Part 4

235 9 0
                                    

Setibanya di kamar Naomi, Shane melihat Naomi duduk di sofa memandangi Velyn. Dia tahu Naomi tidak tega melihat Velyn terluka karena Naomi, tapi balik lagi semua tertutupi dendam.

"Sampai kapan Kakak menyimpan dendam itu?" tanya Shane malas.

"Sampai orang itu terbunuh," balas Naomi datar.

"Kenapa tidak bunuh Kak Ve saja tadi? Kenapa menyiksa dia? Dia tidak salah Kak, dia seperti kita yang tidak tahu apa-apa," tegas Shane untuk menyadarkan Naomi.

Shane menghela nafas saat Naomi tidak membalas perkataan dia, dia tidak masalah untuk terus mengingatkan Naomi berkali-kali atau selama apa pun.

Hanya saja Shane takut, Naomi lepas kendali lagi hingga menyakiti Velyn. Dia tidak mau orang yang dia sayang terluka, walau Velyn bukan kakak kandungnya tapi dia sudah menyayangi Velyn selayaknya kakak kandung.

"Kak, bantu aku bangunin Kak Ve dulu. Dia harus makan sama minum obatnya," perintah Shane, Naomi mengendus kesal.

Ada ya adik suruh kakak? Biasanya kakak suruh adik bukan sebaliknya, Shane yang melihat Naomi kesal hanya terkekeh pelan.

Naomi membangunkan Velyn lembut, Shane yang melihat itu tersenyum senang. Sejujurnya Velyn bukan orang yang susah dibangunkan, ditepuk saja pipi atau pundaknya pelan juga sudah bangun.

Setelah Velyn terbangun, Naomi membantu dia untuk duduk pelan-pelan tanpa mengatakan apa pun. Sehabis itu, Naomi kembali duduk tanpa memperdulikan pandangan Velyn ke arahnya.

Gengsi banget sih, Kak Nao, batin Shane sambil geleng-geleng kepala.

"Kak, makan dulu ya. Baru Kakak minum obatnya, supaya luka Kakak tidak parah," kata Shane lembut, Velyn menatap dia bingung.

Bingung kenapa? Velyn orang yang mereka benci, mereka punya dendam sama keluarga dia, kenapa mereka malah mengobati dia? Kenapa tidak membiarkan dia kesakitan dan mati tersiksa?

"Kenapa mengobatiku? Kalian bisa membiarkan diriku kesakitan dan mati tersiksa tanpa diobati," gumam Velyn yang masih terdengar mereka.

"Intinya makan, aku sudah buat bubur untuk Kakak. Jangan nolak lagi, ayo buka mulutnya Kak biar aku suapin," kata Shane sekaligus perintah.

Velyn awalnya ragu membuka mulutnya tapi dia menatap Naomi yang memberikan dia tatapan tajam, membuat dia takut dan membuka mulutnya menerima suapan dari Shane.

Shane tidak perlu bersusah payah untuk tahu, siapa yang membuat Velyn ketakutan dan memilih membuka mulut? Siapa lagi kalau bukan Naomi, dia sendiri juga takut dengan tatapan tajam Naomi.

Sangat menyeramkan, lebih menyeramkan daripada bertemu hantu. Bisa bayangkan betapa menyeramkan Naomi sampai orang lain dan keluarga saja takut.

Shane terus menyuapini Velyn perlahan-lahan karena dia tahu Velyn tidak bisa makan cepat-cepat, setelah makan barulah dia menyuruh Velyn minum obat dan kembali beristirahat.

"Kak, aku kembali ke kamar ya. Mau istirahat, Kakak juga ya," kata Shane diangguki Naomi.

Shane kembali ke kamar, sedangkan Naomi memandangi wajah damai Velyn yang tertidur. Akhirnya Naomi mengambil kotak P3K lalu mengobati luka Velyn, dia mengobati tanpa membangunkan Velyn.

Setelah mengobati, Naomi kembali menaruh kotak P3K dan membaringkan dirinya di sebelah Velyn untungnya ranjang Naomi sangat besar.

Kenapa harus kamu, Ve? Kalau orang lain sudah ku pastikan mereka mati di tanganku hari itu juga. Maafin aku, Ve, batin Naomi lirih.

Naomi menginginkan ini mimpi buruk yang ingin secepatnya dia bangun, sayangnya ini kenyataan. Perkataan dia tidak sesuai harapan, dia akan senang jika orang yang akan dia bunuh bukan Velyn.

Buat apa Velyn hadir di kehidupan dia, jika dia sendiri yang akhirnya mengantarkan nyawa Velyn. Sejujurnya hati dia menolak untuk menyakiti Velyn, tapi logika dia berbeda.

Dia terlalu larut dalam dendam, dendam yang membuat dia hilang kendali dan memukul Velyn. Sakit? Tentu, hati dia sakit melihat orang yang disayang terluka karenanya.

Apa dia berani melupakan dendam itu? Tidak! Dia tidak bisa melupakan dendam, dia sudah janji akan membunuh siapa saja yang membunuh kedua orang tuanya.

Tapi, dia sangat menyesal. Kenapa dari banyaknya orang yang hidup di dunia ini, harus Velyn yang dia akan bunuh? Kenapa harus Velyn yang memberikan warna dalam hidupnya?

Jujur, Naomi sakit menerima kenyataan ini. Kenyataan yang membuat dia seolah dipermainkan sama takdir kehidupan, bolehkah dia membenci kehidupan ini?

Pusing memikirkan semuanya, Naomi memilih beristirahat. Biarlah hari ini menjadi hari terindah, sekaligus hari menyedihkan untuknya.

Keesokan harinya, Naomi terbangun lebih dulu. Dia mandi dan mulai menyiapkan sarapan untuk bertiga, ya bertiga termasuk Velyn.

Naomi menyiapkan nasi goreng untuk dia dan Shane, bubur untuk Velyn. Dia tidak yakin memberikan Velyn makan nasi dulu, terlebih pukulan yang dia berikan bukan pukulan pelan.

Tidak lama, masakan yang dia buat matang. Dia melihat Shane sudah duduk manis di meja makan, dia geleng-geleng kepala melihat adiknya.

"Bukannya bantuin Kakak, malah duduk di sini," kata Naomi menyindir.

"Ya, maaf Kak. Aku mau bantu gimana? Pas aku turun, masakan Kakak sudah matang," balas Shane membela diri.

"Sudahlah, kita makan lalu kamu kasih Ve makan. Kakak mau keluar," kata Naomi diangguki Shane.

Mereka makan dengan tenang, setelah itu Shane membawa makanan untuk Velyn ke kamar Naomi sedangkan Naomi memilih keluar untuk menenangkan pikirannya.

Setibanya di kamar Naomi, Shane melihat Velyn sudah terbangun. Dia menaruh nampan di meja lalu dia membantu Velyn untuk duduk, untung saja Velyn menyadari kehadirannya kalau tidak sudah kaget.

"Pagi, Kak. Sarapan Yuk, nanti aku bantu Kakak untuk ke kamar mandi," kata Shane ramah.

"Pagi Shan, kenapa kamu masih ramah? Padahal kamu tahu aku anak pembunuh orang tuamu," balas Velyn heran.

"Karena Kakak bukan membunuh orang tuaku, jadi aku malas membuang tenaga menyimpan dendam sama Kakak. Soal Kak Nao, maafin ya Kak nanti dia baik lagi kok," jelas Shane memberi pengertian.

"Tidak apa Shan, dia berhak membenciku," balas Velyn.

"Makan yuk Kak, habis itu minum obat. Sayang loh, kalau tidak makan soalnya ini masakan Kak Nao," kata Shane terkekeh.

Shane terkekeh karena Velyn memasang wajah kaget, gimana tidak kaget kalau orang yang membenci dia malah memasak bubur untuknya?

"Aku suapin ya Kak," lanjut Shane diangguki Velyn.

Shane menyuapini Velyn kembali, Velyn menerima saja tanpa menolak. Setelah makan, dia menyuruh Velyn minum obat lalu membantu Velyn ke kamar mandi.

Untuk pakaian sendiri, tentu saja pakai pakaian Velyn karena Naomi selalu memberikan pakaian baru untuk Velyn jika dia menginap tiba-tiba.

Jadi secara tidak langsung pakaian itu menjadi milik Velyn dan Naomi tidak keberatan akan hal itu, setelah urusan kamar mandi selesai barulah Shane membantu Velyn kembali ke tempat tidur dan menyuruh istirahat lagi.

TBC...

20. Revenge and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang