Part 10

184 12 0
                                    

Gracia mengangguk dan berterima kasih, Imel pulang karena tugas dia sebagai dokter telah selesai terlebih jadwal di rumah sakit tidak ada lagi.

Malam harinya, Gracia merawat Velyn dengan baik. Dia memastikan Velyn makan sampai habis dan minum obat, serta memastikan waktu istirahatnya.

Gracia juga menemani Velyn tidur di kamarnya sampai Velyn benar-benar tertidur, setelah Velyn tidur barulah dia ke kamar Shane.

Perlu diketahui kalau dia lebih suka tidur di kamar Shane, apalagi wangi parfum Shane yang dia sukai.

Jadi, Naomi maupun Shane tidak akan kaget lagi melihat Gracia tidur di kamar Shane terlebih Shane tidak melarang dia untuk tidur di kamarnya membuat dia senang.

Pagi harinya Gracia kaget saat dia melihat Velyn berada di bawah bukannya istirahat di kamar, dia tidak mengerti apa yang ada di pikiran Velyn saat ini.

"Kak, Kakak 'kan ba-" kata Gracia terpotong.

"Aku tidak apa, Gre. Kalian tunggu bentar ya, aku masak dulu," balas Velyn lalu pergi, Gracia menghela nafas.

Shane bukan tidak sadar ada hal mencurigakan, dia akan bertanya ke Gracia nanti karena dia tahu Gracia akan jujur jika dia bertanya hal yang benar-benar terjadi dan Gracia ketahui.

Tidak butuh waktu lama, masakan buatan Velyn matang. Lalu Velyn menyajikan makanan dia ke ruang makan, setelah itu mereka makan bersama.

Velyn makan bareng mereka karena dia tidak diizinkan makan sendiri, jadi mau tidak mau dia harus makan bersama mereka.

Mereka makan dengan tenang, setelah makan Velyn pamit ke kamar sedangkan piring kotor biar pelayan yang urus.

Tiba-tiba Gracia mengajak Naomi dan Shane ke ruang kerja Naomi, baru saja Shane ingin mengobrol dengan dia, sayangnya dia sudah duluan mengajak mereka.

Setibanya di ruang kerja Naomi, Gracia mengunci pintu terlebih ruang kerja Naomi kedap suara jadi apa pun yang mereka bahas tidak terdengar siapa pun.

"Nikahkan Kak Ve secepatnya, Kak. Kak Ve orang baik, jangan Kakak sakiti terus-menerus," tegas Gracia menatap Naomi.

"Kenapa kamu ikut-ikutan Shane?" tanya Naomi malas.

Bukan hanya Shane tapi Gracia juga, dia butuh alasan kuat kenapa kedua anak ini menyuruh dia menikah dengan orang yang dia benci karena dendam.

"Aku bicara fakta, Kak. Jika Kakak nikah sama Kak Ve, aku sangat setuju," balas Gracia.

"Kakak tidak bisa Gre, dia anak musuh Kakak. Dia harus merasakan rasa sakit yang kami alami," bantah Naomi dibalas gelengan Gracia.

Gracia tidak mengerti lagi, kenapa Naomi bersikap kekanak-kanakan seperti ini? Dia saja tahu Shane bisa menyikapi hal ini secara dewasa, melihat sudut pandang berbeda.

"Aku tahu Kak, tapi Kakak pernah bilang sendiri kalau tubuh dia banyak luka. Apa dia bahagia? Tidak Kak, aku yakin dia tidak pernah merasakan kebahagiaan semasa hidupnya.

Ditambah dia harus menanggung beban yang bukan seharusnya dia tanggung, pikirkan gimana perasaan dia, Kak?

Jika Kakak di posisi Kak Ve, apa Kakak mau menanggung beban yang bukan kesalahan Kakak? Pasti tidak mau 'kan, jadi aku mohon Kak sayangi Kak Ve.

Jangan sakiti dia, Kakak tahu aku pernah ajak Kak Ve untuk keluar rumah. Kak Ve bisa saja mengiyakan ajakan aku untuk keluar saat kalian meeting lalu dia kabur.

Tapi jawaban dia apa? Dia menolak, dia tidak mau keluar karena Kakak tidak mengizinkan dia pergi dari sini.

Apa itu tidak membuktikan kalau Kak Ve sangat baik?" jelas Gracia panjang lebar berharap Naomi berubah pikiran.

"Aku setuju dengan penjelasan Gre, Kakak lebih baik menikah dengan Kak Ve. Dari banyaknya laki-laki atau perempuan, Kakak tidak akan menemukan perempuan secantik, selembut, setulus dan sebaik Kak Ve," timpal Shane membantu Gracia membujuk Naomi.

"Perlu Kakak ketahui, Kak Ve demam semalam. Apa dia bilang ke Kakak? Tidak! Dia bahkan melayani kita terutama Kakak dan rela menutupi rasa sakitnya," lanjut Gracia membuat mereka kaget.

Gracia bisa melihat ekspresi kaget dari Naomi, sejujurnya dia senang dengan begitu dia yakin Naomi masih perhatian dengan Velyn.

Sedangkan mereka, mereka menyadari kalau wajah Velyn sedikit pucat hanya saja mereka tidak ada yang bertanya.

"Kak Ve demam, Gre?" tanya Shane kuatir.

"Iya Shan, demam dia baru saja turun pagi ini dan sudah kerja melayani kita," balas Gracia.

"Kenapa tidak bilang?" tanya Naomi datar.

"Kak Ve melarang, dia tidak mau kalian kuatir apalagi kalian baru saja pulang. Aku ingin beritahu tadi, malah Kak Ve potong," balas Gracia sedikit kesal.

Gracia kesal karena dia tidak bisa memberitahu mereka pas sarapan, merka jadi tahu penyebab Velyn memotong pembicaraan Gracia.

Tiba-tiba Naomi bangkit dari duduknya lalu keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun, meninggalkan Shane dan Gracia yang saling pandang.

"Semoga Kak Nao berubah pikiran," kata Shane.

"Aku pun berharap demikian," balas Gracia.

Setibanya di kamar, Naomi melihat Velyn yang anteng duduk di balkon. Dia menghampiri Velyn yang menatap taman dari balkon kamarnya, karena pemandangan balkon kamar dia ke arah taman.

"Kamu demam?" tanya Naomi to the point membuat Velyn kaget.

Asik memandang taman, Velyn tidak menyadari keberadaan Naomi tentu saja dia kaget. Lalu dia menatap Naomi, begitu juga sebaliknya.

"Ti-" kata Velyn terpotong.

"Katakan yang jujur, Ve!" tegas Naomi saat dia tahu Velyn ingin berbohong.

"Maaf," kata Velyn menyesal.

"Kenapa bisa demam?" tanya Naomi lagi.

"Terkena air hujan," balas Velyn jujur.

"Semalam di mana?" tanya Naomi.

Biarlah Naomi dianggap polisi yang mengintrogasi tersangka, karena dia juga kuatir saat tahu Velyn sakit.

"Di taman," balas Velyn, Naomi menghela nafas.

"Aku tidak mengizinkanmu keluar kamar setelah jam 5 sore atau kondisi lagi hujan, paham?" tegas Naomi diangguki Velyn.

"Iya, aku paham," balas Velyn pasrah.

"Bagus, masuk dan istirahat. Jangan keluar dari kamar sampai aku sendiri yang menyuruhmu keluar," tegas Naomi lalu dia meninggalkan Velyn sendiri.

Velyn pasrah, dia tidak mau dihukum Naomi lagi. Dia masuk ke kamar dan beristirahat, dirinya juga sedikit lelah.

Sedangkan Naomi, dia memilih kembali ke ruang kerjanya. Untung saja Shani dan Gracia sudah pergi, jadi dia bisa leluasa di sini untuk memikirkan semua yang telah terjadi.

Shane dan Gracia benar, Ve tidak ada urusannya dengan dendam yang aku buat. Aku akan menikahi dia, maafin aku yang sudah kasar, Ve.

Makasih sudah bertahan sejauh ini, entah kamu sadar atau tidak rasa cinta ini selalu kalah sama dendam miliku.

Aku tidak bisa melihat kamu pergi dari sini, ingin memilikimu seutuhnya makanya aku nekat memberikan hukuman berupa sex.

Aku harap kamu tidak membenciku, Ve, batin Naomi lalu dia menelepon seseorang.

TBC...

20. Revenge and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang