Part 9

175 11 0
                                    

Gracia terkekeh melihat Velyn kaget, lalu dia menjelaskan kalau Naomi dan Shane tidak di rumah karena mereka sudah pergi dari semalam gara-gara meeting di luar kota. Velyn mengangguk paham, lalu satu sarapan lagi buat siapa?

Dia tahu kalau Velyn kebingungan, dia dengan senang hati menawarkan diri untuk menghabiskan makanan yang tersisa terlebih dia cukup lapar. Velyn tidak masalah, terpenting sarapan habis.

Setelah sarapan, dia mengajak Velyn ke ruang santai untuk mengobrol dan ada beberapa pertanyaan yang harus dia tanyakan ke Velyn.

"Kak, Kakak tidak ada niatan untuk kabur?" tanya Gracia menatap Velyn.

"Tidak Gre, buat apa aku kabur kalau aku sendiri yang menyerahkan diri," balas Velyn santai tanpa berpikir sebelum menjawab toh dia berkata jujur.

"Benar juga," gumam Gracia yang masih terdengar jelas sama Velyn.

"Kak kita keluar yuk," ajak Gracia tiba-tiba.

Apa Velyn menerima ajakan itu? Tidak, dia tidak mau dihukum lagi sama Naomi. Lebih baik dia mati kebosanan daripada dihukum Naomi untuk melayani Naomi di kamar.

"Maaf Gre, aku tidak diizinkan Naomi keluar dari rumah ini apa pun alasannya," tolak Velyn halus.

"Ayolah, Kak," bujuk Gracia berharap Velyn berubah pikiran.

"Maaf Gre, aku tidak bisa. Naomi bisa saja berpikir aku kabur lagi, jika dia tahu aku di luar," jelas Velyn membuat Gracia paham.

Gracia mengambil ponselnya, Velyn yang tahu apa yang mau Gracia lakukan dia langsung menghentikan.

Dia tidak mau menganggu mereka yang meeting di luar kota karena Gracia menelepon mereka, bisa-bisa mereka kurang fokus saat meeting.

Gracia menghela nafas, dia meletakkan ponselnya lalu menatap Velyn kembali. Kali ini dia akan bicara serius, apalagi dia bukan orang yang baru mengenal Velyn.

"Kakak tidak salah, kenapa Kakak bertanggungjawab?" tanya Gracia tiba-tiba.

Velyn diam sejenak, setelah dia tahu arah pertanyaan Gracia barulah dia menjelaskan kalau dia mendapat pesan dari sang Mama sebelum meninggal, supaya dia bertanggung jawab atas keluarganya yang sudah hancur.

"Kakak rela harga diri Kakak diinjak-injak?" tanya Gracia tidak habis pikir dengan jalan Velyn.

"Tidak masalah Gre, harga diriku tidak sebanding rasa sakit Naomi dan Shane saat mereka kehilangan orang tua di usia muda," balas Velyn lirih.

"Sudahlah, aku lapar. Mau makan apa Kak? Biar aku pesan, Kakak tahu sendiri aku tidak bisa masak hehe," kata Gracia mengalihkan pembicaraan.

Kalau Gracia terus bertanya, bukannya mendapat jawaban yang dia mau malah dia akan sedih mendengar penjelasan Velyn yang menyesakan.

"Tidak perlu, aku yang masak. Tunggu bentar ya," balas Velyn lalu beranjak ke dapur.

"Gre bantu ya, Kak," kata Gracia diangguki Velyn.

Tenang saja, persediaan makanan di rumah ini sangat lengkap jadi mereka bisa masak apa saja yang mereka inginkan tanpa pusing-pusing bahan makanan yang mereka butuhkan tidak ada.

Beberapa menit di dapur, akhirnya masakan mereka matang. Mereka membawa makanan ke ruang makan, lalu mereka segera makan bersama.

"Hmm, enak Kak. Masakan Kakak selalu enak," puji Gracia yang selalu merasa puas dengan masakan Velyn.

"Kamu terlalu memuji, Gre," balas Velyn.

"Aku bicara fakta, Kak," tegas Gracia diangguki Velyn.

"Iya, makasih," balas Velyn tersenyum.

"Aku yang seharusnya makasih Kak, karena Kakak masak jadi aku bisa makan enak," kata Gracia dibalas kekehan.

Sehabis makan, mereka meninggalkan piring kotor di sana. Gracia lalu pergi ke kamar Shane sedangkan Velyn memilih bersantai di taman karena dia suka dengan suasana di taman.

Dia tidak sadar kalau dia sudah lama berada di taman hingga hujan deras membuat dia harus berlari ke dalam rumah, sejujurnya dia tidak bisa terkena air hujan sedikit saja itu bisa membuat dia demam.

Dia beruntung Naomi tidak di sini malam ini, bisa-bisa dia dimarahin karena demam. Setibanya di rumah, dia segera mengeringkan bajunya dengan memeras setelah dia ras cukup kering barulah dia masuk ke dalam menuju kamarnya.

Di kamar dia mandi lalu menganti pakaiannya, sedangkan pakaian yang basah sudah dia taruh di cuci sekalian mandi tadi dan dia menaruh di tempat jemuran.

Barulah dia kembali ke kamar, tidak peduli dia melewatkan makan malam. Apalagi kepala dia sudah mulai pusing, jadi dia memilih untuk beristirahat dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke leher.

Gracia yang tahu kalau Velyn belum makan malam, dia segera ke kamar Velyn. Siapa tahu Velyn masih tidur, jadi dia mau membangunkan.

Saat di kamar, dia melihat Velyn yang tertidur lalu dia mendekatinya. Hanya saja dia bingung kenapa muka Velyn begitu pucat berbeda dari sebelumnya, dia menyentuh kening Velyn dan dia sangat kaget.

"Kak, Kakak demam. Kita ke rumah sakit, yuk," kata Gracia kuatir.

Suara Gracia membangunkan Velyn yang belum sepenuhnya terlelap, apalagi kondisi dia yang demam membuat dia kesulitan untuk beristirahat.

"Tidak perlu, Gre. Besok juga sembuh," balas Velyn pelan.

"Sudahlah, aku telepon Kak Mel saja biar Kak Mel kasih obat. Kakak istirahat dulu," tegas Gracia final.

Gracia tahu Velyn tidak terlalu suka rumah sakit, kalau pun dipaksa juga dia butuh waktu lama dan berakhir dengan perdebatan sia-sia.

Daripada hasilnya menyedihkan, mending Gracia menelepon Imel. Dia yakin Imel tidak terlalu sibuk juga di rumah sakit, terlebih prinsip Imel keluarga harus di utamakan.

"Aku tidak apa, Gre," balas Velyn menyakinkan Gracia walau hasilnya nihil.

"Aku maksa," tegas Gracia.

Selalu saja kalah debat, batin Velyn.

Velyn pasrah, dirinya juga pusing. Dia memilih beristirahat membiarkan Gracia menghubungi Imel, Imel yang dihubungi Gracia segera ke rumah Naomi.

Apalagi Imel tahu kalau Naomi dan Shane tidak di rumah, jadi Naomi berpesan ke Imel untuk stand by jika Gracia maupun Velyn tiba-tiba sakit.

Tidak butuh waktu lama, Imel tiba di rumah Naomi. Dia segera ke kamar Naomi, di sana sudah ada Gracia yang duduk di sofa sambil menunggu kehadirannya.

"Siapa yang sakit?" tanya Imel menatap Gracia.

"Kak, Kakak lihat aku sehat 'kan jadi Kakak bisa tebak siapa yang sakit," balas Gracia malas.

Iya juga, batin Imel terkekeh karena pertanyaan bodohnya.

Imel melihat Velyn tidur di kasur Naomi, dia segera menghampiri. Dia melihat wajah pucat Velyn, dia memeriksa dan menghela nafas lega saat tahu Velyn hanya demam biasa.

Imel menuliskan resep dan memberikan ke Gracia, Gracia keluar membawa resep yang Imel berikan.

Tentu saja resep itu akan ditebus sama bodyguard yang berjaga, lagipula buat apa bodyguard kalau tidak bisa disuruh.

"Ve hanya demam, minum obat sama istirahat sudah cukup. Besok juga dia akan membaik, Kakak pulang ya, Gre," kata Imel sekaligus berpamitan.

TBC...

20. Revenge and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang