapun melunturkan kesetiaanku. Istriku sangat sempurna."

Fabio bicara sendiri pada cermin setelah mandi. Ia harus memantapkan perasaannya, tidak boleh tergoda, jangan mengggoda dan jangan pernah melihat ke arah wanita lain selain wanitanya.

"Papa ngomong sama siapa?"
Fabio terkejut, malu kepregok istrinya  sedang bicara sendiri.

"Ah hai sayangku, aku baru selesai mandi, kamu cantik sekali sayang, hmmmh... "

Sara mendekat, Fabio meraih pinggang Sara lalu melumat bibir Sara dengan ganas. Sara terkikik manja sembari membalas ciuman suaminya.

"Aku bicara pada cermin sayang."
Kata Fabio akhirnya.

"Kenapa? Ada yang akan kamu hadapi?"

"Ahhh... Enggak juga, perusahaan baik-baik aja kok."

"Oh, makan Yuk!" ajak Sara kemudian.

"Ahhhh sayang, nanti dulu dong, Papa mau masuk dulu, Papa horny banget dari tadi." Fabio mengeluh di raihnya tangan Sara, membujuk istrinya untuk melauani hasratnya.

"Bukannya Mama nggak mau, tapi tadi sore dokter udah bilang kalau Mama di suruh stop berhubungan seks. Kelahiran sudah dekat."

Sara mengelus dada telanjang Fabio, merabanya hingga keperutnya yang kotak-kotak.

"Mama udah ke dokter? Kok Papa nggak di ajak? "

"Mama di ingatkan, dokter akan pergi, jadi mama menemuinya lebih cepat dari jadwal."

"Oh gitu, kandungan kamu nggak pa-pa kan?"

"Nggak pa-pa, bayi baik-baik aja."

"Ahhh syukurlah, Papa khawatir sebenarnya, Papa memasuki Mama kasar banget Ya?"

Fabio mencium leher Sara, mengecupi dengan gemas. Sara terkikik lagi lalu mencium suaminya dengan lembut.

"Mama doyan juga, gimana dong."

"Ahh... Mama... "

Fabio mendorong tubuh Sara dengan lembut ke arah tempat tidur. Tidak peduli Sara yang sedang hamil. Fabio menghujani tubuh Sara dengan ciuman yang dahsyat yang mampu menggelenyarkan tubunyanya.

Daster pendek Sara tersingkap hingga ke pangkal pahanya yang mulus. Fabiopun mengelus dengan sedikit meremas-remas karena gemas.

"Ooohh... Papahhhh.... " Sara merintih membuat Fabio makin bergairah.

"Papa ingin sayang, bagaimana caranya?" keluh Fabio frustasi.

Sara harus memikirkan bagaimana caranya supaya hasrat Fabio terpenuhi, sementara dirinya tidak bisa memuaskannya.

"Apa tidak cukup dengan mulut Mama? Apa harus masuk kedalam memek Mama?" bisik Sara.

"Papa sudah tidak mau menyakiti Mama."

Suamiku Ayah Sahabatku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang