Angel Without Wings // Jeon JungKook FF

Part 11

"Kau sudah gila?" ucap seorang pria bertubuh subur sambil menggebrak meja di hadapannya.

"Kau tahu kan bahwa semua ini baru awal dari karirmu? Perjalananmu masih panjang, Kook" timpalnya lagi.

"Tapi aku harus bertanggung jawab, PD-Nim. Aku harus menikahi Eun Ji" ucap Jungkook

"Aku tidak melarangmu untuk bertanggung jawab. Aku pun tidak melarangmu untuk menikah. Tapi jangan sekarang Kook. Waktunya tidak tepat."

"Lalu aku harus menyuruh Eun Ji untuk menungguku? Berapa lama? Setahun? Dua tahun? Atau sampai grup ini habis kontrak?"

CEO yang sudah dianggap seperti seorang ayah itu pun hanya mampu diam. Tidak tahu kata apa yang harus dikeluarkan saat ini.

"Jimin Hyung keluar dari grup karena kesalahanku. Lalu hal gila apa lagi yang akan terjadi selanjutnya? Aku tidak bisa fokus dengan karir dan pencapaianku sementara Eun Ji menderita sendirian di masa kehamilannya."

"Kook, percayalah. Eun Ji akan baik-baik saja. Agensi akan membiayai keperluan Eun Ji dan bayinya sampai tiba waktunya kau diizinkan untuk menikahinya." jelas Bang PD Nim dengan nada bicara selembut mungkin.

Ya, memang begitulah Bang Si Hyuk atau Bang PD-Nim. Tidak seperti CEO di luar sana yang hanya memanfaatkan idolnya demi meraih keuntungan, pria berkacamata itu justru memperlakukan para idolnya sebaik mungkin. Maka dari itu, Ia mendapat julukan 'Papa Bear' dari para penggemar grup asal agensinya.

"Kukira kau tidak seperti petinggi agensi di luar sana. Ternyata sama saja. Kau tidak punya hati nurani" ucap Jungkook seraya pergi dari ruangan Bang PD-Nim.

***
Waktu terus berjalan,
Karir Jungkook dan grupnya kian meroket.
Bukan hanya di negara sendiri, melainkan sudah menginjak ranah internasional.
Berbagai penghargaan telah didapat, rangkaian tur konser dunia sudah mulai dijalankan.
Jadwal mereka pun semakin padat.

Mereka tidak lagi memiliki waktu luang untuk bersantai.
Sampai pada suatu waktu,
Jungkook mengalami collapse di tengah aktivitas konsernya.
Ia hampir pingsan karena sesak.
Kondisi kesehatannya pun sedang tidak baik-baik saja.
Bukan rahasia lagi, bahwa member termuda itu memang sedang melakukan program diet. Ia juga sedang melakukan workout untuk membentuk tubuh yang lebih baik. Alih-alih ingin memiliki tubuh yang athletis, Ia justru melupakan pola hidup yang sehat.
Bukan melupakan, tetapi Ia seperti sengaja.
Semenjak pria yang dijuluki golden maknae itu dilarang untuk menikah, Ia seperti sengaja melakukan semua hal yang dilarang oleh pihak agensi.
Salah satunya tato,
Agensi sangat melarang idolnya memiliki tato.
Namun Jungkook sengaja memenuhi tubuhnya dengan tato.

"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Kook" ucap Namjoon.

"Dia bahkan tidak makan apapun beberapa hari ini" tambah V

"Benarkah? Yaa Jungkook-ah, apa yang kau lakukan?!" bentak Jin

"Jangan seperti ini Kook" timpal Jhope.

"Biarkan saja Hyung" sahut Jungkook dengan santai.

"Bang PD-Nim" sapa Namjoon sambil membungkukkan badannya dan diikuti juga oleh member lainnya.

Jungkook membuang pandangannya dan pura-pura tidur.

"Bisa tinggalkan Aku dan Jungkook?" tanya Bang PD

"Ne, yeorobun ayo kita keluar"

"Apa ini termasuk bentuk protes?" tanya Bang PD.

Jungkook tak menjawab.

"Aku terlalu keras padamu ya Kook? Mianhae" ucap Bang PD terkekeh.

Jungkook masih konsisten untuk mogok bicara.

"terkadang Aku heran dengan petinggi agensi di luar sana. Kok bisa ya mempertahankan egonya. Sedangkan idol mereka tertekan dan tidak happy."

"Ada apa Tuan? Apa yang ingin Anda bicarakan? Aku lelah. Ingin istirahat" sahut Jungkook ketus

Bukannya marah, pria bertubuh besar itu justru malah tertawa.

"Sepertinya hanya kau yang berani mengabaikan CEO. Atau mungkin hanya Aku CEO yang terlalu memikirkan perasaan idolnya? Padahal bisa saja aku tidak peduli apakah kalian senang atau tidak. Toh keuntunganku tetap meningkat."

"Tapi aku sadar, kalau Aku tidak bisa seperti itu."

"Mianhae. Sudah membuatmu begitu tertekan. Kau boleh menikahi Eun Ji Kook. Aku tidak akan melarangnya"

Ucapan Bang PD satu itu berhasil membuat Jungkook menoleh pandangannya ke arahnya.
Masih dengan tatapan tidak percaya, Jungkook tertegun pada sosok papa bearnya itu.

"Tapi dengan satu syarat. Ani, dua syarat."

Jungkook masih setia untuk mendengarkan ucapan sang CEO.

"Pertama, jangan sampai kabarnya tersorot oleh media. Bukannya Aku takut karirmu merosot. Tapi menjaga privasi Eun Ji dan anakmu adalah pilihan yang paling tepat menurutku. Dan kedua, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri"

Jungkook terpaku dengan ucapan Bang Si Hyuk. Tanpa disadari, air matanya menetes begitu saja.

"wae? Kau tidak senang?"

Jungkook memeluk erat papa bearnya hingga membuat pria yang tidak lagi muda itu merasa sesak.

"Gamsahamnida." ucapnya disela pelukannya.

"eoh, ne. Tapi otot-ototmu membuatku sulit bernafas"

"Hahaha Si hyuk-ahh saranghaeeee"

Member lainnya pun tertawa ketika ucapan maknaenya terdengar sampai luar ruangan.

"pasti itu ajaran Jin Hyung" goda Namjoon.

Beberapa hari kemudian,
Saat jadwalnya sedang senggang,
Jungkook segera mendatangi rumah Eun Ji.
Dengan senyum yang merekah, serta box kecil berisi cincin, Pria bertato itu berniat untuk melamar Eun Ji dan segera menikahinya.

Namun setibanya di kediaman Eun Ji,
Rumah sederhana itu nampak tak berpenghuni.

"Nona Eun Ji seminggu yang lalu menyusul Tuan Jimin ke Jepang setelah mengalami keguguran" ucap seorang penjaga rumah itu.

"Ne? Keguguran?" tanya Jungkook shock.

"Iya, tuan. Nona Eun Ji mengalami pendarahan hebat. Dia kehilangan bayinya."

Deg!

Bak disambar petir di siang bolong,
Tubuh Jungkook terasa lemah.
Kakinya seperti tidak bertulang.

"Apa aku boleh minta nomer Eun Ji?"

"Maaf Tuan, Nona Eun Ji melarang Saya untuk memberikan nomernya pada siapapun. Termasuk Anda"

Jungkook mengusap rambutnya kasar.
Ia terlihat begitu putus asa.
Disaat Ia telah mendapatkan izin untuk menikah, tapi semuanya sudah terlambat.
Eun Ji pindah ke Jepang, ditambah lagi wanita itu mengalami keguguran.

Jungkook merasa telah menjadi pria paling bodoh di dunia ini.
Ia melampiaskan emosinya di dalam mobil.
Jangan ditanya lagi sekeras apa Ia menangis.
Ia merasa bersalah atas apa yang telah menimpa wanita yang paling dicintainya.

"Maafkan aku Eun Ji" batinnya.