WN POV.
Sesuatu yang cukup mengejutkan lagi-lagi terjadi. Luka di lengan Mama memnag tidak terlalu dalam, tapi bukan berarti tidak bahaya. Hanya saja Tuhan masih membantu Mama menghindari hal yang membahayakan nyawanya.
Mama sudah sempat membuka matanya. Dan kalau kalian penasaran kenapa alasan Mama melukai lengannya, jawaban dari Mama adalah, ia ingin mengakhiri hidupnya. Memang sejak perceraiannya dulu sampai kedatangan Foster, Mama memang menunjukkan gejala-gejala depresi. Tapi gue gak tahu kalau sampai separah ini.
"Nak. Makan dulu sana. Biar Papi yang jaga Mama."
Lamunan gue buyar saat Papi menaruh tangannya di bahu gue. Melihat wajah lelahnya, gue tidak bisa berkata apa-apa selain mengikuti kemauan Papi. Gue mengangguk dan pamit untuk pergi ke kantin, sendirian.
###
Author POV.
"So. Gimana? Mau gak? Jalanin hari ini oke? Nanti gue yang kasih tau." Randy sedang bicara dengan Aira, Milly dan Milo.
Mereka hanya mengangguk. Entah apa yang Randy beritahu pada mereka tadi.
Setelah bercakap dan setuju, mereka baru saja keluar dari kamar rawat Selvia dan mau makan di kantin.
"Eh. Tuh si WN." Randy menunjuk ke arah WN.
"Samperin yuk." Milo langsung memberi isyarat untuk mendekati WN.
"Yo. Bro." WN sontak langsung kaget karena Randy menepuk pelan bahu WN.
"Oh. Hai. Kalian abis jenguk Selvia ya?"
"Iya nih. Lu ngapain disini? Kayaknya tadi kita gak liat lu deh di kamar Selvia." Aira mengangguk setuju dengan kalimat Milly barusan.
"Oh. Iya. Gue lagi jagain nyokap gue. Dia soalnya masuk rs." Baik Randy, Aira, Milly maupun Milo hanya mengangguk tanpa ingin bertanya lebih lanjut karena jika dilihat dari raut wajahnya, itu bukan hal yang baik untuk diceritakan.
"Oh. Eh, iya. WN..."
"Milo. Panggil gue Troy aja." Troy memotong ucapan Milo.
"Oke. Troy. Kita mau ngomong sesuatu sama lu."
"Hah? Tentang apaan?"
"Tentang Selvia."
"Selvia? Emang dia kenapa lagi?"
"Selvia gapapa. Cuman. Kita ada misi. Dan ini terlibat sama lu. Oke? Bantuin kita ya?"
"Oke. Emang apa misi nya?" Randy langsung tersenyum senang dan langsung menceritakan rencana nya kepada Troy. Troy hanya mengangguk.
##
"Sellllllllllll." Suara seseorang yang familiar di telinga Selvia.
"Ya Tuhan. Caseyyyyy!!! Kuping gue conge lama-lama." Selvia merenggut kesal. Tidak Kara, tidak Casey, kedua kakak beradik kembar itu memang kompak sekali kalau dalam hal membuat Selvia tuli.
"Yeee. Selow dong. Eh. Gue bawa temen nih. Ini Rain, Lyn, Lita, Natha dan yang ini Theo, cowo gue." Casey langsung menunduk malu saat menyebut nama Theo sebagai cowonya.
"Oh." Selvia hanya oh singkat.
"Lu kok bisa babak belur kayak gini lagi sih? Lu kan lagi itu udah tobat."
Casey menginterogasi."Ck! Sama aja lu kayak Kara." Selvia baru menyadari 1 hal. Kara kan sudah bilang untuk tidak memberitahu Casey dan mama nya kalau Kara pernah kesini.
"Kara? Dia kesini?" Natha langsung angkat suara.
"Hah? Eng-eng-engga. Dia telpon gue. Udah ah. Gue mau tidur dulu." Selvia menjawab dengan sedikit tergagap.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL
Short StoryCerita ini di-PRIVATE, guys. Follow dulu buat baca cerita lengkapnya, 'kay? hihi.. kalo udah follow tetep ga bisa, direfresh dulu yaa.. makasihh cover by: @kamubiru ------------------------------- Yo! Gue, Selviana Bethany. Cewek banget ya namanya...