Otanjobi omedetou

565 49 0
                                    

-Definisi menunggu dan tersakiti- 

Ketika cahaya matahari telah masuk melalui sela sela jendela kamarku, aku terbangun dengan keadaan memicingkan mata.

Hari ini adalah hari terpenting bagiku, segala sesuatu telah kusiapkan hanya untuk hari ini, Hari ulang tahunnya dan kuharap senyum indah itu dapat kusaksikan kembali..
-Manjirou sano-

Kediaman Sano yang begitu sepi, setiap sudut ruangan dipenuhi oleh debu juga suasana hening memenuhi pagi yang cerah itu, dia sendirian membekap wajah dengan tangan mengenang sebuah kebahagiaan yang rusak akibat seseorang yang  datang ke dalam hidupnya sebagai rekan kemudian pergi sebagai musuh, sungguh brengsek namun disisi lain dia juga bodoh karena mempercayai orang itu

"Ryuuguji ken, kau sangat brengsek" ucapnya sembari beranjak dari posisinya saat itu.

------

Langit cerah menyinari, kuncup bunga mulai muncul di sepanjang jalan.

"Huh..."

"Musim semi ya?"
Gumam Manjirou seraya menatap jendela kamar, Dia sedikit menampilkan ulasan senyum tulus, melupakan beribu kenangan pahit yang ada.

25 juni, hari yang paling penting bagi seorang Sano Manjirou, hari kelahiran sang kekasih meski kini tinggal kata tapi dia takkan meninggalkan satu kesempatan penting tuk merayakannya

"Ku Berharap sekali saja...
Melihat senyum manismu kembali....
Meski hanya sedetik sekalipun..
Aku takkan keberatan....Hanagaki"
Lirih Manjirou seraya memeluk bunga yang dia siapkan untuk Takemichi.

                         ***

Dia telah sampai di depan gedung yang sangat tinggi, penuh dengan banyak kamar rawat, bau obat menyengat dan banyak sekali orang berlalu lalang.

Tak peduli dengan tatapan orang sekitar, dia tetap melanjutkan langkah menyusuri lorong satu persatu.

Hingga sampailah pada suatu ruang rawat inap bernomor 32, tangannya sudah bersiap tuk membuka,

ya..benar benar mustahil

Michi bukan milik nya lagi
Bukan miliknya..

Sungguh itulah faktanya

Tidak..tidak mungkin

Dan saat itulah dia melihat sesuatu yang baru, begitu menyakitkan hingga mata ini sudah tak sanggup memandang
Ciuman pertama takemichi telah dilakukan di hari itu bersama

"Ryuuguji ken"

Sungguh realita telah menghancurkan segalanya menyisakan sesak di dada..

Ya ini adalah kehancurannya
Kehancuran dirimu

Sano Manjirou..

Berlari
Dan terus berlari
Tahanlah terus isak tangis yang hendak kau keluarkan
Jangan sampai kau menjadi lemah
Hanya karena seorang

"Hanagaki Takemichi"

Tidak tidak bisa Manjirou tidak bisa
Ini adalah batasannya,
dia sudah terlalu menaruh hati
dia tak dapat lagi menahan
dia sudah berada di ambang batas

Tes...
Tes...
Tes...

Ya..Kau berhak melampiaskan semuanya Manjirou..

Pada dewa langit yang tahu semua masalahmu..

". . ."

                              • • • •

  𝐸𝓃𝒹 - MaitakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang