Part 1

475 16 0
                                    

Aneh tidak sih? Kalau seseorang lemah dalam berkelahi, tiba-tiba digodain preman lalu ditolong gadis cantik.

Wah! Pasti aneh bukan, kejadiannya juga bukan sekali atau dua kali tapi berkali-kali. Apa kalian akan berpikir kalau ini kebetulan? Ku rasa tidak, ini bukan kebetulan.

Kebetulan itu sekali atau dua kali saja bertemu bukan berkali-kali ditolong sama orang yang sama, bersyukur? Tentu saja, siapa yang tidak bersyukur ditolong gadis cantik.

Hingga penolongku, menjadi murid pindahan di sekolahku. Apa ini kebetulan juga? Jika bukan kebetulan, apa maksud semua ini? Kenapa dia seolah melindungiku?

Tapi, aku yakin dia tidak punya niat buruk. Jika dia ingin melukaiku, ngapain dia menolongku sejak awal?

Waktu dia pindah ke sekolahku, dia sekelas denganku di kelas 11. Wah, beruntungnya aku. Hingga kami berteman hingga lama-kelamaan berubah jadi sahabat.

3 bulan mengenalnya, aku diminta dia untuk belajar bela diri. Dia yang mengajariku sepulang sekolah, dia tidak masalah jika aku dan adikku ikut berlatih.

Apa kami menolak? Tidak! Kesempatan ini sangat langkah, kami tentu saja setuju. Kami belajar bela diri darinya, setiap pulang sekolah di rumahku.

Selama itu pula aku selalu menceritakan semua keluh kesah ku, walau belum lama bertemu entah kenapa aku merasa nyaman di dekatnya.

Seorang pelindung menjadi sahabat yang tidak pernah aku pikirkan, hanya saja sulit sekali mendapatkan informasi mengenai dirinya.

Siapa dia? Siapa keluarganya? Apa dia tinggal sendiri? Dan masih banyak hal yang ingin aku tanyakan, hanya saja aku tidak berani bertanya kepadanya.

Cukup dia di sampingku saja sudah membuat aku senang, apa aku boleh egois? Aku tidak ingin kehilangannya, tidak pernah aku merasakan rasa nyaman yang begitu luar biasa.

Hingga tidak terasa kami sudah kelas 12 yang artinya kami akan lulus, jujur aku sedih. Jujur, hubungan kami sangat baik.

Di mana ada dia pasti ada aku, di mana ada diriku pasti ada dia. Satu sekolah sudah tahu kedekatan kami, jika mereka ingin mencari kami tinggal tanya saja mau tanya namaku atau nama dia sama saja.

Sama-sama satu tujuan yang sama, satu hal yang pasti aku tidak tahu apa tujuan dia yang sebenarnya. Hingga aku penasaran, apa dia akan kuliah nantinya? Jawaban dia sungguh membuatku terkejut, dia mengatakan tidak.

Saat di tanya alasan, dia dengan santai mengatakan "Melihat matahari terbit dan terbenam, melihat indahnya malam, bahkan detik pun bisa terjadi, terlebih aku belum tentu bisa hidup selama itu,"

Kata-kata yang membuatku berpikir "Apa dia sakit? Apa dia akan pergi? Apa yang sebenarnya terjadi?" Pertanyaan-pertanyaan yang membuatku pusing, aku tidak berani bertanya apa-apa.

"Saat kamu ulang tahun, kamu akan tahu alasanku. Kenapa aku selalu melindungi kamu? Kenapa aku pindah sekolah? Kenapa aku berkata hidupku sebentar?"

Dia berkata seperti itu seolah tahu kebingungan ku, aku tidak sabar menantikan hari itu tiba, mengenai ulang tahunku bertepatan dengan kelulusan sekolah.

Aku mengadakan pesta yang mengundang seluruh murid di sekolah, walau begitu tetap saja aku kesepian karena orang tua kami sudah meninggal.

Tidak terasa kami sudah lulus, akhirnya waktu yang aku tunggu tiba juga. Sungguh, aku memaki waktu kenapa bergerak begitu lama? Untung saja, hari ini tiba.

Aku dan dia lulus dengan nilai yang luar biasa, dia menjadi juara 1 sedangkan aku menjadi juara 2. Padahal aku selalu juara 1 sebelum dirinya datang, tapi aku tidak kecewa malah aku bangga punya sahabat yang pintar seperti diriku hehe.

Setelah acara kelulusan sekolah, malam harinya barulah mengadakan pesta ulang tahun di rumahku. Pesta begitu meriah, banyak dari mereka yang memberikan ucapan selamat dan kado ulang tahun.

Hanya saja, aku penasaran kenapa dia tidak memberikan aku kado? Saat aku bertanya, dia mengatakan kalau dia akan memberikan kadonya nanti setelah pesta ini berakhir.

Itu artinya, dia akan berlama-lama di sini. Kebahagiaanku bertambah, aku pun mengiyakan perkataan dia. Setelah pesta berakhir, para pelayan membereskan kekacauan dari pesta.

Aku mengajak dia ke ruang tamu, karena rumah ini pasti sepi terlebih para pelayan sibuk membereskan pernak-pernik pesta di halaman belakang.

Tapi dia menolak, dia mengatakan kalau dia harus mengambil kado untukku terlebih dulu. Aku pun mengiyakan, lalu dia pergi dan tidak lama barulah dia kembali dan memberikan kado berwarna biru.

Padahal yang ulang tahun aku, kenapa dia pakai warna kesukaannya? Warna biru, apa karena dia suka langit atau laut? Entahlah, aku tidak ambil pusing.

Sebelum membuka kado, kalian belum tahu namaku bukan? Kenalin namaku Roi Naomi George, aku memiliki satu adik perempuan namanya Reine Shane George.

Sejujurnya nama Roi itu terdengar aneh bagiku, karena arti namanya adalah raja ya walaupun aku memiliki sesuatu yang dimiliki pria tanpa diketahui siapa-siapa kecuali keluargaku saja.

Satu lagi, aku akan memperkenalkan sahabat yang selalu melindungiku namanya Velyn hanya itu yang aku tahu karena nama lengkapnya tidak bisa aku lacak.

Intinya, dia satu-satunya orang yang berhasil menarikku dari dunia yang menurutku gelap, semenjak kepergian orang tua ku hidupku tidak berwarna.

Aku pun memiliki dendam sama orang-orang yang sudah membunuh orang tuaku, makanya aku melatih diri untuk bela diri supaya aku bisa melawan mereka dengan mudah.

Prinsipku, darah ya dibayar darah dan mati dibayar mati. Tidak ada dalam kamusku, aku harus melepaskan dendam. Sampai sejauh ini, aku belum menemukan siapa yang membunuh kedua orang tua ku.

Apa aku menyerah? Tidak! Aku tidak menyerah, sampai ke ujung dunia pun akan aku lakukan untuk membunuh balik orang tersebut ah bukan orang sih lebih tepatnya baj*ng*n.

Mana ada baj*ng*n disebut orang jika mereka saja berani membunuh orang yang memiliki anak dan keluarga, sebenarnya apa salah orang tuaku?

Ah, memikirkannya saja aku sudah pusing dan aku tidak bisa larut dalam kesedihan. Aku membuka kado dia, betapa kagetnya aku melihat isi kado tersebut.

Apa kalian tahu isinya apa? Tas? Pakaian? Ponsel baru? Gelang? Kunci? Atau apa? Kalau kalian jawab salah satu dari yang aku tanyakan, maka itu salah.

Semua itu tidak ada di kadonya, kado ukuran sedang diisi dua benda. Jujur aku kaget, kaget melihat sebuah pistol dan pisau lipat dalam kado tersebut.

Aku tidak tahu lagi, apa maksud dia memberikan senjata dan benda tajam untukku? Shane yang melihatku terkejut jadi bingung, aku tahu adikku kuatir denganku.

Shane yang penasaran langsung melihat isi kadonya, dia juga kaget bahkan mundur beberapa langkah.

TBC...

20. Revenge and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang