21| Rasa bersalah

834 76 2
                                    

Winter sudah berada dirumah Asa, empat puluh lima menit setelah Asa sampai dirumah. Ia kini sedang membantu bunda memasak didapur, sedangkan Asa sedang berada di meja makan mengamati dua wanita paling berarti dalam hidupnya itu.

"Kamu nggak bantuin?" Winter menoleh pada Asa.

Asa menggelang, "kan, udah ada kamu." Jawabnya.

"Aku, kan, nggak bisa masak sejago kamu, Asa. Bantuin donk. Kayakya ini jatohnya aku cuma ngrecoki bunda deh."

Asa tak berkutik dari meja makan, ia malah menumpukan kepalanya diatas lipatan tangan yang ia letakkan diatas meja makan.

Melihat gelagat Asa seperti itu, Winter menghampiri Asa dengan sebuah pisau yang masih ia genggam, "masih nggak enak badan?" Winter mengacak rambut Asa dengan tangan yang tak menggenggam pisau.

Asa mengangguk pelan. Memang masih ada sedikit rasa lemas yang ia rasakan di tubuhnya.

"Yaudah sana kekamar aja, istirahat. Ngapain malah disini?"

"Disini aja. Pengen liatin kamu sama mama masak."

"Ngapain coba ngliatin, emang kita tontonan? Udah sana, istirahat!"

Asa menggeleng kekeuh.

"Bund, nih anaknya ngeyel. Nggak mau istirahat padahal katanya masih nggak enak badan."

"Istirahat, Asa, kalau bandannya masih kurang fit." Mama Jisoo menoleh kearah tempat Asa duduk.

"Enggak, ma. Disini aja gak papa."

"Kan, kebiasaan ngeyelnya. Sana keatas!" Kata Jisoo dengan nada sedikit ditekan.

"Win, udah sana kamu temenin Asa aja keatas, bunda nggak papa masak sendiri."

"Tapi bund--"

"Udah, ngak papa."

"Kamu tu, ih! Ayok aku temenin keatas, manja banget sih! Kan, kasihan bunda jadi masak sendiri."

Asa menampakkan cengiran tanpa dosa, "yaudah, aku keatas sendiri aja. Kamu lanjutin bantu mama." Asa mengubah posisinya untuk bangkit dari tempat duduknya.

"Dari tadi kek, buang - buang waktu aja buat debat!" Winter memasang wajah sebal yang dibuat - buat.

"Iya, iya. Maaf. Aku keatas, ya,"

"Iya. Nanti kalau udah beres aku samperin ke atas."

Asa mengangguk, kemudian ia berjalan menyusuri tangga untuk naik ke lantai dua. Sedang Winter, ia dengan pisau yang masih ia genggam berjalan kembali ke dapur.

"Lho, kok malah balik kesini?" Jisoo bertanya, pasalnya beliau tadi sudah menyuruh Winter untuk menemani Asa.

"Nggak papa bund, Asa udah mau keatas sendiri kok."

"Oh... Maaf, ya, Winter jadi ngrepotin kamu gini bantuin bunda masak."

"Eh, nggak papa bunda, sekalian ini Winter juga belajar masak ke bunda. Winter, kan, belum begitu jago masaknya kayak bunda."

Mereka melanjutak kegiatan memasak dengan sesekali bersendau gurau.

🦋

Haru & AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang