one

1.8K 71 4
                                    

Sudah seminggu sejak Selvia nge kos. Dan sudah seminggu juga, dia kerja di café.

Kring kring kringggg

"Aduhhh... Masih ngantuk."  Bunyi alarm bukan menjadi alasan untuk Selvia memilih bangun dari tidurnya. Tentu saja ia hanya bangun untuk satu hal. Selvia mematikan alarmnya dan kembali tidur.

10 menit kemudian.

"Hoammm.. ngantuk gue."

Pada akhirnya dia bangun juga. Setelah merenggangkan kedua tangannya dan mengucek matanya, ia menoleh ke arah jam yang berdiri diatas nakas samping kasur.

6.45.

15 menit lagi dia masuk sekolah.


"Oh. Baru jam segini." Selvia memang sering telat. Tapi tidak ada yang berani menghukum, bicara bahkan berteman dengannya. Karena, ia salah satu donatur di sekolah dan anak yang paling berandalan di sekolah. Walaupun dia sudah tobat sih. Tapi tetap saja masih garang.

.
.
.

"SELAMAT PAGI, PAK ARI!." Selvia menyapa satpam disekolahnya yang hamper saja jatuh dari duduknya karena terkejut dengan teriakan Selvia. Jam sekolah sekarang menunjukan pukul 7.10.

Tapi ia tetap saja berjalan santai ke kelasnya dan duduk di tempat duduknya. Hanya ada beberapa orang yang mau berteman dengannya. Sahabatnya.

Girandy alias Randy, Airana, cewek yang feminim banget dan juga Milly serta Milo.

"Anjir. Lu sering banget telatnya. Tau diri dong lu. Telat mulu masa." Milly mulai ceramah. Selvia duduk di samping Milly. Guru padahal sudah menerangkan pelajaran saat Selvia masuk kelas tadi.

Tapi namanya Selvia tetap Selvia. Ia hanya menaruh kepalanya diatas meja. "Berisik lu ah," jawab Selvia acuh.

×××××

"Hoammm. Gila. Ngantuk banget gue parah." Selvia tidur di kelas. Lagi. Keempat temannya hanya bisa menggelengkan kepala. Ya mereka omelin Selvia juga tidak didengar oleh yang bersangkutan.

"Sel. Sel. Gila lu. Gue udah gak ngerti lagi deh ama lu. Parah." Randy menggelengkan kepalanya yang hanya dibalas cengiran kuda Selvia.

"Nanti pulang hang out yuk. Bosen nih gue." Milo sengaja berniat meledek Selvia.

"Sialan lu! Lu kan tau gue gak punya duit buat hang out. Ck!" Selvia mendecak sebal. Kalau mengingat kartu kreditnya dan kartu tabungannya yang ditahan mamanya, Selvia jadi kesal sendiri lagi.

"Ye. Itu kan elu. Bukan kita. Siapa suruh lu tawuran terus dulu. Lu yang salah sendiri." Aira yang tadinya diam akhirnya angkat suara sambil terkekeh pelan.

"Sialan lu pada. Gak ada setia kawannya." Selvia pura-pura ngambek.

"Yaelah. Masa gitu aja ngambek sih. Kita kan hang outnya ke cafè tempat kerja elu. Jadi kita bisa ngunjungin elu lha istilahnya." Milo menjelaskan.

"Ihhh.. temen-temen gue baik semua ya. Sayang deh sama kalian." Selvia merentangkan tangan memeluk teman-temannya.

"Sel. Ga bisa napas." Milly melepaskan pelukan Selvia.

"Hehe. Sorry." Selvia nyengir kuda lagi.

"Yauda ah yuk pulang," ajak Selvia.

"Eh. Tunggu. Gue, Milo sama Randy dipanggil ke ruang guru. Lu ke depan aja dulu berdua." Milly berjalan ke ruang guru bersama dengan Milo dan Randy.

Sedangkan Selvia dan Aira pergi ke depan.

Aira tiba-tiba berhenti untuk mengikat tali sepatunya.

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang