- Yang Tersisa Hanyalah Nafas -

538 47 0
                                        

-Hanya Nafas..

"Sano Manjirou...lu yakin dengan semua ini Takemichi?" Tanya Chifuyu parau

"Oh ayolah jangan diam saja, lu mau ditinggalin lagi sama dia untuk yang ke sekian kalinya?!" Ucapnya sedikit kasar

"Ini bukan urusan lu" Ujar Takemichi tanpa ekspresi

"Setidaknya lu jujur dikit ke gue, ga usah lu simpen semua sendiri chi.." Ujarnya sekali lagi namun hanya mendapat dengusan kesal dari Takemichi

"Chi..maaf gue nyesel....harusnya pengakuan gue ke Mi-

"Bisa diem gak? Gue muak dengan kata kata lo matsuno!" Bentak Takemichi

"Chi.."

"Pergi!" Bentak nya sekali lagi

"Tapi chi.."

"Pergi lu Matsuno Chifuyu!"

__________

Dia berjalan menyusuri lorong mendapati sebuah pemandangan yang sangat dia sesali, teman atau mungkin sahabat terbaiknya kini tengah menangis, memukul kepala nya lagi dan lagi

"Lu bodoh fuyu..harusnya lu ijinin manjirou buat jagain dia
Bukan malah ryuuguji
Lu bodoh
Lu bodoh
Lu bodoh" Teriaknya dengan pergerakan yang sama.

Dia hanya diam mematung, meneteskan air mata lantas melanjutkan langkah tanpa sepatah kata.

Melangkah dan terus melangkah, tanpa arah ,tanpa tujuan...buntu.

"Senyuman Manjirou menghangatkan dan..
dengan bodohnya Hanagaki Takemichi ini berbuat hal yang membuat senyuman itu pudar.."lirihnya diselingi hembusan angin di arah barat.

"Juga dengan bodohnya dia membuat tangis Matsuno Chifuyu pecah..padahal selama ini yang membantu dirinya adalah Chifuyu, hanya Chifuyu" Sambungnya yang masih setia berdiam diri disana.

"Lebih baik mereka menjauh darinya, dia adalah benalu kehidupan, perebut kebahagiaan, pengubah takdir dan segala hal itu dimiliki olehnya..haha" Ujarnya sembari tersenyum getir menatap langit

________

"Dokter!"

"Tolong dia!"

"Kulitnya membiru..!"

Percakapan itu masih terdengar olehnya walau samar

"Akhir kehidupan? Tidak buruk juga"

"Cepat! Kita harus segera menanganinya!"

"Baik dokter!!"

"Sudahlah menyerah saja kalian....ini takdirku"

"Dokter detak jantungnya melemah"
"Apa kau bilang?!"

"Nah..sudah kubilang kan
Menyerahlah.."

"Masih ada harapan..kita tidak boleh menyerah!"

"Baik dok!"

"Dengkal banget mereka, sudah tau gabakal terselmatkan masih aja berusaha mati matian"

"Sedikit lagi.."

"Wah! detak jantungnya kembali normal..syukurlah"

"Hah..syukurlah"

"Membosankan.."

"Harusnya dari awal tidur saja"

•••••

Hening beberapa saat sebelum seorang pria bertubuh kekar masuk ke ruang milik Takemichi

"Hei Hanagaki..apa kabarmu?"

"Bagaimana menurutmu ciuman pertama kita?"

"Sangat menyenangkan bukan?"

"Kenapa hama sepertimu harus datang kemari..itu sangat memuakkan.." titahnya sedikit kasar

"Ayolah Hanagaki, kau harusnya memberikan sapaan hangat pada kekaksihmu ini" Ucap pria itu dengan senyuman lebar

"Jangan mengganggu ketenangan ku, aku mohon Ryuuguji ken." Ujar Takemichi sedikit lemah.

"Sudahlah Hanagaki..pria lemah sepertimu hanya bisa tunduk terhadapku.." Ujarnya penuh kegembiraan

"Bagaimana kalau aku menolak?"

"Teman terdekatmu, kekasihmu semuanya akan musnah.."

Takemichi tersenyum sungging, ia menggaruk tenguknya sembari berkata

"Sekarang yang kupunya hanyalah nafas tidak lebih dari itu, sahabat? kekasih? Lelucon apa lagi yang kau buat, Ryuuguji"

"Kau pikir aku sedang bercanda?" Tanyanya

"Iya..dan candaanmu sangat membosankan kau tau itu garing" Ucap Takemichi yang masih setia memasang ekspresi datarnya

Ryuuguji yang mulai malas dengan suasana itu akhirnya memainkan rambut milik takemichi mendekatkan wajah mereka dan..

"Duh"
Takemichi meludah tepat di depan muka Ryuuguji.

"Brengsek bisa bisa nya!"
Teriak Ryuuguji dengan wajah merah padam penuh amarah

"Tentu saja, kan tinggal meludah" Ucap Takemichi apa adanya

"Bruak!!"

Ryuuguji lantas membantik tubuh lemah milik Takemichi ke lantai ruangan, Takemichi hanya tersenyum kemudian bangkit dari posisi nya
"Kau!"

"Cepat minta maaf padaku!"

"Untuk apa?toh aku tidak merasa bersalah padamu..aneh sekali"

"Prakk!!!"

Ryuuguji melempar vas bunga ke arah Takemichi lantas darah merah segar keluar dari perban yang membalut wajahnya
Takemichi kembali tersenyum.
Kedua kalinya Ryuuguji melemparkan sesuatu lantas

Takemichi masih tetap tersenyum
dia sama sekali tak mengaduh kesakitan
Hanya tersenyum, tersenyum dan pingsan

"Cepat bawa pemuda ini ke markas" pintah ryuuguji kepada salah seorang anggotanya

"Baik lah, tunggu bos..dibelakangmu!

"Tes tes tes"

"Darah mu mengalir loh Dra-ken" Ucap Takemichi dengan tersenyum

"Kenapa wajahmu terkejut...bukannya kau sudah terbiasa dengan darah"
"Atau kau...takut?"

"Dasar brengsek.."lirih Ryuuguji sebelum dia benar benar kehilangan kesadarannya

_______''

Semoga kalian menikmati narasi ini
See u next time

  𝐸𝓃𝒹 - MaitakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang